Rabu, 29 Desember 2010

21 Kelemahan Gerakan Dakwah Masa Kini

DR. Hisyam At-thalib dalam bukunya "Dalil Attadrib Al-Qiyadi" (The International Institute of Islamic Thought 19995) mengungkapkan 21 kelemahan gerakan dakwah masa ini. Kelemahan-kelemahan tersebut harus diungkap agar para aktivis dakwah dan qiyadahnya menyadarinya dengan hati yang ikhlas dan pikiran yang lapang. 21 kelemahan tersebut adalah hal-hal yang sangat prinsip dan menjadi faktor-faktor kemunduran gerakan Dahwah kalau tidak bisa dikatakan sebagai faktor-faktor kehancurannya.
Melihat dan mengungkap 21 kelemahan tersebut adalah melalui kacamata internal gerakan dakwah itu sendiri dan bukan dari sisi para pengamat dari luar, namun dari pelaku dari dalam gerakan itu sendiri. Diiharapkan, para aktivis gerakan dakwah dan para qiyadahnya menyadari hal-hal tersebut dan pada waktu yang sama siap mengoreksi diri untuk menatap masa depan yang lebih baik dan cerah lagi.
Bagi yang tidak siap melihat kelemahan dalam diri, siapapun dia dan apapun nama gerkannya, bersiap-siaplah menuju kemunduran dan kejumudan. Hanya orang-orang yang berani mengakui kelemahan diri dan kemudian mau merubahnya yang memiliki peluang berkembang dan meraih kesuksesan di masa yang akan datang. Apalagi, masyarakat hari ini sudah mulai cerdas untuk menilai mana yang akan bermanfaat bagi mereka dan mana yang mudharat.
Adapun kelemahan pertama (1) ialah : KEGAGALAN MENERAPKAN SISTEM SYURA
Gerakan Dakwah belum mampu menerapkan sistem syura secara utuh dan sempurna. Situasi dan kondisi yang mendominasi berbagai gerakan dakwah adalah sistem "assam'u wat tho'ah" (dengar dan taat). Memang sebagian qiyadah dakwah selalu menyerukan sistem syura. Namun, disayangkan hanya sebatas teori belaka. Pada tataran prakteknya masih jauh panggang dari api. Debat apakah syura itu mengikat atau tidak, khususnya bagi qiyadah juga masih belum tuntas.
Kita butuh kepada sebuah sistem syura yang mengikat, namun terorganisir dengan baik berdasarkan kaedah-kaedah dan dasar-dasar ilmiyah yang mapan. Sebab itu, perlu keterlibatan sebanyak mungkin orang-orang yang credible dan qualified sebagai anggota majelis syura agar kebijakan dan keputusan yang diambil menjadi lebih dekat kepada kebenaran, demikian juga halnya dengan implementasi kebjikan dan keputusan itu.
Sistem syura yang diamanahkan Al-Qur'an itu perlu dipahami secara pasti, bukan dengan konsep yang remang-remang. Kita harus befikir dan bekerja keras untuk memahaminya dengan baik dan maksimal sehingga sampai kepada kesimpulan yang pasti dan yakin, apalgi kita sekarang hidup di zaman yang serba pasti. (bersambung, insya Alloh)
Senin, 01/11/2010 14:07 WIB /www.eramuslim.com

Minggu, 26 Desember 2010

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DI INDONESIA

A. Pendidikan Matematika Tradisional
Berawal sejak Indonesia terlepas dari penjajahan kolonial, maka mulailah berbenah diri menyusun sebuah program pendidikan untuk rakyatnya. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diletakan sebagai mata pelajaran wajib bagi peserta didik pada setiap tingkatan, mulai dari tingkat dasar, menengah sampai pada tingkatan atas. Pada saat itu matematika lebih memfokuskan pada konsep hitung dan cara menghitung. Materi-materi yang diberikan seakan sudah menjadi konsensus pada masyarakat, sehingga jika ada perubahan-perubahan maka muncullah protes-protes terhadap pendidikan matematika.
Untuk pertama kali yang diperkenalkan kepada siswa adalah bilangan asli dan membilang, kemudian penjumlahan dengan jumlah kurang dari sepuluh, pengurangan yang selisihnya positif dan lain sebagainya. Ada beberapa ciri dalam pendidikan matematika tradisional menekankan pada hafalan daripada pengertian. Sehingga pembelajaran matematika pada masa itu menekankan bagaimana sesuatu itu dihitung bukan mengapa sesuatu itu dihitungnya demikian, lebih mengutamakan kepada melatih otak bukan kegunaan, bahasa/istilah dan simbol yang digunakan tidak jelas, urutan operasi harus diterima tanpa alasan, dan lain sebagainya.
Operasi hitung pada masa itu terfokus pada perkalian, pembagian, penjumlahan dan pengurangan. Proses dimana melakukan ope.rasi hitung mulai dari mendahulukan perkalian kemudian pembagian, penjumlahan dan pengurangan. Namun pada tahun 1974 operasi hitung ini tidak lagi kuat, banyak kasus yang dapat melemahkan pendapat tersebut.
Sedang pada sekolah tingkat menengah materi yang diajarkan adalah Aljabar dan Goemetri bidang. Geometri ini diajarkan secara terpisah dengan Geometri ruang selama tiga tahun. Sedangkan yang diberikan di sekolah menengah atas adalah aljabar, geometri ruang, goneometri, geometri lukis, dan sedikit geometri analitik bidang. Geometri ruang tidak diajarkan serempak dengan geometri ruang, geomerti lukis adalah ilmu yang kurang banyak diperlukan dalam kehidupan sehingga menjadi abstrak dikalangan siswa.
B. Pendidikan Matematika Modern
Pendidikan modern dimulai karena adanya perkembangan teknologi di negara-negara maju yang menyebabkan kurangnya kemampuan orang-orang untuk menangani teknologgi tersebut.
Pendidikan matematika modern di Indonesia resminya dimulai pada tahun 1975 yang disusun untuk menutupi kekurangan dari pembelajaran matematika yang banyak menerapkan hafalan daripada menerapkan pengertian, kontinuitas dan tidak merangsang pemikiran siswa. Adapun karakteristik kurikulum 1975 adalah:
1. Memuat topik-topik dan pendekatan baru. Topik-topik baru yang muncul adalah himpunan, statistik dan probabilitas, relasi, sistem numerasi kuno, penulisan lambang bilangan non desimal.
2. Pembelajaran lebih menekankan pembelajaran bermakna dan berpengertian dari pada hafalan dan ketrampilan berhitung.
3. Program matematika sekolah dasar dan sekolah menengah lebih kontinue
4. Pengenalan penekanan pembelajaran pada struktur
5. Programnya dapat melayani kelompok anak-anak yang kemampuannya hetrogen.
6. Menggunakan bahasa yang lebih tepat.
7. Pusat pengajaran pada murid tidak pada guru.
8. Metode pembelajaran menggunakan meode menemukan, memecahkan masalah dan teknik diskusi.
9. Pengajaran matematika lebih hidup dan menarik.
C. Pendidikan Matematika Masa Kini
Setelah adanya kurikulum 1975 dilanjutkan kembali dengan kurikulum 1980 yang merupakan awal dari pendidikan masa kini. Pada tahun 1980 terjadi lagi revolusi dalam pendidikan matematika di indonesia walau tak sedasyat sebelumnya. Penyebabnya sama yaitu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemudian pada tahun 1984 indonesia meluncurkan kurikulum 1984
. Alasan dalam menerapkan kurikulum baru tersebut antara lain, adanya sarat materi, perbedaan kemajuan pendidikan antar daerah dari segi teknologi, adanya perbedaan kesenjangan antara program kurikulum di satu pihak dan pelaksana sekolah serta kebutuhan lapangan dipihak lain, belum sesuainya materi kurikulum dengan tarap kemampuan anak didik. Dan, cara belajar siswa aktif menjadi karakter yang begitu melekat erat dalam kurikulum tersebut.
Pada kurrikulum inisekolah dasar diberikan materi aritmatika dan menengah atas diberi pembelajaran komputer. Sementara itu langkah-langkah agar pelaksanaan kurikulum berhasil adalah melakukan hal-hal sebagai berikut;
1. Guru supaya meningkatkan profesinalisme
2. Dalam buku paket harus dimasukkan kegiatan yang menggunakan kalkulator dan komputer
3. Sikronisasi dan kesinambungan pembelajaran dari sekolah dasar dan sekolah lanjutan
4. Pengevaluasian hasil pembelajaran
5. Prinsip cara belajar siswa aktif di pelihara terus
Sejak awal dekade tahun 1990an mulai berkembangnya PMR (Pembelajaran Matematika Realistik). Dimana Indonesia bekerja sama dengan Belanda untuk menindak lanjuti metode ini. Menurut Freudenthal matematika sebaiknya diajarkan dengan mengaitkannya dengan realitas sejalan dengan pengalaman murid serta relefan terhadap masyarakat. Bahan pelajaran hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga para siswa berpeluang ‘menemukan kembali’ (’guided re-invention’ ) matematika atau rumusnya. Ini berarti bahwa dalam pendidikan matematika, pusat perhatian bukanlah pada matematika sebagai suatu produk yang siap pakai melainkan pada kegiatan, pada proses mematematisasi.
Lalu dirumuskan ke dalam dua jenis matematisasi : secara vertical dan secara horizontal. Dalam matematisasi horisontal, permasalahan dalam kehidupan sehari-hari (real) berusaha dirumuskan atau diterjemahkan ke dalam bahasa atau rumus matematika. Sedangkan matematisasi vertikal berarti kita bekerja dalam sistem matematika itu sendiri; jadi permasalahan sudah dirumuskan dalam bahasa atau rumus matematika dan diselesaikan secara matematika.
Namun pengertian realistik di sini sering disalahartikan. Pengertian realistik dalam pendidikan matematika realistik bukan hanya karena bahan pelajaran terkait dengan dunia real/nyata tetapi karena tekanannya pada permasalahan yang bagi murid terasa real/nyata. Ini berarti bahwa permasalahan tidak perlu berasal dari dunia nyata tapi juga mungkin dari dunia fantasi tapi dapat dibayangkan oleh siswa. PMR bukan suatu produk yang telah selesai tapi masih banyak ruang untuk berkembang sesuai dengan tuntutan budaya setempat dan jaman.
Kurukulum 1994
Pada tahun 1994 kegiatan metematika internasional begitu marak diadakan, seperti olimpiade-olimpiade matematika. Indonesia juga tidak ketinggalan mengikuti olimpiade namun jarang mendapatkan medali. Karena itulah disusun kurikulum 1994.
Kurikulum ini memiliki kekhasan struktur materi sudah disesuaikan dengan psikologi perkembangan anak, materi keahlian seperti komputer semakin mendalam, model-model pembelajaran matematika kehidupan disajikan dalam berbagai pokok bahasan. Intinya pembelajaran matematika saat itu mengedepankan tekstual materi namun tidak melupakan hal-hal kontekstual yang berkaitan dengan materi. Soal cerita menjadi sajian menarik disetiap akhir pokok bahasan, hal ini diberikan dengan pertimbangan agar siswa mampu menyelesaikan permasalahan kehidupan yang dihadapi sehari-hari.
Kurikulum 2004
Setelah beberapa dekade menjalankan kurikulum 1994, indonesia mengganti kurikulum menjadi kurikulum 2004. Dimana dulu guru yang slalu aktif dalam kegiatan belajar mengajar, seperti menberi materi, contoh dll.
Secara khusus model pembelajaran matematika dalam kurikulum tersebut mempunyai tujuan antara lain;
1. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkankesamaan, perbedaan, konsistensi dan iskonsistensi
2. Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
3. Mengembangkan kemampuan memcahkan masalah
Mengembangkan kewmapuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan.

KEUTAMAAN HIJAB

Penyusun: Abu Sa’id Satria Buana (Alumni Ma’had Ilmi)

Sesungguhnya seorang wanita muslimah akan menemukan bahwa di dalam hukum islam ada perhatian yang sangat tinggi terhadap dirinya agar dapat menjaga kesuciannya, agar dapat menjadi wanita mulia dan memiliki kedudukan yang tinggi. Dan syarat-syarat yang diwajibkan pada pakaian dan perhiasannya tidak lain adalah untuk mencegah kerusakan yang timbul akibat tabarruj (berhias diri) dan menjaga dirinya dari gangguan orang-orang. Syariat Ini pun bukan untuk mengekang kebebasannya akan tetapi sebagai pelindung baginya agar tidak tergelincir pada lumpur kehinaan atau menjadi sasaran sorotan mata dan pusat perhatian.

KEUTAMAAN HIJAB

Pertama, Hijab merupakan tanda ketaatan seorang muslimah kepada Allah dan Rasul-Nya.

Allah telah mewajibkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya berdasarkan firmanNya:

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا مُبِينًا

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al Ahzab: 36)

Allah juga telah memerintahkan para wanita untuk menggunakan hijab sebagaimana firman Allah:

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya.” (QS. An Nuur: 31)

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأولَى

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah.” (QS. Al Ahzab: 33)

وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ

“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri- istri Nabi), Maka mintalah dari belakang tabir. cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (QS. Al Ahzab: 53)

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

“Hai Nabi, Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59)

Kedua, Hijab itu Iffah (Menjaga diri).

Allah menjadikan kewajiban menggunakan hijab sebagai tanda ‘Iffah (menahan diri dari maksiat). Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

“Hai Nabi, Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59)

Itu karena mereka menutupi tubuh mereka untuk menghindar dan menahan diri dari perbuatan dosa, karena itulah Allah menjelaskan manfaat dari hijab ini, “karena itu mereka tidak diganggu.” Ketika seorang muslimah memakai hijabnya dengan benar maka orang-orang fasik tidak akan mengganggu mereka dan pada firman Allah “karena itu mereka tidak diganggu” sebagai isyarat bahwa mengetahui keindahan tubuh wanita adalah suatu bentuk gangguan berupa godaan dan timbulnya minat untuk melakukan kejahatan bagi mereka.

Ketiga, Hijab itu kesucian.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ

“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri- istri Nabi), Maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (QS. Al Ahzab: 53)

Allah subhanahu wa ta’ala menyifati hijab sebagai kesucian bagi hati orang-orang mukmin, laki-laki maupun perempuan. Karena mata bila tidak melihat maka hati pun tidak akan bernafsu. Pada keadaan ini maka hati yang tidak melihat maka akan lebih suci. Keadaan fitnah (cobaan) bagi orang yang banyak melihat keindahan tubuh wanita lebih jelas dan lebih nampak. Hijab merupakan pelindung yang dapat menghancurkan keinginan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya, Allah berfirman:

إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلا مَعْرُوفًا

“Jika kalian adalah wanita yang bertakwa maka janganlah kalian tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah Perkataan yang baik.” (QS. Al Ahzab: 32)

Keempat, Hijab adalah pelindung.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

“Hai Nabi, Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 59)

Kelima, Hijab itu adalah ketakwaan.

يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

“Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (QS. Al-A’raf: 26)

sambung...

Kamis, 23 Desember 2010

Akibat Kata Nanti...Nanti Dan Nanti...

Di antara hal yang dapat membinasakan anak cucu Adam adalah perbuatan menunda-nunda. Orang bijak berkata,
"Barangsiapa yang menanam benih 'nanti', maka akan tumbuh sebuah tanaman bernama 'mudah-mudahan', yang
memiliki buah bernama 'seandainya', yang rasanya adalah 'kegagalan dan penyesalan'."


Jadi, apabila Anda melihat seorang pemuda yang mengatakan, "Nanti, nanti." Maka cucilah kedua tangan Anda dari
dirinya. Ketahuilah bahwa ia nanti akan berganti-ganti tempat.
Anda mungkin pernah mengenal seseorang, yang ketika Anda berkata kepadanya, "Tidakkah kamu menghapal Al
Qur'an?" Ia katakan, "Akan saya hapal nanti, insya Allah." Kalaulah Perang Dunia III berkecamuk, pastilah Al Qur'an
masih belum dihapalnya. Bahkan sampai ia mati pun, Al Qur'an masih belum dihapalnya juga.
Atau Anda berkata kepadanya, "Mengapa Anda tidak sungguh-sungguh belajar?" Ia katakan, "Sekarang masih awalawal
semester, nantilah menjelang mid test." Mid test pun tiba dan ia belum juga mengulangi pelajarannya. Ia kembali
berkata, "Nantilah kalau final test sudah dekat, aku sulit konsentrasi belajar kalau ujian belum di ambang pintu." Ujian
akhir pun tiba, tapi tidak ada yang bisa ia lakukakan selain duduk terpaku memandangi tumpukan buku di hadapannya.
Benar seperti apa yang dikatakan oleh seorang penyair,
“ ÇáúæóÞúÊõ ßóÇáÓøóíúÝö Åöäú áãó úÊóÞúØóÚúåõ íóÞúØóÚúßó “
"Waktu itu laksana pedang, jika Anda tidak memanfaatkannya, maka dia akan menebas Anda."
Disebutkan Ibnu Mubarak—rahimahullah—dalam kitab Az-Zuhd bahwa ada sebagian ulama tabi'in yang berkata, "Ketika
sakaratul maut datang, kata-kata 'nanti' pasti akan membuat kalian menyesal."
Allah mengungkapkan aib musuh-musuh-Nya di dalam Al Qur'an. Firman-Nya:
"Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak
mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka)." (QS. Al Hijr: 3).
Sebagian ahli tafsir mengatakan, "Sebab mereka dulunya selalu menggunakan kata-kata 'nanti'."
Artinya, nanti akan saya lakukan, nanti akan saya hapal, nanti akan saya pelajari. Akhirnya Allah balas mereka dengan
hal serupa.

Senin, 13 Desember 2010

Indahnya Uluran Tangan


Created by Kareen el-Qalamy

Siang begitu terik. Seakan sang mentari mengamuk dengan memancarkan sinarnya yang begitu sangat menyengat. Dedaunan berguguran, ranting-ranting pohon di pinggir jalan sudah kering kerontang seperti mengharap belas kasihan akan turunnya hujan. Tanah-tanah terlihat pecah seperti ingin membelah bumi. Begitulah pemandangan sehari-hari memasuki pertengahan musim kemarau.
Manusia dibuat malas untuk melaksanakan aktivitas. Lebih enak, nyaman dan teduh untuk berada di dalam rumah. Entah itu asyik bercengkrama dengan keluarga atau beristirahat melepas segala kepenatan yang ada, tidur di atas kasur misalnya sungguh merefresh diri sekaligus memanjakan diri. Namun itu tidak berlaku bagi sesosok laki-lak. Laki-lakii yang dilihat dari postur tubuhnya saja menandakan sudah berumur sekitar tiga puluhan ke atas. Mengayuh sepeda usangnya menjajakan es krim demi mengais rezeki untuk menghidupi kebutuhan keluarga.
Memang sangat pas jika hawa yang begitu panasnya menikmati secangkir es krim. Tapi tidak tahu mengapa barang dagangannya masih banyak. Biasanya sekitar jam dua belas ke atas sudah habis. Walaupun langkahnya agak gontai namun itu tidak mengurangi semangat bapak Sabari.
“Pak….Es Pak….!!!”,teriak salah seorang gadis kecil sepertinya sangat menginginkan kesegaran dengan membeli es krim.
“Iya Neng….”,sahut bapak Sabari dengan menghentikan laju sepedanya.
“Mau beli berapa?”
“Seribu Pak…”
“Kenapa gak diborong semuanya saja Neng, tinggal sedikit saja kok…”,pinta pak Sabari.
“Gak ah Pak…Kebanyakan,nanti tidak ada yang makan lagi….”.
“Terima kasih ya Neng….”,sambil menaiki kembali sepedanya. Perjalanan dilanjutkan kembali menyusuri jalan setapak di setiap gang-gang daerah perkotaan yang sangat sempit. Maklum lahan perkotaan sudah padat dengan diddirikannya banyak bangunan. Seperti rumah, pusat perbelanjaan dll.
Sore menjelang, sang surya sudah saatnya beristirahat diperaduannya. Sungguh fenomena yang luar biasa apabila mau menikmati keindahan alam hasil karya dari sang Pencipta. Bapak Sabari telah sampai di gubuknya yang terlihat sangat begitu tua dan rapuh. Di sinilah beliau tinggal beserta dua orang anaknya, Lastri dan adiknya Supri. Ibu mereka telah lama meninggal ketika harus mempertaruhkan nyawa saat melahirkan anak keduanya Supri. Oleh sebab itu mereka sudah terbiasa hidup mandiri tanpa adanya kasih sayang dari seorang ibu. Lastri di usianya yang sudah remaja bisa menggantikan peran sebagai seorang ibu bagi adiknya yang masih kekanak-kanakkan. Sering kali Supri meminta sesuatu dimana orang tuanya tidak bisa menuruti keinginannya.
Namun pak Sabari seorang bapak yang sabar. Apabila menghadapi kenakalan anak keduanya itu. Dengan memberi pengertian dan nasihat sedikit demi sedikit.
“Asyik……Bapak pulang….!!!”,teriak Supri. Anak berusia lima tahun itu langssung berlari menghampiri bapaknya yang sedang menyandarkan sepedanya.
“Wah..wah…wah…anak Bapak yang paling cakep….Ada apa ini sepertinya kok ceria sekali?”.
“Ya jelas senang donk Pak, anak mana yang tidak senang melihat Bapaknya pulang dari kerja seharian,”jawab Lastri sepertinya tidak mau kalah dengan adiknya yang merasakan kegembiraan.
“Kalian dah pada makan belum?, nih Bapak belikan makanan kesukaan kalian, nasi goring…,”sambil menunjukkan bungkusan plastik hitam yang di dalamnya terdapat satu bungkus nasi goreng.
“Hore…..,”sorak mereka serempak. “Bapak kok tumben beliin kita nasi goreng?,”tanya Lastri.
“Iya, alhamdulillah Bapak tadi ada sedikit rezeki tambahan dari hasil penjualan es,”penjelasan dari Pak Sabari sambil membelai-belai rambut Supri yang tengah asyik melahap nasi goreng.
Malam datang menghampiri. Hawa dingin yang merasuk sampai sumsum tulang. Menggigil, itulah yang dirasakan oleh seluruh penghuni rumah bapak Sabari. Rumah yang hanya berdinding bambu dan beralas tanah tidak bisa melindungi penghuni rumah dari terpaan angin malam yang sangat dingin. Untung saja Pak Sabari dan Lastri mempunyai daya tahan tubuh yang baik jadi tidak mudah terserang penyakit. Namun berbeda dengan Supri, dimana ia seorang anak yang kondisi kesehatannya sangat rapuh. Dia menderita penyakit asma dimana penyakit tersebut bisa kambuh sewaktu-waktu apalagi kalau hawa dingin menyerang. Maka dari itu pak Sabari sangat memperhatikan perkembangan kesehatan anak bungsunya itu.


Keesokan harinya pak Sabari kembali ke rutinitas sehari-hari berdagang es krim buatannya. Sebelum fajar menyingsing, beliau sudah sibuk mempersiapkan segala keperluan untuk membuat es krim. Sedangkan Lastri seperti biasa beres-beres rumah dan menyiapkan makanan untuk sarapan. Supri setelah bangun menunaikan sholat Subuh di masjid depan rumah langsung saja dia menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang. Padahal ssudah beberapa kali pak Sabari mengingatkan untuk tidak tidur lagi setelah sholat Subuh tetapi Supri masih tetap saja ngeyel.
“Bapak pergi dulu ya Lastri, jaga rumah baik-baik dan adikmu,Assalamu’alaikum..,”pesan seorang ayah kepada anaknya yang akan ditinggal pergi untuk mencari rezeki.
“Baik Pak,”jawab sang anak sambil mencium tangan sang bapak. Sedangkan si bungsu masih terlelap menikmati tidurnya yang nyenyak.
Kembali menyusuri rute jalan yang tiap hari pak Sabari lalui. Pelan tapi pasti, sambil mengayuh sepedanya dan membunyikan lonceng pertanda bahwa penjual es lewat, mengabarkan kepada warga sekitar siapa bersedia mencicipi kelezatan dan kesegaran es krim rasa vanilla atau cokelat. Tiba-tiba di pinggir jalan dekat pertigaan jalan pak Sabari bertemu dengan seorang anak kecil yang sedang menangis.
“Kenapa Dik, kok menangis?,”tanya Pak Sabari sambil menghentikan laju sepedanya.
“Aku gak bisa pulang Pak….karena main jauh-jauh dan belum pamitan dengan orang tua,”cerita anak itu sambik terisak-isak.
“Tapi adik masih hafal alamat rumahnya kan?,”tanya pak Sabari lebih lanjut.
“Iya Pak masih, tapi pulangnya gimana?Aku gak punya uang lagi….,”jawab anak itu disertai tangisan yang semakin keras.
“Pasti orang tuamu bingung mencari kemana-mana, ini bapak ada sedikit uang cukuplah untuk ongkos perjalanan pulang,” Tapi kalau uaang ini aku berikan, anak-anaku nanti makan apa?Tak apalah…demi menolong sesama, aku yakin Allah pasti akan memberikan jalan rezeki yang lain yang tidak bisa disangka-sangka oleh hamba-Nya,batinku sambil menyodorkan uang.
“Terima kasih banyak Pak….Bapak namanya siapa?,”wajah anak itu mulai tersenyum cerah.
“Sabari, orang-orang disekitar sini lebih sering memanggil saya dengan panggilan pak Sabar,”
“Rumah bapak di mana?,”tanya anak itu selidik lebih lanjut.
“Cuma di sekitar daerah sini kok Dik….,”
Langsung saja anak itu menghampiri bus yang baru saja lewat di depannya setelah memberikan ucapan terima kasih kepada pak Sabari. Lantas Pak Sabari pun juga melanjutkan perjalanan menjajakan es krim walaupun di bawah teriknya sinar sang mentari. Sesekali pak Sabari berhenti untuk berteduh beristirahat di saat lapar dan dahaga melanda. Tidak tanggung-tanggung pak Sabari membawa bekal makanan dari rumah yang memang telah dipersiapkan oleh Lastri. Jadi tidak perlu jajan untuk menghemat pengeluaran. Beristirahat dirasa telah mencukupi untuk mengobati rasa lapar dan dahaga, tiba-tiba ban sepeda Pak Sabari kempes. Padahal dia berhenti pas di jalan dimana pemandangan sekitar hanya ada hamparan sawah terbentang. Mau tidak mau Pak Sabari harus menuntun sepeda entah sampai mana, sampai beliau menemukan tempat bengkel sepeda untuk memompakan sepedanya.
Hari pun kian larut, bengkel juga tidak kunjung beliau temui. Untung saja ada sebuah rumah dan beliau langssung saja mengetuk rumah itu bertujuan untuk meminjam pompa. Beruntung rumah yang beliau sambangi mempunyai pompa. Dengan segera pak Sabari memompa bannya dan ingin pulang dikarenakan hari telah malam .
“Terima kasih Pak atas pompanya,”ucapan terima kasih pak Sabari lontarkan sambil bergegas mengayuh sepedanyaa kembali. Sesampainya di rumah…..
“Assalamu’alaikum….,”sambil mengetuk pintu. Ucapan salam untuk yang ketiga kalinya, belum juga ada sahutan dari dalam. Pada kemana nich anak-anak…?,”pikirku.
Lantas salah seorang tetangga menghampiri pak Sabari.
“Pak, anak-anak Bapak sekarang sedang berada di rumah sakit,”penjelasan dari tetangga itu
“Ya Allah apa yang terjadi dengan anakku?,”banyak sekali pertanyaan yang menggelayuti pikiran Pak Sabari. Bahkan prasangka buruk juga tidak ketinggalan untuk hinggap sehingga membuat diri Paak Sabari khawatir, takut kalau terjadi apa-apa dengan anaknya.
Bergegas ia menuju rumah sakit tempat dimana anaknya dirawat. Berlari dengan wajah penuh kecemasan ia memasuki salah satu lorong dan di situ didapat Lastri sedang menangis sambil memanjatkan do’a.
”Lastri….apa yang terjadi dengan adikmu?,”tanya sang ayah sambil memeluk anaknya yang sedang dirundung kesedihan.“Supri Pak……Asmanya kambuh lagi dan obat yang biasanya dari dokter sudah tidak mempan. Nafasnya semakin laama semakin sesak saja. Atas bantuan dari warga sekitar Supri langsung dilarikan ke rumah sakit ini,”jawab Lastri.
“Sudahlah….Lastri…sabar ya….Allaah tidak akan memberikan ujian kepada hamba-Nya melebihi kemampuannya menyelesaikan ujian tersebut,”Pak Sabari berusaha menenangkan hati putrinya itu. Di dalam benaknya pak Sabari harus memutar otak kemana kiranya dia harus mencari tambahan biaya untuk anaknya itu. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sulit bagi keluarga Pak Sabari.
Pintu kamar dibuka. Lalu keluarlah seorang mengenakan baju putih yang tak lain dan tak bukan adalah dokter yang menangani Supri mengabarkan bahwa keadaan Supri baik-baik saja. Tidak sabar pak Sabari dan Lastri masuk ke kamar inap dimana disana Supri dirawat dengan bantuan alat pernapasan.
“Lastri, biar Bapak saja yang menunggu adikmu. Kamu sebaiknya pulang saja, kasihan kamu kecapekan,”tutur pak Sabari.
Sinar mentari pagi menyapa seluruh penghuni bumi. Supri yang semalam dirawat di ruang ICU sudah bisa dipindahkan di ruang inap biasa. Pak Sabari tidak bisa berjualan demi menemani anaknya itu.
Tiba-tiba terdengar suara orang mengetuk pintu. Setelah dibuka seorang lelaki dan anaknya ditemani Lastri. Ternyata anak itu adalah anak kecil yang dulu pernah ditolong oleh pak Sabari di pinggir jalan. Mereka bermaksud menyampaikan rasa terima kasih, namun setelah mengetahui anak pak Sabari sakit mereka sekaligus menjenguk. “Terima kasih atas kesediaan Bapak untuk menjenguk anak saya,”ucap pak Sabari.
Setelah dirawat selama kurang lebih satu minggu, akhirnya Supri sudah diperbolehkan untuk pulang. Namun pak Sabari belum bisa membayar seluruh biaya rumah sakit. Ketika beliau ingin menanyakan apakah biaya rumah sakitnya bisa dicicil tiba-tiba seorang perawat mengatakan,“ Pak, biaya rumah sakit anak Bapak sudah lunas.”Secara spontan pak Sabari kagetnya bukan main. Lantas siapakah kiranya yang bersedia melunasi biaya rumah sakit itu?Tidak ada yang tahu karena sang dermawan tidak mencantumkan namanya....”Semoga Allah membalas semua kebaikan orang itu, alhamdulillah…..ya Rabb…,”

Segala kenikmatan telah Engkau curahkan
Semua karunia selalu Engkau berikan
Izinkan hamba-Mu untuk selalu mensyukurinya
Terima kasih ya Allah…





Sore hari di temani tetesan air hujan yang membasahi bumi….
Klaten, 10 Juli 2010
KareenTaarie…

Rabu, 08 Desember 2010

Mirisnya Dunia Pendidikan Kita

Presented by Kareen el-Qalamy

Mengamati pendidikan di Indonesia beserta segala permasalahan yang melingkupinya memang tidak ada habis-habisnya. Indonesia yang dulu dijadikan acuan bagi negara tetangga, Malaysia khususnya mengakui keunggulan kualitas pendidikan di Indonesia. Terbukti dengan dikirimkannya beberapa tenaga pengajar untuk belajar di Indonesia. Namun sekarang keadaanya sudah berbalik 1800. Indonesia sudah jauh tertinggal dengan negara tetangga dalam segi pendidikan tentunya.
Entah apa yang mempengaruhi. Banyak sekali faktor yang menyebabkan hal itu. Kita tidak serta merta mengkambinghitamkan pemerintah , walaupun dalam kenyataannya pemerintah juga tidak bisa lepas tangan begitu saja. Permasalahan pendidikan sekarang ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja untuk menyelesaikan mencari solusi terbaik demi perbaikkan. Namun masyarakat juga mau tidak mau harus terlibat di dalamnya.
Peran pemerintah dalam pendidikan sangatlah besar. Terutama dalam hal membentuk dan menentukan sistem pendidikan seperti apa yang akan diberlakukan di Indonesia. Sistem yang akan diberlakukan tentunya melalui beberapa pertimbangan matang dan akurat, dilihat dari landasan psikologis, landasan sosial budaya, landasan, landasan ilmu dan teknologi dan landasan filosofis. Dimana sistem pendidikan itulah yang akan mengantarkan bangsa ini menuju keberhasilan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alenia ke-empat. Salah satunya adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Untuk sementara ini apabila dicermati sistem pendidikan yang ada belumlah sesuai dan belum terbukti keunggulannya untuk mengatasi berbagai problem yang ada. Malah system yang ada menjadi problem tersendiri di dunia pendidikan negara ini. Salah satu system pendidikan yaitu mengenai masalah kurikulum. Permasalahannya kurikulum yang diberlakukan masih sering ganti-ganti, belum ditetapkan secara pasti sekiranya kurikulum seperti apa yang pantas bagi iklim pendidikan di Indonesia.
Selain system pendidikannya yang masih perlu banyak perbaikkan, orang-orang yang berkecimpung di dunia pendidikanpun perlu dibenahi juga. Terutama perbaiikan di bidang akhlak. Jadi mereka-mereka yang terjun langsung khususnya para pendidik tentunya harus memiliki akhlak yang baik terlebih dahulu sebelum mengajarkan ke peserta didik. Karena peserta didik itu akan meniru apa-apa yang ada di pendidik.