Jumat, 26 Juli 2013

Ramadhan Kenangan (Part 2)



Presented by Kareen el-Qalamy



Lanjut . . . . .
            Nuansa pedesaan yang asri, nyaman, tenang dan damai. Begitulah yang aku rasakan setelah selang satu minggu sejak penerjuan KKN. Nampaknya aku sudah mulai bersahabat dengan lingkungan alam di sini, Sawah, Girisekar, Panggang. Walaupun hawa dingin sering kali menyergapku, namun itu tidak mengurangi akan ikatan kekeluargaan yang mulai terjalin antara kami, mahasiswa KKN dengan warga setempat.
            Sungguh sangat berbeda dengan apa yang selama ini aku rasakan ketika Ramadhan di rumah. Ramadhan kali ini memang spesial. Apa yang aku rasakan semuanya berbeda. Dari bapak-bapaknya yang ramah, ibu-ibunya yang baik, apalagi remaja dan adik-adik TPAnya lucu-lucu. Terkadang menjengkelkan juga ketika kami mengajar TPA tidak sedikit yang ramai sendiri. Sampai-sampai suara kami dibuat habis oleh mereka karena harus mengkondisikan supaya tenang.
            Di minggu pertama kami masih dalam tahap menganalisis kondisi masyarakat sekitar. Kira-kira apa yang mereka butuhkan. Warga Sawah terkenal dengan mata pencahariannya sebagai seorang petani. Mereka mempunyai banyak ladang. Jenis tanaman pertaniannya saat itu adalah ketela. Maklum memasuki musim kemarau, tanaman yang cocok dan dapat bertahan hidup di tanah gersang tidak ada pilihan lain selain ketela. Maka tidak mengherankan jika hampir setiap rumah pasti terdapat ketela – baik itu yang sudah dikupas kulitnya atau baru saja dicabut dari ladang atau kebun – bertebaran di halaman depan rumah mereka.
            Dari situlah kami berinisiatif membuat program bagaimana agar usaha pertanian ketela mereka maju. Di sisi lain, ternyata mereka masih awam terkait pengolahan ketela. Warga mengolah ketela sebatas diolah menjadi beras ketela, gaplek dan tiwul. Padahal kalau kita melihat di kota, ketela dapat diolah menjadi variasi menu makanan. Oleh sebab itu, kami berinisiatif untuk membuka wawasan masyarakat setempat untuk dapat mengolah ketela lebih variatif lagi. Atau sekaligus dijadikan sebagai peluang bisnis yang menjanjikan.
            Program yang kami buat sangatlah banyak. Mulai dari program individu maupun kelompok. Untuk program individu, ada yang harus berkaitan dengan program studi masing-masing dan ada yang sifatnya bebas. Berhubung program studiku pendidikan matematika, mau tidak mau aku membuat program yang ada kaitannya dengan pendidikan matematika juga. Aku sadar betul salah satu potensi yang harus di bangun di masyarakat Sawah berawal dari anak-anak. Lantas aku muncul ide untuk membuat program yang sasarannya cocok untuk anak-anak. Alhamdulillah, di dusun Sawah sarana pendidikannya lumayan lengkap, ada TK dan SD. Saat itu terbersit dalam benakku membuat program bimbel (bimbingan belajar) khusus matematika untuk anak SD dan membuat alat peraga matematika berupa bangun ruang di SD kelas 5. Untuk program yang sifatnya bebas, aku berinisiatif membuat kelompok pengajian ibu-ibu dan lomba TPA.
            Sedangkan, untuk program kelompok yang paling berkesan saat itu adalah mengenai seminar ketela diiringi dengan lomba masak berbahan dasar ketela dan pengajian akbar memperingati malam Nuzulul Qur’an. Untuk lomba masak dan seminar ketela, kami menjalin kerja sama dengan salah satu restoran ketela di Yogya. Sedangkan, untuk pengajian Nuzulul Qur’annya bisa dibilang sukses karena jumlah peserta pengajian yang hadir sungguh di luar perkiraan. Mengapa? Selain gabungan dari tiga masjid dalam satu dusun, juga kondisi alam yang memang saling berjauhan antara RT satu dengan RT yang lain. Kami mengambil tempat di balai dusun dengan pertimbangan agar tidak menimbulkan kecemburuan antar jamaah masjid. Di samping itu juga sekaligus mengakrabkan antar jamaah di tiga masjid tersebut. Maklum, di desa nuansa ormas Islamnya masih sangat kuat. Satu masjid bernuansakan Muhammadiyah, sedangkan duanya lagi NU.
            Sungguh, sangatlah menyenangkan menjalani hari-hari Ramadhan di Sawah, Panggang, GK. Tidak terasa hampir tiga minggu. Padahal KKN jangka waktunya dua bulan. Itu saja belum terkurangi libur lebaran. Ah...terasa mempunyai tambahan keluarga baru. ..... To be continue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar