Senin, 29 Juli 2013

Nikah Dini or Free Sexs ???



Presented by Kareen el-Qalamy



             Pernikahan dini...
            Bukan cintanya yang terlarang...
            Namun waktu saja belum tepat...
            Merasakan semua...

            Saya yakin, pembaca semua tidak asing dengan satu bait syair di atas. Apalagi bagi Anda yang sering menonton televisi. Salah satu – yang saya temui – stasiun televisi swasta sering sekali menampilkan iklan yang intinya menganjurkan untuk tidak melakukan pernikahan dini, akan tetapi melakukan pernikahan ideal dimana masing-masing pasangan telah memenuhi kriteria usia ideal untuk menikah.
            Saya sempat tergelitik juga, sehingga ingin menuliskannya di sini. Khususnya yang berkaitan dengan free sexs. Atau dalam bahasa Indonesianya dikenal dengan istilah pergaulan bebas. Mencuplik dari isian kultum saat tarawih, sang ustadz yang notabene bekerja di kantor Pengadilan Agama mengabarkan bahwasannya sampai saat ini dalam catatan Pengadilan Agama Yogyakarta telah terdapat sebanyak 40 pasangan yang menikah dini di Kabupaten Kota Yogya. Itu belum dibandingkan dengan kabupaten lain yang ada di DIY, seperti kabupaten Bantul, Kulonprogo dan Gunung Kidul. Jika dibandingkan dengan dengan kabupaten lain, angka tersebut masih kalah. Justru di daerah Bantul, Kulonprogo apalagi GunungKidul lebih tinggi jumlahnya.
            Bagi para orang tua sudah semestinya timbul kekhawatiran terhadap putra-putrinya yang mau menginjak dewasa. Secara otomatis harus bisa meningkatkan pengawasan terhadap pergaulan anak-anaknya. Selain itu juga semakin memperbesar porsi perhatian ke anak agar anak tidak kekurangan kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya. Karena kalau sampai anak kekurangan cinta dan kasih sayang dari orang tuanya, bisa-bisa mereka melampiaskan kepada hal-hal yang negatif dengan tujuan agar mereka bisa mendapatkan perhatian.
            Padahal, pemuda adalah tiang negara. Apa jadinya masa depan negara ini jika kondisi peemuda dan remajanya sudah bobrok? Kelak, mau tidak mau di tangan para pemudalah yang akan menggantikan posisi-posisi strategis (kekuasaan) di negara ini. Tidak bisa dibayangkan jika kelak negara ini dipimpin oleh orang-orang yang rusak akhlaknya.
            Namun, di sisi lain terkait dengan program pemerintah kalau dipikir dengan melihat kondisi real masyarakat sekarang sangatlah tidak sesuai. Di satu sisi pemerintah menganjurkan masyarakatnya untuk tidak melakukan pernikahan dini. Akan tetapi di sisi lain, seiring dengan perkembangan teknologi dan media yang begitu pesat – seakan-akan pemerintah tidak kuasa membendungnya – masuklah budaya Barat salah satunya free sexs.
Sungguh tidak sinkron, para remaja diminta untuk menjaga pergaulan dengan menahan diri untuk tidak nikah dini, akan tetapi remaja sendiri hampir setiap mata memandang tidak terlepas dari tontonan yang menyuguhkan syahwat, istilah populernya tontonan porno. Entah itu lewat media cetak, media elektronik sampai jejaring sosial. Tak ayal jika banyak remaja yang tidak bisa mengendalikan nafsunya lantas melakukan perbuatan dosa (zina).
Kalau hal tersebut terjadi, maka dengan terpaksa remaja tersebut harus dinikahkan walaupun dengan kondisi mental dan materi yang belum siap. Kalau fenomena seperti ini dibiarkan dan membudaya, tidak bisa dibayangkan kengerian yang akan terjadi, siap-siap menunggu datangnya azab Allah ketika perbuatan zina telah merajalela.
Perlu upaya serius untuk mencegah agar jumlah married by accident (MBA) tidak terus bertambah. Baik itu pemerintah maupun masyarakat harus saling bahu membahu bekerja sama untuk menanganinya. Pemerintah dengan kekuasaannya, setidaknya memfilter tontonan atau tayangan yang ada juga menyeleksi kira-kira tayangan seperti apa yang tidak hanya sekadar tontonan tetapi juga sekaligus tuntunan yang baik bagi generassi muda. Untuk masyarakat khususnya keluarga/orang tua, harus lebih perhatian terhadap putra/i-nya. Tidak hanya sibuk mencari uang untuk kebutuhan keluarga. Asal tahu saja, anak-anak tidak semata-mata bahagia hanya dengan harta yang melimpah, tetapi juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari para orang tuanya. So, nikah dini or free sexs? Mending  gak milih saja. Milihnya nikah ketika sudah siap, siap dalam segala hal. Dengan menikah, akan terjaga kehormatannya. Selain itu keberlimpahan barokah akan didapat. Dari pada free sexs  terus ujung-ujungnya nikah dini atau MBA. Bukan keberkahan yang didapat, tetapi menanggung ddosa seumur hidup dan tentu hal tersebut tidak akan mendatangkan kabahagiaan, yang ada hanyalah kesedihan dan penyesalan tiada ujung.

Jumat, 26 Juli 2013

Ramadhan Kenangan (Part 2)



Presented by Kareen el-Qalamy



Lanjut . . . . .
            Nuansa pedesaan yang asri, nyaman, tenang dan damai. Begitulah yang aku rasakan setelah selang satu minggu sejak penerjuan KKN. Nampaknya aku sudah mulai bersahabat dengan lingkungan alam di sini, Sawah, Girisekar, Panggang. Walaupun hawa dingin sering kali menyergapku, namun itu tidak mengurangi akan ikatan kekeluargaan yang mulai terjalin antara kami, mahasiswa KKN dengan warga setempat.
            Sungguh sangat berbeda dengan apa yang selama ini aku rasakan ketika Ramadhan di rumah. Ramadhan kali ini memang spesial. Apa yang aku rasakan semuanya berbeda. Dari bapak-bapaknya yang ramah, ibu-ibunya yang baik, apalagi remaja dan adik-adik TPAnya lucu-lucu. Terkadang menjengkelkan juga ketika kami mengajar TPA tidak sedikit yang ramai sendiri. Sampai-sampai suara kami dibuat habis oleh mereka karena harus mengkondisikan supaya tenang.
            Di minggu pertama kami masih dalam tahap menganalisis kondisi masyarakat sekitar. Kira-kira apa yang mereka butuhkan. Warga Sawah terkenal dengan mata pencahariannya sebagai seorang petani. Mereka mempunyai banyak ladang. Jenis tanaman pertaniannya saat itu adalah ketela. Maklum memasuki musim kemarau, tanaman yang cocok dan dapat bertahan hidup di tanah gersang tidak ada pilihan lain selain ketela. Maka tidak mengherankan jika hampir setiap rumah pasti terdapat ketela – baik itu yang sudah dikupas kulitnya atau baru saja dicabut dari ladang atau kebun – bertebaran di halaman depan rumah mereka.
            Dari situlah kami berinisiatif membuat program bagaimana agar usaha pertanian ketela mereka maju. Di sisi lain, ternyata mereka masih awam terkait pengolahan ketela. Warga mengolah ketela sebatas diolah menjadi beras ketela, gaplek dan tiwul. Padahal kalau kita melihat di kota, ketela dapat diolah menjadi variasi menu makanan. Oleh sebab itu, kami berinisiatif untuk membuka wawasan masyarakat setempat untuk dapat mengolah ketela lebih variatif lagi. Atau sekaligus dijadikan sebagai peluang bisnis yang menjanjikan.
            Program yang kami buat sangatlah banyak. Mulai dari program individu maupun kelompok. Untuk program individu, ada yang harus berkaitan dengan program studi masing-masing dan ada yang sifatnya bebas. Berhubung program studiku pendidikan matematika, mau tidak mau aku membuat program yang ada kaitannya dengan pendidikan matematika juga. Aku sadar betul salah satu potensi yang harus di bangun di masyarakat Sawah berawal dari anak-anak. Lantas aku muncul ide untuk membuat program yang sasarannya cocok untuk anak-anak. Alhamdulillah, di dusun Sawah sarana pendidikannya lumayan lengkap, ada TK dan SD. Saat itu terbersit dalam benakku membuat program bimbel (bimbingan belajar) khusus matematika untuk anak SD dan membuat alat peraga matematika berupa bangun ruang di SD kelas 5. Untuk program yang sifatnya bebas, aku berinisiatif membuat kelompok pengajian ibu-ibu dan lomba TPA.
            Sedangkan, untuk program kelompok yang paling berkesan saat itu adalah mengenai seminar ketela diiringi dengan lomba masak berbahan dasar ketela dan pengajian akbar memperingati malam Nuzulul Qur’an. Untuk lomba masak dan seminar ketela, kami menjalin kerja sama dengan salah satu restoran ketela di Yogya. Sedangkan, untuk pengajian Nuzulul Qur’annya bisa dibilang sukses karena jumlah peserta pengajian yang hadir sungguh di luar perkiraan. Mengapa? Selain gabungan dari tiga masjid dalam satu dusun, juga kondisi alam yang memang saling berjauhan antara RT satu dengan RT yang lain. Kami mengambil tempat di balai dusun dengan pertimbangan agar tidak menimbulkan kecemburuan antar jamaah masjid. Di samping itu juga sekaligus mengakrabkan antar jamaah di tiga masjid tersebut. Maklum, di desa nuansa ormas Islamnya masih sangat kuat. Satu masjid bernuansakan Muhammadiyah, sedangkan duanya lagi NU.
            Sungguh, sangatlah menyenangkan menjalani hari-hari Ramadhan di Sawah, Panggang, GK. Tidak terasa hampir tiga minggu. Padahal KKN jangka waktunya dua bulan. Itu saja belum terkurangi libur lebaran. Ah...terasa mempunyai tambahan keluarga baru. ..... To be continue.

Selasa, 23 Juli 2013

Ramadhan, Belajar Hemat

Presented by Kareen el-Qalamy



Ramadhan 1434 H telah tiba. Umat Islam di seluruh penjuru dunia menyambutnya dengan suka cita. Bulan yang sangat dinanti-nanti kedatangannya karena setiap muslim berlomba-lomba meraih predikat takwa dengan melakukan amalan ibadah sebanyak-banyaknya.
            Di Indonesia khususnya, mempunyai tradisi tersendiri untuk memeriahkan Ramadhan dibandingkan dengan negara-negara lain. Apalagi terdapat banyak suku yang mendiami Indonesia, tenu menambah semarak Ramadhan 1434 H. Setiap suku biasanya mempunyai tradisi tersendiri yang memang diselenggarakan secara khusus di bulan Ramadhan. Tradisi tersebut salah satunya ditandai dengan terdapat menu makanan yang berbeda-beda antara suku yang satu dengan yang lain sebagai hidangan sakral yang harus disajikan selama bulan Ramadhan.
            Akan tetapi, nampaknya masyarakat Indonesia untuk Ramadhan tahun ini mau tidak mau harus merasakan nuansa yang berbeda, yakni dengan ditetapkannya kenaikan harga BBM oleh pemerintah. Hal tersebut secara otomatis berdampak pada harga kebutuhan pokok yang tentunya ikut-ikutan naik. Padahal seperti sudah menjadi hal yang biasa ketika memasuki bulan Ramadhan naiknya harga-harga kebutuhan pokok. Apalagi ini didahului dengan naiknya harga BBM pra Ramadhan.
            Memang, hal tersebut sangatlah menguji kesabaran ketika melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Mengapa tidak? Bisa dibayangkan, para suami selaku pencari nafkah dalam keluarga harus memutar otak untuk bekerja lebih giat lagi demi tercukupinya kebutuhan sehari-hari. Para ibu rumah tangga juga tidak lantas menyerahkan urusan kebutuhan hidup kepada suami, justru mereka juga dituntut untuk lebih bisa mengendalikan anggaran rumah tangga sebaik mungkin agar tetap stabil, tidak boros juga tidak terlalu pelit.
            Orang berpuasa agar staminanya tetap terjaga tentu harus diimbangi dengan asupan makanan bergizi. Baik itu ketika berbuka dan saat sahur. Ini pula yang menjadi salah satu permasalahan bagi setiap keluarga ketika dituntut harus bisa mengelola keuangan secara bijak, selain itu juga berusaha untuk memenuhi gizi keluarga. Bagi keluarga yang termasuk dalam kategori menegah ke bawah hal tersebut sangatlah sulit karena pemenuhan gizi keluarga dihadapkan dengan kondisi minimnya penghasilan.
            Setidaknya, kondisi ekonomi yang kurang lantas tiidak menyurutkan semangat untuk tetap melaksanakan ibadah Ramadhan dengan khusyuk. Yakinlah bahwa Allah sudah mempersiapkan kantong-kantong rezeki bagi siapa saja yang ingin menjemputnya. Puasa juga tidak menghalangi bekerja lebih giat lagi. Ketika pekerjaan tersebut diniatkan untuk beribadah mengharap ridho-Nya, insyaAllah Allah tidak akan menyia-nyiakan ikhtiar para hamba-Nya dengan menambah keberkahan yang berlipat-lipat.
Asal tahu saja rezeki itu ada dua jenisnya, rezeki yang datangnya sudah bisa diperkirakan, misal upah dari jerih payah selama bekerja. Satunya lagi rezeki yang datangnya tidak disangka-sangka. Maka, percayalah akan janji Allah.
Terkait pemenuhan gizi, perlu ditekankan di sini makanan bergizi itu tidak harus mewah dan mahal. Apa-apa yang ada disekeliling kita secara tidak sadar ternyata juga bisa dijadikan sebagai makanan bergizi. Sebagai contoh sayuran yang ada di halaman rumah itu juga bisa dimanfaatkan dan praktis, tinggal petik. Di samping itu juga alami. Tidak perlu bersusah payah menghidangkan makanan yang mahal, yang penting sehat, bergizi dan yang lebih penting lagi amalan ibadah kita bisa diterima oleh Allah SWT. Maka tidak salah jika Ramadhan bisa dijadikan sebagai moment untuk belajar hemat.

           
            

Selasa, 16 Juli 2013

Bertemu di Pra Ramadhan



Created by Kareen el-Qalamy



            Jodoh, memang kekuasaan Allah. Tidak ada yang bisa menebak. Allahlah yang Maha Menentukan apa-apa yang terbaik terutama terkait pasangan hidup. Walaupun sudah menjalin hubungan sekian lama, kalau tidak jodoh tidak bakalan bertemu.
            “Fatimah, apa yang kamu lakukan di sini sendirian?”tanya Eva membuyarkan lamunanku.
            “Eh...enggak...Enggak ngapa-ngapain kok Va,”ekspresiku nampak gugup melihatnya.
            “Hayo...jangan-jangan ngelamun lagi nih, akhir-akhir ini aku sering melihatmu melamun. Ada apa ta sebenarnya?Mbok ya cerita,”Eva melihatku dengan wajah serius.
            “Aku lagi bingung Va,”balasan atas pernyataan Eva yang memintaku untuk cerita. Di siang hari yang sangat terik di sebuah sudut fakultas sambil menikmati taman yang dipenuhi bunga warna-warni. Lantas akupun dengan terpaksa menceritakan permasalahan yang selama ini menggelayut di pikiranku.
            “Apa?Dijodohin?Serius Fa?”Eva nampak terkejut setelah mendengar ceritaku.
            “Serius Va. Apa aku pernah bohong kepadamu?”aku berusaha meyakinkan sahabatku satu-satunya yang paling dekat denganku.
            “Terus bagaimana dengan perasaanmu dengan ikhwan itu?Bukannya kamu menyukai ikhwan lain?”
            “Iya, aku memang menyukai ikhwan lain, tetapi aku tidak bisa melakukan apapun Va. Memang sebaiknya rasa suka itu lebih baik aku simpan dan aku pendam dalam-dalam”seketika itu juga wajahku berubah memerah dan pada akhirnya air mataku tidak terbendung juga.
            “Sudah-sudah, sebaiknya diistikharahkan dulu, minta petunjuk ke Allah, semoga dipilihkan jalan terbaik,”Eva berusaha menenangkanku.
            Eva memang sahabat terbaikku. Dia mengenal betul akan kepribadianku. Pribadi yang sangat kuat memegang prinsip yang telah dimilikinya. Selama ini aku mempunyai cita-cita untuk melanjutkan pendidikan ke S2 terlebih dahulu daripada menikah. Terkait perasaanku dengan ikhwan lain, itu juga tidak bisa aku pungkiri.
            Aku secara diam-diam menaruh rasa suka kepada salah satu ikhwan sesama aktivis dakwah kampus. Selama ini yang tahu hanya aku, Eva dan Allah. Itu pun aku juga tidak tahu menahu apakah ikhwan tersebut juga mempunyai perasaan yang sama terhadapku. Sampailah di saat Abi menyodorkanku sebuah blangko biodata seorang ikhwan. Sejak saat itu aku sudaah bisa menerka apa yang ada di jalan pikiran Abi dan Umi. Menjodohkanku, iya menjodohkanku dengan ikhwan yang ada di biodata itu.
            Sekilas ketika aku membaca biodata itu, sekilas aku sangat terpukau dengan kepribadiannya. Pribadi yang sudah tidak diragukan lagi, ikhwan yang notabene juga seorang aktivis dakwah kampus. Dia juga sekaligus menjadi mentor untuk tutorial keagamaan yang diadakan di kampusnya. Di dalam biodata tersebut juga tertempel sebuah foto yang menunjukkan parasnya. Kalau aku yang menilai, aku tidak bisa mengira-ira apakah wajah di dalam foto itu tampan atau tidak.
            Lantas aku pun berkali-kali melakukan sholat istikharah terkait dua pilihan yang mana yang terbaik buatku. Setelah selang tiga hari aku meminta waktu kepada Abi untuk memberikan jawaban.
            “Gimana Fa?Keputusanmu?”tanya Eva ketika itu berkunjung ke kosku.
            Bismillah, atas jawaban dari sholat istikharah yang telah aku lakukan, nampaknya aku semakin yakin akan pilihan kedua orang tuaku Va,”jawabku.
            “Berarti kamu menerima ikhwan pilihan orang tuamu?”Eva setengah terkejut mendengar pernyataanku.
            “Iya, kamu pasti memikirkan bagaimana perasaanku dengan ikhwan yang selama ini aku sukai? Sudahlah, aku sudah membuang jauh-jauh rasa suka itu. Aku ikhlas dengan apa yang Allah pilihkan untukku karena aku yakin itulah yang terbaik,”sambil memeluk Eva yang selama ini sangat perhatian terhadapku.
            Setiap orang pasti sudah Allah tentukan terkait jodoh. Tinggal menunggu saja saat yang tepat untuk dipertemukan. Itupun juga tidak lepas dari yang namanya ikhtiar. Akhir bulan Juni menjadi saksi akan perjalanan hidupku. Waktu yang kurang dari lima menit namun sangat sakral bagiku akhirnya mengubah semuanya. Mengubah akan statusku, akan hak dan kewajibanku. Tepat H-9 Ramadhan aku menyempurnakan separuh dien. Tidak menyangka aku bisa mempunyai kesempatan lebih untuk meraih berkahnya ketika statusku sudah menjadi seorang istri. Dikarenakan secara otomatis semua amalan ibadah akan dilaksanakan bersama dan tentu itu akan terasa lebih nikmat.
Alhamdulillah, terima kasih ya Allah akan surprise yang telah Engkau berikan.



Selasa, 09 Juli 2013

Ramadhan Kenangan (Part 1)


Presented by Kareen el-Qalamy



Ramadhan, akhirnya datang juga. Bulan yang sangat spesial, tentunya bukan hanya untukku tetapi juga umat muslim di seluruh dunia. Bulan yang sangat dinanti-nanti kehadirannya dan meninggalkan kesedihan yang sangat ketika pergi. Bulan yang penuh berkah dan maghfirah-Nya. Membuat setiap orang berlomba-lomba ingin mendapatkannya.
            Tidak terasa sudah memasuki Ramadhan 1434. Tidak terasa satu tahun berlalu – sepertinya baru kemarin Ramadhan 1433 pergi meninggalkan kita – dan terucap syukur masih dipertemukan dengan Ramadhan 1434 H. Namun tetap saja Ramadhan 1433 H sangatlah berkesan bagi penulis pribadi, mengapa? Kita simak bersama flash back Ramadhan 1433 H.
            Ramadhan 1433 H, tepatnya puasa tahun kemarin. Memang ada apa sih? Nampaknya kok spesial banget?? Yups....betul sekali, memang benar kalau Ramadhan tahun lalu dirasa sangatlah spesial, meninggalkan berjuta kenangan indah yang mungkin tidak akan terjadi lagi. Tepatnya ketika aku memutuskan mengambil SP (Semester Pendek) untuk menjalani liburan, mengisinya dengan kegiatan KKN. Pada awalnya terasa sangat berat kujalani. Mau seperti apa nanti jadinya tidak bisa aku bayangkan.
            Diawali dengan proses pendaftaran, pembagian kelompok KKN, pembekalan sampai penerjunan di tempat KKN. Saat pendaftaran, alhamdulillah tidak ada hambatan, lancar-lancar saja. Setelah itu pengumuman pembagian kelompok+lokasi KKN. Ternyata tanpa disangka aku memperoleh kelompok yang beranggotakan 9 orang, yang terdiri dari 4 putra dan 5 putri. Ketika diminta untuk ngumpul per kelompok orang-orangnya sih kelihatannya kok pada serius-serius kayak gitu. Aku berusaha mengenali mereka satu per satu. Namanya Iqbal, Ridwan, Rio, Umam, Shofi, Nila, Asya, Mulat dan aku. Lalu pembentukan pengurus kelompok yang saat itu terpilihlah Umam sebagai Pak Ketua, aku – secara terpaksa – jadi sekretaris, Asya jadi Bu bendahara dan sie-sie yang lain. Sampai-sampai aku lupa sie-nya apa saja. Setelah pertemuan pertama dengan teman kelompok setelah berkenalan dan saling bertukar no.HP, pertemuan-pertemuan selanjutnya sering kami lakukan.
            Hingga sampailah kami sepakat untuk mensurvei lokasi KKN sebelum penerjunan. Kami mendapatkan lokasi KKN di Gunung Kidul. Nama dukuhnya Sawah, desa Girisekar, kecamatan Panggang. Jalan yang berkelok, naik turun, pemandangan serba pegunungan di mana-mana, itulah gambaran yang ada di benakku. Sesampainya di sana kami lantas berkenalan dengan keluarga Pak Dukuh yang nantinya akan digunakan sebagai tempat tinggal kami selama KKN. Pak Anjar, begitulah sapaan akrab beliau selaku ketua dukuh Sawah. Ibu Rita, istri dari Pak Anjar dan 2 orang anaknya Anggit yang saat itu duduk di bangku SMP kelas 1 dan Bagus yang masih TK.
            Beberapa lama kami bercengkrama, taklupa diawali dengan menyampaikan maksud kedatangan kami dengan didampingi oleh DPL (Dosen Pendamping Lapangan) lanjut berkenalan satu persatu. Keluarga Pak Dukuh terlihat sangat ramah menyambut kami. Pada akhirnya survei pun selesai dilakukan. Namun ada satu yang bergelayut di benakku, yakni setelah mengetahui bahwasannya antara putra dan putri ditempatkan dalam satu rumah, hanya dipisahkan oleh ruang-ruang kamar. Bisa-bisa bakalan gak pernah lepas kaos kaki nih kecuali di dalam kamar, pikirku. Maklum, dari kelima teman putriku hanya aku sendiri yang penampilannya lain dari pada yang lain.
            Ternyata perjalanan dari Yogya-Panggang menghabiskan waktu selama 1 jam. Ditambah lagi medannya yang ekstrem. Dari kelima teman putriku, hanya aku satu-satunya yang berani bawa motor. Nekad ya...
            Menjelang H-1 sebelum penerjunan kami bagi-bagi tugas untuk membawa barang. Ada barang bawaan yang ditujukan untuk kelompok, ada juga yang ditujukan untuk individu. Tiba-tiba salah satu teman putri yaitu Shofi mendadak minta ganti kelompo karena dia alergi terhadap dingin. Maklum di GK terkenal dengan hawanya yang dingin, apalagi di musim kemarau. Selain itu juga langka air. Kami harus menyediakan budget yang tidak sedikit untuk membeli air.(To be continue...)

Senin, 01 Juli 2013

Kejutan Spesial untuk Orang yang Spesial



Presented by Kareen el-Qalamy



Tanggal 26 Juni 2013, memang ada yang spesial. Mengapa? Di tanggal itulah mama (panggilan sayangku ke ibu) terlahir di dunia. Mo kasih kado apa ya?batinku. dalam tradisi keluarga memang jarang memberikan hadiah di saat hari milad. Alasannya di samping tradisi  Paling cuma sekadar ucapan selamat milad.
            Akan tetapi untuk tanggal itu khususnya aku sendiri memang tidak mau melewatkan dengan hal yang biasa-biasa saja. Walaupun posisiku saat itu masih di Yogya, terlebih dahulu aku mengirimkan SMS ke HP mama untuk memberikan ucapan. Setelah itu aku berinisiatif SMS ke papa dan adik untuk merencanakan sesuatu yang surprise buat mama.
            “Ya, asalkan kamu pulang dulu Mbak,”balas adikku.
            “OK....”
            Tanggal 26 Juni terlewati sudah, H+ 2 aku baru bisa pulang. Biasa kesibukanku di kampus memang lain daripada yang lain. Bisa dibilang libur atau tidak sama saja bagiku. Apalagi hampir menjelang bulan Ramadhan, ingin rasanya aku memetik berkahnya dengan terus berikhtiar untuk bisa munaqosyah di moment tersebut.
            Sesampainya di rumah saat malam mulai tiba. Aku memang terbiasa pulang menjelang Maghrib. Sampai di rumah pun juga menjelang Isya’. Moment yang sangat kurindukan saat mudik, yaitu bercengkrama dengan keluarga di depan TV. Maklum selama di Yogya aku tidak pernah nonton TV. Penasaran dengan perkembangan berita saat ini sambil mengamati kondisi bangsa sekaligus dunia melalui media, walaupun aku sendiri tidak mempercayai kebenaran berita itu 100%.
            Suatu pagi ketika mama dan adik pulang dari pasar – aku diminta untuk tinggal di rumah saja untuk beres-beres alias bersih-bersih – secara spontan aku mendekati adik sambil berbisik agar tidak terdengar oleh mama.
            “Gimana Dik, Mama mo dikasih surprise  apa?”tanyaku.
            “Terserah Mbak aja deh,”jawaban yang kurang memuaskan bagiku
            “Atau kita beliin kue tart?”tanyaku lagi
            Boleh-boleh, berarti nanti ya nyarinya.”
            Tidak lupa juga aku meminta saran dari papa. Papa juga menyetujuinya.
            Menjelang siang, menunggu saat yang tepat untuk cabut dari rrumah berburu kue tart. Kebiasaan ketika libur di rumah mama pasti beristirahat siang. Saat itu juga saat yang pas untukku dan adik untuk pergi. Mencari-cari kira-kira di mana toko kue yang lengkap. Kami menuju toko kue yang ada di Wedi dikarenakan jaraknya yang lumayan dekat dengan rumahku. Ketemu, tetapi sayang, tinggal satu kue tart-nya dan itu pun harganya mahal. Padahal budget-nya hanya 50 ribu. Mau tidak mau kami bergegas meenuju pusat kota di Klaten.
            Akhirnya kami menemukan salah satu toko kue. Ada berbagai macam pilihan kue tart. Kami memilih salah satu kue tart blackforest yang harganya sesuai dengan kantong, lebih murah bahkan dibandingkan dengan budget yang ada. Kami pun pulang dengan berhasil membawa satu kue tart. Rasa senang dan terkejut dari wajah mama tergambar jelas di bayanganku.
            Sesampainya di rumah. Segera mempersiapkan alat – alat termasuk menyalakan lilin.
            “Nanti Papa masuk duluan sambil mengajak ngobrol Mama biar Mama sedikit terbangun terus Mita dan Pipin menyusul dari belakang sambil membawakan kue tart-nya,” usulku merencanakan surprise untuk mama tercinta.
            Betapa terkejutnya mama ketika melihat kami masuk sambil membawa kue tart.
            “Ni dari mana?”tanya mama. Kami hanya tersenyum melihat mimik wajah mama yang nampaknya bercampur menjadi satu antara senang, terharu dan kaget. Langsung saja mama meniup lilinnya dan kami secara bersama-sama menikmati lezatnya kue tart dalam kebersamaan dan hangatnya rasa kekeluargaan yang tentunya menambah keakraban.
            Begitulah keusilan aku dan adik. Toh baru pertama kali juga. Dulu-dulu tidak pernah membuat kejutan antar anggota keluarga. Aku merindukan saat-saat seperti itu. Semuanya berkumpul menjadi satu dalam suasana kegembiraan. Walaupun aku tahu bahwa sampai berapa kali pun kami mengadakan kejutan buat mama tetapi tidak akan pernah bisa menggantikan jasa dan pengorbanan mama selama ini yang telah melahirkan, merawat, membesarkan dan mendidik sampai sekarang ini.
            Ya Allah....curahkan nikmat kesehatan, keimanan dan kelapangan kepada kedua orang tua hamba.
            Wafatkanlah beliau dalam keadaan husnul khotimah.
            Ampunilah segala dosa dan kesalahannya.
            Pertemukan  kami semua di dalam syurga-Mu.
            Aamiin ya Rabbal’alamin