Minggu, 26 Desember 2010

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DI INDONESIA

A. Pendidikan Matematika Tradisional
Berawal sejak Indonesia terlepas dari penjajahan kolonial, maka mulailah berbenah diri menyusun sebuah program pendidikan untuk rakyatnya. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diletakan sebagai mata pelajaran wajib bagi peserta didik pada setiap tingkatan, mulai dari tingkat dasar, menengah sampai pada tingkatan atas. Pada saat itu matematika lebih memfokuskan pada konsep hitung dan cara menghitung. Materi-materi yang diberikan seakan sudah menjadi konsensus pada masyarakat, sehingga jika ada perubahan-perubahan maka muncullah protes-protes terhadap pendidikan matematika.
Untuk pertama kali yang diperkenalkan kepada siswa adalah bilangan asli dan membilang, kemudian penjumlahan dengan jumlah kurang dari sepuluh, pengurangan yang selisihnya positif dan lain sebagainya. Ada beberapa ciri dalam pendidikan matematika tradisional menekankan pada hafalan daripada pengertian. Sehingga pembelajaran matematika pada masa itu menekankan bagaimana sesuatu itu dihitung bukan mengapa sesuatu itu dihitungnya demikian, lebih mengutamakan kepada melatih otak bukan kegunaan, bahasa/istilah dan simbol yang digunakan tidak jelas, urutan operasi harus diterima tanpa alasan, dan lain sebagainya.
Operasi hitung pada masa itu terfokus pada perkalian, pembagian, penjumlahan dan pengurangan. Proses dimana melakukan ope.rasi hitung mulai dari mendahulukan perkalian kemudian pembagian, penjumlahan dan pengurangan. Namun pada tahun 1974 operasi hitung ini tidak lagi kuat, banyak kasus yang dapat melemahkan pendapat tersebut.
Sedang pada sekolah tingkat menengah materi yang diajarkan adalah Aljabar dan Goemetri bidang. Geometri ini diajarkan secara terpisah dengan Geometri ruang selama tiga tahun. Sedangkan yang diberikan di sekolah menengah atas adalah aljabar, geometri ruang, goneometri, geometri lukis, dan sedikit geometri analitik bidang. Geometri ruang tidak diajarkan serempak dengan geometri ruang, geomerti lukis adalah ilmu yang kurang banyak diperlukan dalam kehidupan sehingga menjadi abstrak dikalangan siswa.
B. Pendidikan Matematika Modern
Pendidikan modern dimulai karena adanya perkembangan teknologi di negara-negara maju yang menyebabkan kurangnya kemampuan orang-orang untuk menangani teknologgi tersebut.
Pendidikan matematika modern di Indonesia resminya dimulai pada tahun 1975 yang disusun untuk menutupi kekurangan dari pembelajaran matematika yang banyak menerapkan hafalan daripada menerapkan pengertian, kontinuitas dan tidak merangsang pemikiran siswa. Adapun karakteristik kurikulum 1975 adalah:
1. Memuat topik-topik dan pendekatan baru. Topik-topik baru yang muncul adalah himpunan, statistik dan probabilitas, relasi, sistem numerasi kuno, penulisan lambang bilangan non desimal.
2. Pembelajaran lebih menekankan pembelajaran bermakna dan berpengertian dari pada hafalan dan ketrampilan berhitung.
3. Program matematika sekolah dasar dan sekolah menengah lebih kontinue
4. Pengenalan penekanan pembelajaran pada struktur
5. Programnya dapat melayani kelompok anak-anak yang kemampuannya hetrogen.
6. Menggunakan bahasa yang lebih tepat.
7. Pusat pengajaran pada murid tidak pada guru.
8. Metode pembelajaran menggunakan meode menemukan, memecahkan masalah dan teknik diskusi.
9. Pengajaran matematika lebih hidup dan menarik.
C. Pendidikan Matematika Masa Kini
Setelah adanya kurikulum 1975 dilanjutkan kembali dengan kurikulum 1980 yang merupakan awal dari pendidikan masa kini. Pada tahun 1980 terjadi lagi revolusi dalam pendidikan matematika di indonesia walau tak sedasyat sebelumnya. Penyebabnya sama yaitu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemudian pada tahun 1984 indonesia meluncurkan kurikulum 1984
. Alasan dalam menerapkan kurikulum baru tersebut antara lain, adanya sarat materi, perbedaan kemajuan pendidikan antar daerah dari segi teknologi, adanya perbedaan kesenjangan antara program kurikulum di satu pihak dan pelaksana sekolah serta kebutuhan lapangan dipihak lain, belum sesuainya materi kurikulum dengan tarap kemampuan anak didik. Dan, cara belajar siswa aktif menjadi karakter yang begitu melekat erat dalam kurikulum tersebut.
Pada kurrikulum inisekolah dasar diberikan materi aritmatika dan menengah atas diberi pembelajaran komputer. Sementara itu langkah-langkah agar pelaksanaan kurikulum berhasil adalah melakukan hal-hal sebagai berikut;
1. Guru supaya meningkatkan profesinalisme
2. Dalam buku paket harus dimasukkan kegiatan yang menggunakan kalkulator dan komputer
3. Sikronisasi dan kesinambungan pembelajaran dari sekolah dasar dan sekolah lanjutan
4. Pengevaluasian hasil pembelajaran
5. Prinsip cara belajar siswa aktif di pelihara terus
Sejak awal dekade tahun 1990an mulai berkembangnya PMR (Pembelajaran Matematika Realistik). Dimana Indonesia bekerja sama dengan Belanda untuk menindak lanjuti metode ini. Menurut Freudenthal matematika sebaiknya diajarkan dengan mengaitkannya dengan realitas sejalan dengan pengalaman murid serta relefan terhadap masyarakat. Bahan pelajaran hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga para siswa berpeluang ‘menemukan kembali’ (’guided re-invention’ ) matematika atau rumusnya. Ini berarti bahwa dalam pendidikan matematika, pusat perhatian bukanlah pada matematika sebagai suatu produk yang siap pakai melainkan pada kegiatan, pada proses mematematisasi.
Lalu dirumuskan ke dalam dua jenis matematisasi : secara vertical dan secara horizontal. Dalam matematisasi horisontal, permasalahan dalam kehidupan sehari-hari (real) berusaha dirumuskan atau diterjemahkan ke dalam bahasa atau rumus matematika. Sedangkan matematisasi vertikal berarti kita bekerja dalam sistem matematika itu sendiri; jadi permasalahan sudah dirumuskan dalam bahasa atau rumus matematika dan diselesaikan secara matematika.
Namun pengertian realistik di sini sering disalahartikan. Pengertian realistik dalam pendidikan matematika realistik bukan hanya karena bahan pelajaran terkait dengan dunia real/nyata tetapi karena tekanannya pada permasalahan yang bagi murid terasa real/nyata. Ini berarti bahwa permasalahan tidak perlu berasal dari dunia nyata tapi juga mungkin dari dunia fantasi tapi dapat dibayangkan oleh siswa. PMR bukan suatu produk yang telah selesai tapi masih banyak ruang untuk berkembang sesuai dengan tuntutan budaya setempat dan jaman.
Kurukulum 1994
Pada tahun 1994 kegiatan metematika internasional begitu marak diadakan, seperti olimpiade-olimpiade matematika. Indonesia juga tidak ketinggalan mengikuti olimpiade namun jarang mendapatkan medali. Karena itulah disusun kurikulum 1994.
Kurikulum ini memiliki kekhasan struktur materi sudah disesuaikan dengan psikologi perkembangan anak, materi keahlian seperti komputer semakin mendalam, model-model pembelajaran matematika kehidupan disajikan dalam berbagai pokok bahasan. Intinya pembelajaran matematika saat itu mengedepankan tekstual materi namun tidak melupakan hal-hal kontekstual yang berkaitan dengan materi. Soal cerita menjadi sajian menarik disetiap akhir pokok bahasan, hal ini diberikan dengan pertimbangan agar siswa mampu menyelesaikan permasalahan kehidupan yang dihadapi sehari-hari.
Kurikulum 2004
Setelah beberapa dekade menjalankan kurikulum 1994, indonesia mengganti kurikulum menjadi kurikulum 2004. Dimana dulu guru yang slalu aktif dalam kegiatan belajar mengajar, seperti menberi materi, contoh dll.
Secara khusus model pembelajaran matematika dalam kurikulum tersebut mempunyai tujuan antara lain;
1. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkankesamaan, perbedaan, konsistensi dan iskonsistensi
2. Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
3. Mengembangkan kemampuan memcahkan masalah
Mengembangkan kewmapuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar