Senin, 29 Juli 2013

Nikah Dini or Free Sexs ???



Presented by Kareen el-Qalamy



             Pernikahan dini...
            Bukan cintanya yang terlarang...
            Namun waktu saja belum tepat...
            Merasakan semua...

            Saya yakin, pembaca semua tidak asing dengan satu bait syair di atas. Apalagi bagi Anda yang sering menonton televisi. Salah satu – yang saya temui – stasiun televisi swasta sering sekali menampilkan iklan yang intinya menganjurkan untuk tidak melakukan pernikahan dini, akan tetapi melakukan pernikahan ideal dimana masing-masing pasangan telah memenuhi kriteria usia ideal untuk menikah.
            Saya sempat tergelitik juga, sehingga ingin menuliskannya di sini. Khususnya yang berkaitan dengan free sexs. Atau dalam bahasa Indonesianya dikenal dengan istilah pergaulan bebas. Mencuplik dari isian kultum saat tarawih, sang ustadz yang notabene bekerja di kantor Pengadilan Agama mengabarkan bahwasannya sampai saat ini dalam catatan Pengadilan Agama Yogyakarta telah terdapat sebanyak 40 pasangan yang menikah dini di Kabupaten Kota Yogya. Itu belum dibandingkan dengan kabupaten lain yang ada di DIY, seperti kabupaten Bantul, Kulonprogo dan Gunung Kidul. Jika dibandingkan dengan dengan kabupaten lain, angka tersebut masih kalah. Justru di daerah Bantul, Kulonprogo apalagi GunungKidul lebih tinggi jumlahnya.
            Bagi para orang tua sudah semestinya timbul kekhawatiran terhadap putra-putrinya yang mau menginjak dewasa. Secara otomatis harus bisa meningkatkan pengawasan terhadap pergaulan anak-anaknya. Selain itu juga semakin memperbesar porsi perhatian ke anak agar anak tidak kekurangan kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya. Karena kalau sampai anak kekurangan cinta dan kasih sayang dari orang tuanya, bisa-bisa mereka melampiaskan kepada hal-hal yang negatif dengan tujuan agar mereka bisa mendapatkan perhatian.
            Padahal, pemuda adalah tiang negara. Apa jadinya masa depan negara ini jika kondisi peemuda dan remajanya sudah bobrok? Kelak, mau tidak mau di tangan para pemudalah yang akan menggantikan posisi-posisi strategis (kekuasaan) di negara ini. Tidak bisa dibayangkan jika kelak negara ini dipimpin oleh orang-orang yang rusak akhlaknya.
            Namun, di sisi lain terkait dengan program pemerintah kalau dipikir dengan melihat kondisi real masyarakat sekarang sangatlah tidak sesuai. Di satu sisi pemerintah menganjurkan masyarakatnya untuk tidak melakukan pernikahan dini. Akan tetapi di sisi lain, seiring dengan perkembangan teknologi dan media yang begitu pesat – seakan-akan pemerintah tidak kuasa membendungnya – masuklah budaya Barat salah satunya free sexs.
Sungguh tidak sinkron, para remaja diminta untuk menjaga pergaulan dengan menahan diri untuk tidak nikah dini, akan tetapi remaja sendiri hampir setiap mata memandang tidak terlepas dari tontonan yang menyuguhkan syahwat, istilah populernya tontonan porno. Entah itu lewat media cetak, media elektronik sampai jejaring sosial. Tak ayal jika banyak remaja yang tidak bisa mengendalikan nafsunya lantas melakukan perbuatan dosa (zina).
Kalau hal tersebut terjadi, maka dengan terpaksa remaja tersebut harus dinikahkan walaupun dengan kondisi mental dan materi yang belum siap. Kalau fenomena seperti ini dibiarkan dan membudaya, tidak bisa dibayangkan kengerian yang akan terjadi, siap-siap menunggu datangnya azab Allah ketika perbuatan zina telah merajalela.
Perlu upaya serius untuk mencegah agar jumlah married by accident (MBA) tidak terus bertambah. Baik itu pemerintah maupun masyarakat harus saling bahu membahu bekerja sama untuk menanganinya. Pemerintah dengan kekuasaannya, setidaknya memfilter tontonan atau tayangan yang ada juga menyeleksi kira-kira tayangan seperti apa yang tidak hanya sekadar tontonan tetapi juga sekaligus tuntunan yang baik bagi generassi muda. Untuk masyarakat khususnya keluarga/orang tua, harus lebih perhatian terhadap putra/i-nya. Tidak hanya sibuk mencari uang untuk kebutuhan keluarga. Asal tahu saja, anak-anak tidak semata-mata bahagia hanya dengan harta yang melimpah, tetapi juga membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari para orang tuanya. So, nikah dini or free sexs? Mending  gak milih saja. Milihnya nikah ketika sudah siap, siap dalam segala hal. Dengan menikah, akan terjaga kehormatannya. Selain itu keberlimpahan barokah akan didapat. Dari pada free sexs  terus ujung-ujungnya nikah dini atau MBA. Bukan keberkahan yang didapat, tetapi menanggung ddosa seumur hidup dan tentu hal tersebut tidak akan mendatangkan kabahagiaan, yang ada hanyalah kesedihan dan penyesalan tiada ujung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar