Created by Kareen el-Qalamy
Jodoh,
memang kekuasaan Allah. Tidak ada yang bisa menebak. Allahlah yang Maha
Menentukan apa-apa yang terbaik terutama terkait pasangan hidup. Walaupun sudah
menjalin hubungan sekian lama, kalau tidak jodoh tidak bakalan bertemu.
“Fatimah,
apa yang kamu lakukan di sini sendirian?”tanya Eva membuyarkan lamunanku.
“Eh...enggak...Enggak
ngapa-ngapain kok Va,”ekspresiku nampak gugup melihatnya.
“Hayo...jangan-jangan
ngelamun lagi nih, akhir-akhir ini aku sering melihatmu melamun. Ada apa ta
sebenarnya?Mbok ya cerita,”Eva melihatku dengan wajah serius.
“Aku
lagi bingung Va,”balasan atas pernyataan Eva yang memintaku untuk cerita. Di
siang hari yang sangat terik di sebuah sudut fakultas sambil menikmati taman
yang dipenuhi bunga warna-warni. Lantas akupun dengan terpaksa menceritakan permasalahan
yang selama ini menggelayut di pikiranku.
“Apa?Dijodohin?Serius
Fa?”Eva nampak terkejut setelah mendengar ceritaku.
“Serius
Va. Apa aku pernah bohong kepadamu?”aku berusaha meyakinkan sahabatku
satu-satunya yang paling dekat denganku.
“Terus bagaimana dengan perasaanmu
dengan ikhwan itu?Bukannya kamu menyukai ikhwan lain?”
“Iya,
aku memang menyukai ikhwan lain, tetapi aku tidak bisa melakukan apapun Va.
Memang sebaiknya rasa suka itu lebih baik aku simpan dan aku pendam
dalam-dalam”seketika itu juga wajahku berubah memerah dan pada akhirnya air
mataku tidak terbendung juga.
“Sudah-sudah,
sebaiknya diistikharahkan dulu, minta petunjuk ke Allah, semoga dipilihkan
jalan terbaik,”Eva berusaha menenangkanku.
Eva
memang sahabat terbaikku. Dia mengenal betul akan kepribadianku. Pribadi yang
sangat kuat memegang prinsip yang telah dimilikinya. Selama ini aku mempunyai
cita-cita untuk melanjutkan pendidikan ke S2 terlebih dahulu daripada menikah.
Terkait perasaanku dengan ikhwan lain, itu juga tidak bisa aku pungkiri.
Aku
secara diam-diam menaruh rasa suka kepada salah satu ikhwan sesama aktivis
dakwah kampus. Selama ini yang tahu hanya aku, Eva dan Allah. Itu pun aku juga
tidak tahu menahu apakah ikhwan tersebut juga mempunyai perasaan yang sama
terhadapku. Sampailah di saat Abi menyodorkanku sebuah blangko biodata seorang
ikhwan. Sejak saat itu aku sudaah bisa menerka apa yang ada di jalan pikiran
Abi dan Umi. Menjodohkanku, iya menjodohkanku dengan ikhwan yang ada di biodata
itu.
Sekilas
ketika aku membaca biodata itu, sekilas aku sangat terpukau dengan
kepribadiannya. Pribadi yang sudah tidak diragukan lagi, ikhwan yang notabene
juga seorang aktivis dakwah kampus. Dia juga sekaligus menjadi mentor untuk
tutorial keagamaan yang diadakan di kampusnya. Di dalam biodata tersebut juga
tertempel sebuah foto yang menunjukkan parasnya. Kalau aku yang menilai, aku
tidak bisa mengira-ira apakah wajah di dalam foto itu tampan atau tidak.
Lantas
aku pun berkali-kali melakukan sholat istikharah terkait dua pilihan yang mana
yang terbaik buatku. Setelah selang tiga hari aku meminta waktu kepada Abi
untuk memberikan jawaban.
“Gimana
Fa?Keputusanmu?”tanya Eva ketika itu berkunjung ke kosku.
“Bismillah, atas jawaban dari sholat
istikharah yang telah aku lakukan, nampaknya aku semakin yakin akan pilihan
kedua orang tuaku Va,”jawabku.
“Berarti
kamu menerima ikhwan pilihan orang tuamu?”Eva setengah terkejut mendengar
pernyataanku.
“Iya,
kamu pasti memikirkan bagaimana perasaanku dengan ikhwan yang selama ini aku
sukai? Sudahlah, aku sudah membuang jauh-jauh rasa suka itu. Aku ikhlas dengan
apa yang Allah pilihkan untukku karena aku yakin itulah yang terbaik,”sambil
memeluk Eva yang selama ini sangat perhatian terhadapku.
Setiap
orang pasti sudah Allah tentukan terkait jodoh. Tinggal menunggu saja saat yang
tepat untuk dipertemukan. Itupun juga tidak lepas dari yang namanya ikhtiar.
Akhir bulan Juni menjadi saksi akan perjalanan hidupku. Waktu yang kurang dari
lima menit namun sangat sakral bagiku akhirnya mengubah semuanya. Mengubah akan
statusku, akan hak dan kewajibanku. Tepat H-9 Ramadhan aku menyempurnakan
separuh dien. Tidak menyangka aku bisa mempunyai kesempatan lebih untuk meraih
berkahnya ketika statusku sudah menjadi seorang istri. Dikarenakan secara
otomatis semua amalan ibadah akan dilaksanakan bersama dan tentu itu akan
terasa lebih nikmat.
Alhamdulillah, terima kasih ya Allah akan surprise yang telah Engkau berikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar