Senin, 31 Desember 2012

Refleksi Akhir Tahun


Presented by Kareen el-Qalamy


Malam tahun baru, enaknya ngapain ya??? Pertanyaan seperti itu pasti muncul di benak kita. Apalagi bagi mereka yang ngakunya masih muda alias remaja (hayo yang merasa masih muda). Kumpul bersama orang-orang yang kita sayangi, tentu menjadi anugerah terindah yang pernah kumiliki(lho kok malah jadi nyanyi?).
            Seperti itulah dunia muda, dunia remaja yang notabene darahnya masih darah muda (emang darah mengenal usia juga ya?) Identik dengan hal-hal yang sifatnya senang-senang dan foya-foya (betul gak sih?) Dan hal-hal yang sifatnya demikian tidak jauh juga dengan hal-hal yang sifatnya kesia-siaan(wah,bisa bahaya nih)
            Namun bagi remaja atau pemuda Islam, tentu punya cara lain untuk menyambut momen akhir tahun. Mereka berani tampil beda tapi tetap syar’i. Tidak mudah terbawa arus tren atau budaya barat yang memang sengaja musuh-musuh Islam hembuskan agar generasi pemuda Islam kehilangan jati diri mereka sebagai muslim. Berusaha untuk menjauhkan pemuda Islam dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
            Memang sekarang ini umat Islam sedang dikepung dan diserang dari segala aspek kehidupan. Diibaratkan seperti seonggok daging di tengah-tengah pemangsa binatang buas yang siap menerkam dari manapun. Langkah yang benar-benar jitu salah satunya yaitu dengan tetap berpegang teguh akan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Menjadikan dua hal ini sebagai landasan dan pedoman hidup.
Biarlah mereka mau berkata apa. Biarlah anjing menggonggong kafilah tetap berlalu. Bermacam-macam statement mereka lontarkan dengan sengaja agar merusak citra Islam sendiri. Fundamentalis, liberal, teroris, jadul, ketinggalan jaman,gak gaul dll. Terkadang itulah yang membuat ciut nyali pemuda Islam hanya karena mendengar istilah itu. Sehingga mereka sedikit demi sedikit tanpa disadari melepaskan identitas sebagai muslim lantas dengan bangganya menjunjung tinggi nilai kebarat-baratan. Yang jelas-jelas sistem Barat sudah mulai terlihat dampak buruknya bagi kelangsungan hidup umat manusia.
Mumpung masih di penghujung tahun dan akan memasuki hari-hari pertama di tahun 2013. Tidak ada salahnya kita bersama-sama menggunakan momen ini sebagai ajang instrospeksi diri, bermuhasabah, kira-kira apa yang telah kita berikan terhadap Islam. Ingatlah janji Allah, siapapun yang menolong agama Allah, maka Allah akan menolong urusannya. Apakah itu belum cukup menggiurkan?
Selain bermuhasabah, mulai mempersiapkan daftar hal-hal apa sajakah yang mau kita capai. Tentu berlandaskan keikhlasan dan mencari ridho-Nya. Sekaligus niat dalam rangka ibadah kepada-Nya. Dan bermuara kepada kembali tegaknya kalimat Allah di muka bumi ini. Cahaya Islam kembali bersinar seperti dulu kala ketika kejayaan Islam masih digenggaman. Berusaha untuk mewujudkan kembali prestasi yang telah diraih oleh para pendahulu kita. Mari di tahun baru diiringi dengan semangat baru, luruskan niat, kuatkan ukhuwah dalam kebersamaan dan tingkatkan kapabilitas serta kafaah di segala bidang. Dunia merindukan sosok-sosok muslim negarawan, yang hadir dengan membawa obat penawar bagi kondisi bangsa ini khususnya sekaligus dunia ini umumnya.

Jumat, 14 Desember 2012

Tampil Cantik di Mata Allah

Created by Kareen el-Qalamy


Seorang muslimah terasa ada yag kurang jika tidak mengenakan jilbab. Jilbab memang sudah melekat sebagai identitas wajib bagi seorang wanita Islam. Bagi mereka yang sudah sadar betul akan perintah mengenakan hijab ini tentu dengan penuh kesadaran akan memegang teguh perintah tersebut.
            Seperti halnya dengan apa yang kualami berkaitan dengan jilbab. Pengalaman pertamaku saat mengenakan jilbab dimulai saat aku duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VIII. Sebenarnya keinginan berjilbab sudah muncul saat aku kelas VII. Namun keinginan tersebut masih bisa goyah hanya karena dalam satu kelas teman putri yang mengenakan jilbab hanya satu orang. Sehingga aku merasa tidak percaya diri ketika mengenakan jilbab.
            Satu tahun pun berlalu. Ada rasa penyesalan mengapa aku tidak mengenakan jilbab sejak awal masuk sekolah hanya karena rasa kurang percaya diri. Akhirnya untuk membuang rasa penyesalanku, niatan untuk berjilbab pun tumbuh semakin kuat di dalam hatiku. Perubahan besar kulakukan ketika menginjak kelas VIII SMP. Awalnya timbul keraguan apakah orang tua mengizinkan atau tidak. Tetapi ternyata Allah memberi kemudahan melalui perantara orang tua yang mengizinkanku untuk mengenakan jilbab.
            Hidayah mengenakan jilbab Allah berikan kepadaku bukan karena tanpa usaha. Teringat saat Ramadhan ketika aku kelas VI Sekolah Dasar (SD). Aku mengisi kegiatan Ramadhan dengan mengikuti serangkaian agenda yang dilakukan oleh masyarakat di desaku. Mulai dari pengajian, tadarus Al-Qur’an, TPA, buka bersama dan masih banyak lagi. Ketika suatu malam aku mengikuti pengajian, diisi oleh salah seorang ustadz yang memang sudah menimbulkan kesan tersendiri di hati para jamaah masjid.
            Materi yang beliau sampaikan sungguh sarat akan makna berkenaan dengan jilbab. Dan itulah yang membuka hatiku untuk segera mengenakan jilbab. Akhirnya aku bisa merealisasikan di saat aku menginjak kelas VIII SMP. Itupun tidak berjalan mulus, banyak sekali godaan yang mengujiku. Terutama dari keluargaku sendiri. Walaupun orang tua memberikan izin bagiku untuk berjilbab, namun di tengah perjalanan beliau sering mengejekku. Berkomentar dengan gaya berpakaianku.
            Memang gaya berpakaianku apabila dilihat oleh orang yang belum paham akan aturan menutup aurat tentu memandang aneh. Keluar rumah harus memakai kaos kaki, jilbab yang dikenakanpun lebar dan besar, seperti tren berpakaian jadul saja. Namun aku berusaha untuk tetap tegar, berusaha untuk tidak mendengarkaan ejekan atau komentar sinis yang orang lain berikan. Lantas aku mengimbangi dengan semakin memperbaiki sikapku agar mereka tidak tersinggung. Sekaligus ingin membuktikan bahwa seorang muslimah tetap bisa bergerak cekatan ketika bertindak walaupun mereka harus menutup auratnya. Tidak lupa juga mempersembahkan prestasi terbaik sehingga menimbulkan kesan bahwa seorang muslimah juga bisa berprestasi.
            Awalan pertama dianggap lumrah jika memakai jilbab dirasa sangat ribet dan repot. Keluar rumah harus berganti pakaian panjang dan memakai jilbab. Itupun belum ditambah koleksian jilbab dan baju panjang yang masih sedikit. Tentu membutuhkan proses dan modal berupa materi untuk mempersiapkan itu semua.
            Tumpukan baju kotor juga menggunung tinggi dengan cepat. Dulu baju kotor yang dicuci bisa dibilang sedikit, sekarang sekali mencuci walaupun satu atau dua setel baju terlihat banyak. Maklum satu setel baju seorang muslimah itu tidak hanya sepasang pakaian atas dan bawah tetapi masih ada tambahan lain contohnya seperti kaos kaki,dalaman jilbab. Bahkan jilbab yang dipakai tidak hanya satu kalau memakai rangkapan jilbab.
            Namun itu semua akan terasa enjoy ketika kita ikhlas menjalankan apa yang memang sudah menjadi fitrah seorang muslimah yaitu menutup auratnya. Karena apa yang aku rasakan antara sebelum dan setelah memakai jilbab sangatlah berbeda. Serasa hati ini lebih nyaman ketika memakai jilbab. Mengapa tidak? Nyaman dan aman dari segala macam gangguan. Baik itu gangguan dari sesama manusia ataupun dari benda tak hidup.
Gangguan dari segi manusia contohnya aman dari godaan dan rayuan gombal laki-laki. Sering kali ketika di suatu tempat ada saja laki-laki yang usil meenggoda. Entah itu dengan siulan atau memanggil-manggil mencari perhatian. Memakai jilbab bisa meminimalisir akan hal itu. Wanita berjilbab jarang digoda laki-laki nakal daripada wanita yang tidak memakai jilbab. Karena saya pernah mengalami sendiri saat berjalan dengan teman yang tidak memakai jilbab.
Godaan yang berupa benda tak hidup, seorang muslimah aman dari gangguan cuaca yang tidak bersahabat. Karena secara otomatis rambut akan terlindung dari sengatan sinar matahari misalnya. Sekaligus aman dari terpaan debu dan polusi udara yang sering membuat rambut tidak sehat. Dengan memakai jilbab kesehatan pun akan terjaga.
Setelah memakai jilbab aku merasa benteng untuk melakukan maksiat semakin kuat saja. karena dengan memakai jilbab seseorang akan malu jika melakukan perbuatan dosa. Mereka akan berpikir berulang kali, berjilbab kok melakukan perbuatan negatif. Tentu mereka tidak rela mengotori akan kesan positif tentang jilbab.
Kalaupun akhir-akhir ini pelaku kejahatan juga tidak terlepas dari wanita berjilbab. Itu bukan berarti menyalahkan fungsi atau urgensi jilbab. Namun memang pelakunyalah yang belum bisa memaknai akan fungsi jilbab itu. Mereka menganggap jilbab hanya sebatas tren atau mode berpakaian saja. Padahal dengan berjilbab bisa sekaligus memperbaiki perilaku keseharian kita.
Dulu sebelum berjilbab aku sempat ingin berpacaran. Namun setelah memakai jilbab niatan itu kubuang jauh-jauh karena aku tidak mau jilbab yang aku kenakan terkotori. Terkotori perbuatanku yang tidak tahu malu. Jadi jilbab bisa sekaligus menjaga harkat, martabat dan kemuliaan seorang wanita juga.
Sekarang sudah hampir tujuh tahun jilbab menjadi identitas wajibku. Semua perasaan bercampur menjadi satu mengiringi langkahku memakai jilbab. Semuanya bahagia, tidak ada yang menyedihkan buatku. Karena aku memakai jilbab atas dasar kesadaran sendiri tanpa paksaan dari orang lain. Sehingga, aku bisa menjalani semuanya dengan penuh rasa sukacita dan keikhlasan. Walaupun orang lain terlihat memandangiku dengan aneh ketika memakai jilbab tetapi aku tidak ambil pusing. Karena aku ingin tampil cantik dihadapan Allah, tidak hanya sebatas cantik di hadapan makhluknya saja. Karena cantik dihadapan makhluk hanyalah semu. Allahlah tempat bermuara segalanya.
Oleh sebab itu teruntuk muslimah yang sudah mengambil keputusan besar dalam hidupnya untuk berjilbab jangan pernah menyesal dan tetap istiqomah menjaga kemuliaanmu. Sedangkan bagi yang belum tidak ada salahnya mencoba untuk menjadi pribadi yang lebih baik dengancara memakai jilbab. Karena dengan memakai jilbab bisa dijadikan perantara hidayah oleh Allah untuk merubah seseorang menjadi lebih baik.

Kamis, 06 Desember 2012

Tragedi Mendieta



Presented by Kareen el-Qalamy

Dokter yang menangani almarhum Diego Mendieta menjelaskan bahwa selain terserang infeksi virus, pesepakbola asal Paraguay itu juga semakin menderita karena tekanan psikologis.
Ketua tim yang menangangi Mendieta, Prof. Dr. dr. H Ahmad Guntur Hermawan SpPD-KPTI, FINASIM, menceritakan bahwa pasiennya itu masuk ke RS dr. Moewardi, Solo, pada 27 November dalam kondisi yang sudah sangat lemah, setelah sebelumnya dirawat di dua rumah sakit lain dan di rumah kontrakannya. 
Saat itu, kata Guntur, berat badan pasiennya itu sudah turun lebih dari 10 kg jika dibandingkan saat ia masih sehat.
"Dia terinfeksi cytomegalovirus yang telah menyebar ke seluruh bagian tubuh, bahkan hingga ke bagian mata dan otaknya. Karena sudah sampai ke mata dan otak itulah maka dia selalu mengeluh pening. Tapi ketika diberi penawar rasa sakit pun dia tetap merasakan sakit yang amat berat," ujar Guntur kepada wartawan, Selasa (4/12/2012).
Dampak dari infeksi jamur itulah yang membuat pria 32 tahun itu jadi rentan terkena penyakit lainnya, karena daya tahan tubuhnya terus menurun. Dari hasil pemeriksaan dan tes darah, Mendeita juga terserang jamur candidiasis di bagian tenggorokan hingga saluran pencernaan, serta positif menderita demam berdarah.
"Kondisi lain yang semakin memberatkan adalah faktor komunikasi. Bahasa Indonesianya cuma separo-separo, sedangkan Bahasa Inggris dia tidak bisa. Yang menunggui juga ganti-ganti orang karena sepertinya itu teman-teman dan para penggemarnya. Ini juga menjadi kendala tersendiri karena tidak yang mengurusi secara kontinyu," lanjut Guntur.
Faktor psikis juga menjadi persoalan tersendiri pada saat seseorang sakit. Selama dirawat, kata Guntur, Mendieta sering mengeluh karena tidak ditunggui keluarga. Dia merasa kesepian karena kondisi tersebut sehingga semakin memperparah keadannya.
"Saya kira memang wajar kalau orang sakit berat lalu butuh ditemani keluarga. Kebetulan tidak ada satu pun anggota keluarga di sini. Kondisi tekanan psikis tersebut menjadi faktor tersendiri pada pasien sehingga memperparah sakitnya," ujarnya.
Sebelum ke RS dr. Moewardi, Diego juga pernah diopname di RS Islam Surakarta Yarsis dan RS PKU Muhammadiyah. Tapi, dia terpaksa pulang karena tak bisa membayar biaya perawatan.
Diego tak punya uang karena gaji selama empat bulan dan uang muka kontrak yang menjadi haknya dikabarkan belum dibayarkan oleh pihak klub. Beruntung, masih ada beberapa teman yang mau memberikan bantuan           
Untuk membantu biaya pengobatan Diego, Pasoepati, kelompok suporter Persis, sempat melakukan aksi penggalangan dana. Aksi galang dana tersebut dilakukan bersamaan dengan acara nonton bareng timnas Indonesia yang tampil di Piala AFF 2012.
Tapi, belakangan kondisi Diego makin memburuk. Setelah sempat kritis, pemain bernama lengkap Diego Antonio Mendieta Romero itu akhirnya mengembuskan napas terakhir pada Selasa (4/12/2012) dinihari WIB.
Fenomena ini memang sangatlah miris. Secara tidak langsung menggambarkan wajah dunia sepak bola di tanah air. Nasi telah menjadi bubur. Diperlukan adanya evaluasi secara besar-besaran di tubuh PSSI khususnya sebagai icon sepak bola nasional. Hal ini menandakan buruknya sistem manajemen di tubuh PSSI. Menangani gaji pemain saja tidak becus sehingga mengakibatkan salah satu pemain meninggal hanya karena gajinya tidak dibayarkan.
Untuk menangani permasalahan ini diperlukan evaluasi secara besar-besaran di tubuh PSSI agar ke depannya tidak ada lagi pemain yang mengalami nasib yang sama seperti Mendieta. Kalau hal itu tidak segera dilakukan, PSSI sebaiknya ditutup saja karena sudah memperburuk citra sepak bola nasional di mata dunia.
Atau ke depannya tidak usah menyewa pemain asing kalau tidak kuat membayarkan gaji mereka. Habis manis sepah dibuang. Pemain asing rela berpisah dengan keluarga, mencurahkan segala tenaga dan konsentrasi untuk membela tim tanah air mencapai kemenangan. Tetapi apa timbal baliknya? Justru malah sikap negatif yang mereka peroleh, harus rela menahan sakit bahkan biaya kos pun menunggak dikarenakan gaji mereka yang tidak dibayarkan.
Cukup mendayagunakan pemain nasional saja. Karena insiden Mendieta ini, nama baik Indonesia di mata dunia internasional khususnya di dunia sepak bola internasional benar-benar tercoreng. Terus bagaimana memperbaikinya?


Senin, 26 November 2012

Kenyamanan Hati





Created by Kareen el-Qalamy


Semilir angin sepoi-sepoi menerpaku. Masuk melalui jendela sehingga membuatku semakin nyaman saja bersantai di atas ranjang tempat tidur. Sambil menatap langit-langit yang berwarnakan putih bersih. Berkelebat dengan cepat bayangan akan wajah seseorang. Seorang perempuan tua renta yang telah melahirkan dan merawatku. Kapan aku akan bertemu dengannya lagi? Tidak terasa hampir dua tahun aku merantau ke Yogya, kuliah di salah satu Perguruan Tinggi Negeri ternama. Meninggalkan kampung halamanku, Aceh.
“Sel, berangkat dulu ya,”ujar kakak kosku dari luar kamar.
“Iya mbak,”
            Kulirik jam dinding. Waktu sudah menunjukkan pukul 06.00. Pandanganku beralih ke selembar kertas yang tertempel di dinding kamar. Senin mata kuliah Kalkulus jam 07.00. Ahh...tapi kok rasanya malas banget beranjak dari tempat tidur dan menuju kamar mandi. Tut..tut...suara HP berdering. Belum keluar kamar tangan ini langsung saja meraih HP yang tergeletak di atas meja. Sebuah SMS mendarat di HPku dengan sebuah nama tertera di layarnya,”My Darling”.
            Sebutan itu memang khusus aku berikan kepada seseorang yang biasa disebut sebagai pacar. Iya pacar, aku telah berpacaran sejak awal memasuki bangku kuliah di semester pertama. Ini merupakan pengalaman pertamaku pacaran. Pacaran dengan teman kelasku sendiri.
“Kamu sudah berangkat belum Say,”panggilan sayang yang dia lontarkan kepadaku sering kali membuatku melayang.
“Belum, ni baru mo siap-siap,”balasku tanpa panggilan sayang. Karena aku bukan tipe cewek yang suka mengobral kata-kata sayang.
“Kita gak usah masuk yuk, sekali-kali bolos gitu,”
“Bolos? Emang mau kemana?”sepertinya aku tertarik dengan ajakannya.
“Jalan-jalan kemana gitu, bosen juga sering-sering dengerin dosen,”
“Ayo,kamu ke kosku dulu ya”akhirnya aku pun mengiyakan ajakannya.
            Dengan semangat menuju kamar mandi bersegera untuk membersihkan diri. Sekali-kali tidak apa-apalah aku bolos, toh baru kali ini juga, batinku. Tidak lama kemudian aku pun sudah berpenampilan rapi. memakai kemeja biru kotak-kotak, jilbab paris warna hitam dan celana pensil. Beginilah caraku berpakaian. Aku memang tipe cewek yang mengikuti mode. Hampir segala model pakaian aku punya. Kok belum datang-datang juga,menunggu dengan tidak sabar. Akhirnya terdengar suara motor dari luar...
“Sely...!”
“Iya, aku keluar,”
“Cantik bener pagi ini sayang,”
“Ih...kamu, bisa aja. Tiap kali bertemu pasti kata itu yang keluar pertama,”
“Habis mo bilang apa lagi, emang kenyataannya gitu,”
“Hem...mulai deh nggombalnya. Yuk segera capcus...,”aku menarik tangannya tidak sabar ingin segera menaiki sepeda motornya. Bonceng melangkah, mesin di hidupkan lantas keluar halaman kos.
            Pagi-pagi memulai hari dengan bertemu pacar dan bolos kuliah pergi entah kemana. Di sepanjang jalan suasana pagi masih sangat sejuk.
“Kita mo kemana nih jadinya?”tanyaku.
“Udah, percaya padaku. Kamu akan kuajak ke tempat yang sangat romantis Sayang,”
“Benarkah? Makasih. Kamu memang pacarku yang perhatian banget sama aku,”
            Ucapannya baru saja membuatku menjadi cewek paling bahagia pagi itu. Ungkapan bahagia kutandai dengan semakin bertambah erat kedua tanganku memeluk tubuhnya. Perasaanku membuncah, serasa semakin bertambah rasa cintaku padanya. Walaupun kami sudah jadian selama dua tahun, belum pernah sekalipun kami bertengkar bahkan sampai putus. 
“Kita mampir makan dulu yuk, lapar nih belum sarapan,”ajakku
“Boleh, di seberang jalan ini ada warung soto, mau Say?”
“OK deh.”
            Akhirnya kami berhenti di salah satu warung soto. Masih sepi, sepertinya kami konsumen pertama. Dengan lahap menyantap hidangan soto yang telah disiapkan, tiba-tiba..
“Say, bawa uang gak?”
“Bawa donk, emang kenapa?”tanyaku penasaran.
“Dompetku ternyata ketinggalan.”
“Udah, nanti aku yang bayar.”
“Makasih ya Say.”
            Perjalanan pun kami lanjutkan kembali.
“Masih jauh ya Vald?”panggilan akrabku padanya. Revald Reynaldi, itulah nama panjangnya. Sama-sama satu jurusan di pendidikan matematika. Perhatian yang dia berikan itulah yang membuatku simpatik kepadanya. Berawal dia terlebih dahulu yang menyatakan rasa sukanya padaku. Tanpa berpikir panjang langsung saja aku menerimanya sebagai pacarku saat semester satu.
“Tinggal bentar lagi kok, sabar ya Say,”
            Memasuki salah satu gang kecil di sudut kota. Memasuki jalan setapak, semakin lama semakin sepi saja. namun pemandangan yang ditampilkan juga semakin bagus. Bunga berwarna-warni mulai bertebaran di sana-sini. Memarkirkan motor lantas mencari tempat duduk yang nyaman karena terdapat banyak bangku di sana.
“Say, kita kan sudah lama jadian, mau tidak kamu berjanji padaku?”dia mengawali pembicaraan.
“Berjanji apa?”
“Berjanji bahwasannya kamu kelak akan menikah denganku.”
“Serius kamu akan menikahiku?”tanyaku meninggi, seakan-akan tidak percaya dengan apa yang dia katakan.
“Masak aku bohong sih Say,”sambil menunjuk salah satu bunga.”Bunga itu akan menjadi saksi kesungguhan cintaku padamu.” Dia menatapku dengan pandangan yang aneh. Semakin lama ku menatap matanya, semakin kencang saja hati ini berdebar.
            Takkuasa bibir ini berbicara. Serasa kelu dan kaku. Namun di dalam hati sungguh sangat bahagia. Dengan sedikit anggukan saja sepertinya sudah mewakili bahwa aku”mau”. Beberapa lama ngobrol akhirnya kami memutuskan untuk pulang.
                Sesampainya di kos, pintu kubuka secara perlahan. Mengamati suasana dalam rumah yang terlihat sepi menandakan tidak ada penghuninya. “Ah...sendirian lagi”sambil mencari-cari kunci kamar yang kusimpan di dalam tas. Tiba-tiba terdengar suara pintu di buka.
”Assalamu’alaikum dik Selvi,lho kok tumben dah pulang?”tanya seorang muslimah dengan jilbab besarnya melambai-lambai mendekatiku.
“Wa’alaikumussalam, eh..Mbak Naya. Iya Mbak, jam kosong dosennya tidak masuk,”jawabku dengan memasang mimik terkejut dan diiringi dengan pernyataan bohong yang secara spontan keluar dari mulutku. Aku memang tidak mau mbak Naya tahu bahwa aku hari ini bolos kuliah walaupun baru sekali.
“O...begitu...nanti siang nemenin mbak yuk.”
“Kemana Mbak?”
“Ke Bringharjo,”jawabnya.
            Tanpa berpikir panjang aku langsung mengiyakan ajakan mbak Naya. Mbak Naya pun langsung kembali ke kamarnya. Aku pun juga masuk ke kamar dengan perasaan senangdan bahagia. Mengapa tidak? Orang tuaku mulai khawatir dengan usiaku yang semakin bertambah dengan kuliah sudah mendekati semester akhir. Akhirnya ada juga seorang laki-laki yang berjanji kelak akan menikahiku. Dan laki-laki itu adalah orang yang selama ini kucintai. Siapa lagi kalau bukan pacarku.

#                            #                      #

“Emang Mbak mau beli apa sih?”tanyaku ketika memasuki gerbang pasar Bringharjo.
“Lihat saja nanti kamu pasti tahu dik.”
            Setelah beberapa kali singgah dari satu kios ke kios lain yang sejenis aku mulai bisa menyimpulkan kira-kira apa yang mau dibeli mbak Naya. Secara tidak sabar aku pun langsung melontarkan pertanyaan kembali.
“Mau beli kain, buat apa mbak?”
Sambil mengacungkan jari telunjuk tepat di depan bibirku,”Sssttt..buat pesta pernikahan Mbak dik.”
            Setelah mendengar pernyataan mbak Naya, kontan saja aku terkejut. Mbak Naya memang pintar menyimpan rahasia hatinya. Karena selama ini tidak pernah mbak Naya digosipkan menjalin hubungan spesial dengan seorang laki-laki. Seketika itu juga beribu pertanyaan memberondongi mbak Naya.
            Setelah lama memilih-milih kain akhirnya menemukan motif kain batik yang dirasa cocok untuk mbak Naya. Misi utama telah selesai.
“Mau makan apa dik?Mbak traktir ya.”
“Dengan senang hati Mbak,”sambil bergegas menuju warung makan yang berjejeran di arena pasar Bringharjo. Namun belum sampai masuk di salah satu warung, mata ini secara tiba-tiba mendapati sesosok laki-laki di seberang jalan berjalan dengan seorang perempuan. Mereka berdua berjalan dengan sangat mesra. Salah satu tangan laki-laki itu merangkul pundak perempuannya. Menunjukkan seperti sepasang kekasih yang sedang kasmaran. Tidak peduli bahwasannya mereka melakukan itu di tengah keramaian.
            Dan aku hampir saja dibuat pingsan karena aku sangat mengenal laki-laki itu. Revald, iya Revald. Laki-laki yang selama ini kuanggap sempurna di mataku. Perhatian yang selama ini dia curahkan, nampaknya berhasil membuatku mabuk kepayang sehingga membutakan mata hatiku. Laki-laki yang sempat membuatku jatuh cinta dan harapan untuk menikah dengannya ada di depan mata, secara tiba-tiba hilang bersamaan dengan hatiku yang hancur remuk.
“Mbak, langsung pulang saja yuk,”pintaku secara tiba-tiba kepada mbak Naya.
“Lho,emang kenapa Dik?” Tanyanya terheran-heran.
“Selvi capek banget nih, pengen segera istirahat,”alasan yang kulontarkan, yang sebenarnya ingin segera meluapkan rasa sakit hatiku.
“OK deh kalau begitu.”
            Sesampainya di kos, tanpa sepatah kata aku langsung masuk kamar dan kukunci dari dalam. Tidak memperdulikan mbak Naya yang menatapku masih dengan wajah terheran-heran.
Sungguh, sangat teganya dirimu Revald. Teganya dirimu mengkhianatiku, menjalin hubungan dengan wahita lain selain aku. Baru tadi pagi kamu berjanji ingin menikahiku dan hati ini terasa bahagia dibuatnya. Sekarang kau menyakitiku.”suara tangisanku walaupun pelan bersamaan dengan luapan air mata yang membanjir. Karena aku tidak mau mbak Naya tahu bahwa aku sedang menangis di dalam kamar.
            Kulirik HP yang berada di sampingku. Berusaha untuk meraih dan mengetik sms,”Sekarang hubungan kita putus.”Kukirim kepada laki-laki paling jahat yang hadir di kehidupanku. Rasa sakit hati benar-benar menyelimutiku. Disusul oleh rasa penyesalan, mengapa aku dengan mudahnya termakan oleh bujuk rayunya.
Teringat peristiwa tadi pagi saat kami memadu kasih, sempat terpikir menyerahkan segalanya yang aku miliki termasuk kehormatanku agar rasa cinta yang dia berikan bisa aku miliki selamanya. Untung saja aku masih bisa berpikir jernih, belum sampai melakukan hal itu. Entah bagaimana jadinya jika aku sampai melakukannya. Karena aku percaya kepadanya apalagi setelah dia benar-benar berjanji akan menikahiku. Melakukan hubungan terlarang dengan mengatasnamakan cinta. Dan sekarang apa yang terjadi sungguh di luar dugaan. Secara spontan ungkapan rasa syukur kuucapkan. Itu tandanya Allah masih menyayangiku.
Kucoba membuka pintu menuju kamar mandi dan mengambil air wudhu. Bersamaan dengan adzan Asar berkumandang. Kuingin mencurahkan semuanya kepada Allah. Memohon ampun atas dosa-dosa yang selama ini kulakukan. Setelah itu berusaha untuk memperbaiki diri dengan menjadi sesosok pribadi yang lebih baik.

                        #                                  #                                  #
            Suatu sore yang sangat cerah. Aku sedang asyik membaca buku di teras depan kos. Memang sengaja aku lakukan untuk terapi menghilangkan rasa sakit hatiku yang hampir selama satu minggu kurasakan. Walaupun di kelas selalu bertemu, namun sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan Revald. Kami saling acuh dan cuek sehingga boleh dibilang komunikasi pun sudah tidak ada.
“E..Dik Selvi, lagi baca apa?”sapa mbak Naya keluar dari pintu kos.
“Mbak Naya mau tahu aja sih. O ya gimana dengan persiapan pernikahannya Mbak? Wah, tidak lama lagi ya.”
“Alhamdulillah Dik, sudah hampir delapan puluh persen.”
“Itu gimana caranya Mbak bisa kenal dengan calon suami Mbak? Padahal Mbak tidak pacaran kan?”
            Akhirnya mbak Naya menceritakan semua dari awal proses sampai beliau mengiyakan lamaran calon suaminya. ”Subhanallah...so sweet,”gumamku. Memang mbak Naya sesosok muslimah yang sempurna. Baik, sholehah, pintar dan cantik. Tidak mengherankan jika laki-laki yang akan mendampinginya juga seorang laki-laki sholeh.
            Timbul rasa kagum kepada mbak Naya. Penampilannya pun membuatku merasa nyaman dan teduh ketika memandangnya. Mbak Naya memang seorang muslimah yang sangat hati-hati menjaga auratnya agar tidak terlihat oleh orang lain yang bukan muhrimnya. Oleh sebab itu dari pakaian yang beliau pilih selalu longgar dan tebal, tidak sampai membentuk lekuk tubuh. Jilbab yang beliau pakai pun juga lebar dan selalu menutupi sampai bawah dada. Ingin rasanya aku seperti mbak Naya.


                                    #                                  #                                  #


            Hari yang membahagiakan itu pun tiba. Aku dan teman-teman kos bersiap-siap menghadiri resepsi pernikahan mbak Naya yang bertempat di Sukoharjo, rumah dari mempelai wanitanya. Kami bersembilan sepakat naik sepeda motor dikarenakan jaraknya yang masih bisa dijangkau. Menggunakan lima sepeda motor saling berboncengan berangkat pagi-pagi sekali sekitar pukul 07.00
            Aku termasuk salah satu yang memegang kemudi diantara ke-lima motor. Berjalan menggunakan kecepatan rata-rata agar bisa selamat sampai tujuan dan berharap bisa menjadi saksi saat akad nikahnya. Satu jam kemudian kami sudah memasuki kota Klaten. Namun tiba-tiba ban motor salah satu dari kami bocor. Mau tidak mau kami mencari tempat penambalan ban agar bisa melanjutkan perjalanan kembali.
            Tidak jauh kira-kira dua meter dari tempat ban kami yang bocor ada sebuah bengkel. Kami langsung menuju ke sana lantas menunggu beberapa saat. Kulihat bapak separuh baya sangat cekatan menambal ban. Sungguh pekerjaan yang sangat mulia. Mengapa tidak? Tanpa jasa mereka tentu pengendara sepeda motor akan merasa kesulitan jika ban motor mereka bocor. Masak mau menambal sendiri? Tentu itu akan merepotkan juga. Maka pekerjaan semacam ini janganlah dipandang sebelah mata.
            Hanya menghabiskan waktu sekitar lima belas menit kami dapat melanjutkan perjalanan. Kali ini kami sedikit menanbah kecepatan sepeda motor karena waktu semakin siang dan jalan semakin padat dipenuhi baik itu kendaraan beroda dua maupun kendaraan beroda empat. Bahkan di lampu merah pun sudah mulai macet.
            Akhirnya kami pun memasuki kawasan kota Sukoharjo. Tinggal sedikit lagi sampai, kami lantas mencari alamat rumah mbak Naya dengan berpedoman peta yang tercantum pada undangan. Melewati beberapa gang sempit dan jalan setapak, sepertinya sudah nampak dari kejauhan tanda-tanda adanya resepsi pernikahan di salah satu rumah. “Alhamdulillah akhirnya sampai juga”batinku.
            Setelah memarkirkan sepeda motor kami bergegas memasuki halaman resepsi. Beruntung kami masih bisa mengikuti akad nikah yang memang akan dimulai.
“Mbak Selvi, kapan nih nyusul mbak Naya?”celoteh seorang teman kos.
“Do’ain saja segera menyusul Mbak Naya,”jawabku sambil tersenyum.
            Tidak terasa resepsipun berakhir. Kami berencana berpamitan pulang. Namun sebelum pulang secara bergantian aku dan teman-teman bersalaman dengan sang pengantin.
“Barakallah ya Mbak, semoga menjadi keluarga SAMARA,”bisikku kepada mbak Naya sambil bersalaman dan cipika-cipiki.
“Iya dik Selvi, syukron. Ngomong-ngomong kamu kelihatan cantik dengan model jilbab seperti ini,”sanjung mbak Naya.
            Memang aku sengaja mengenakan jilbab yang berbeda dari biasanya. Biasanya aku memakai jilbab yang pendek, tetapi aku mencoba memakai jilbab agak lebar. Lama-lama aku merasa nyaman memakai jilbab besar ini.
Sejak saat itu timbul niatan untuk merubah sedikit demi sedikit penampilanku. Jilbab-jilbab tipis dan kecil yang dulu suka kukenakan, mulai sekarang secara perlahan aku singkirkan. Lantas berusaha mendapatkan jilbab yang sesuai kriteria syariat. Dukungan dari banyak pihak kuperoleh, teman-teman kos, teman kuliah, terutama mbak Naya. Beliau bahkan sampai merelakan beberapa jilbabnya untuk diberikan kepadaku.
Pengalaman masa laluku menjadi pelajaran yang sangat berharga. Mulai sekarang aku berusaha memperbaiki diri agar menjadi pribadi sholehah. Cantik di mata Allah. Dan merubah cara berpakaian dan pergaulanku menjadi pribadi yang baru sehingga meraih kenyamanan hati.

Senin, 12 November 2012

Jadi Ketua KPK, Siapa Takut?








Presented by Kareen el-Qalamy


Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sudah tidak asing lagi bagi warga Indonesia. Salah satu lembaga paling populer akhir-akhir ini dengan menyedot perhatian sebagian masyarakat Indonesia. Dengan melihat kasus-kasus yang merebak di media massa pasti tidak prnah terlepas dengan KPK. Seolah-olah pembahasan terkait KPK tidak akan pernah selesai seperti halnya kasus korupsi yang entah tidak tahu kapan akan berakhir.
            Spontan saja orang-orang yang menduduki kursi baik itu pengurus maupun anggota di KPK mendadak menjadi orang terkenal sebagaimana artis yang sedang naik daun. Apalagi kalau pemberitaan yang muncul berisikan tentang keberhasilan KPK dalam mengungkap kasus korupsi. Kursi yang paling strategis adalah sebagai ketua KPK.
            Kalau boleh berandai saya beberapa tahun ke depan menjadi ketua KPK, itu merupakan sebuah pilihan yang harus saya ambil. Karena saya menganggap itu sebagai panggilan jiwa. Panggilan kepada jiwa yang ingin menegakkan kebenaran dengan cara memberantas ketidakadilan karena disebabkan oleh korupsi.
Langkah-langkah yang ingin saya ambil adalah dengan memberlakukan hukuman secara moral dan mengadakan pembinaaan dari segi ruhani dan spiritual agar pelaku korupsi sadar betul konsekuensi yang akan didapat tidak hanya sebatas hukuman di dunia saja tetapi juga hukuman di akhirat. Karena hukuman yang diberlakukan saat ini nampaknya sudah tidak bisa memberikan efek jera kkepada pelaku korupsi. Oleh sebab itu langkah ini tidak ada salahnya untuk dicoba.

Senin, 29 Oktober 2012

Idul Adha, Sarat Akan Makna



Presented by Kareen el-Qalamy


Allahu Akbar....Allahu Akbar....Allahu Akbar
            Lantunan suara takbir menggema di seantero jagad raya ini menjelang malam hari raya Idul Adha. Seketika itu juga ingatan langsung tertuju pada suatu kisah yang sarat akan makna. Sungguh sangat menyentuh kalbu bagi siapa saja yang memang benar-benar menghayatinya.
            Mengapa tidak, apabila dipikir menggunakan akal sehat, mana ada seorang bapak tega-teganya akan menyembelih anaknya sendiri? Sang anak yang jelas-jelas ingin disembelih juga bukannya lari menyelamatkan diri malah mendukung seratus persen perbuatan yang akan dilakukan oleh ayahnya itu. Ya, itulah kisah antara Nabi Ibrahim dengan anaknya, Nabi Ismail. Mereka ikhlas menjalankan perintah Allah walupun itu sangat berat.
            Dari kisah tersebut, manusia dituntut untuk mengambil pelajaran sebanyak-banyaknya. Terutama dengan satu kata,’ikhlas’. Iya, ikhlas. Kata iu sering terdengar di dalam kehidupan sehari-hari karena sudah menjadi kebiasaan setiap manusia dengan mudah mengucapkan kata itu.
Memang sangat sederhana untuk diucapkan, namun dibalik itu untuk mengaplikasikannya dalam keseharian tidaklah mudah. Sangat membutuhkan tidak sedikit pengorbanan. Karena dengan pengorbanan itulah menjadi salah satu tolak ukur apakah sudah ikhlas atau belum.
Mengorbankan segala hal tentunya. Pengorbanan harta, waktu, tenaga, pikiran bahkan sampai tetesan darah keluar dari dalam tubuh. Terutama pengorbanan dalaam hal-hal yang sangat disukai. Tentu itu membutuhkan usaha yang sarat akan perjuangan. Perjuangan melawan nafsu diri pribadi khususnya. Dimana diri pribadi secara otomatis akan timbul rasa berat hati untuk melepaskan sesuatu apalagi sesuatu itu adalah hal yang sangat disukai.
Itulah esensi dari momen Idul Adha. Idul Adha mengajarkan manusia untuk bisa bersikap ikhlas. Ikhlas berkorban dalam bentuk hewan ternak karena hewan ternak merupakan salah satu kesenangan hidup di dunia (Tercantum dalam Q.S Al-Imran (3) :14). Sekaligus Allah akan menguji sekiranya hamba manakah yang bisa menjalani kurban dengan rasa ikhlas.
Karena sudah tentu menjadi hal yang lumrah jika timbul rasa berat hati ketika ingin berkurban. Namun disaat rasa berat hati bisa dilawan dengan rasa ikhlas, maka gelar ketakwaan akan diraih  perlu diperhatikan juga bahwa bukan darah dan daging yang akan sampai kepada Allah, tetapi hanya keimanan dan ketakwaan dari seorang hamba saja.
 Berkurban selain melatih keikhlasan juga sekaligus menguji sudah seberapa besar  rasa kepedulian terhadap sesama muslim, dengan mengikhlaskan sebagian rezeki berupa hewan ternak untuk dibagikan kepada mereka yang membutuhkan. Oleh sebab itu momen-momen seperti ini sangat sayang apabila dilewatkan begitu saja. Mari berlomba-lomba mencurahkan kepedulian terhadap sesama karena semua umat muslim bersaudara.

Selasa, 09 Oktober 2012

Kenalan Yuk dg Sekolah Inklusif




Dinamika pendidikan di tanah air semakin menarik saja kalau disimak lebih lanjut. Apalagi di hadapkan dengan perkembangan zaman. Perkembangan zaman yang mengharuskan sistem pendidikan yang ada harus bisa mengakomodir apa-apa yang dibutuhkan oleh peserta didik.
            Kalau melihat dari segi kondisi peserta didik, tidak semua peserta didik memiliki kondisi baik itu fisik dan psikis yang sama. Tidak menjadi halangan jika apa yang dihadapi adalah peserta didik yang mempunyai kesehatan jasmani dan ruhani yang sehat dan normal. Namun akan menjadi tantangan tersendiri jika apa yang dihadapi adalah peserta didik yang lain dari pada yang lain. Lain daripada yang lain yang dimaksudkan di sini adalah peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus.
            Anak Kebutuhan Khusus (ABK) di sini adalah peserta didik yang mengalami kondisi abnormal. Mempunyai perbedaan dibandingkan dengan kondisi peserta didik pada umumnya, entah dilihat dari kesehatan jasmani atau kesehatan emosionalnya. Misal peserta didik yang memiliki cacat fisik, cacat mental atau bahkan kecerdasan yang melebihi standar.
Karena tidak semua kebutuhan khusus ini mengarah ke hal-hal yang bersifat cacat atau kekurangan. Anak yang hiperaktif juga bisa digolongkan menjadi ABK. Salah satunya adalah dengan mengubah sistem yang ada disesuaikan dengan kondisi mereka. Bukannya malah mereka yang harus mmenyesuaikan dengan sistem yang ada, karena itu sangatlah mustahil
            Oleh sebab itu ini menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan, bagaimana caranya bisa mengakomodir mereke secara keseluruhan. Sehingga sekarang ini munculah istilah sekolah inklusif yang memang dikhusukan bagi mereka agar tetap isa membaur dengan peserta didik yang normal. Pembahasan selanjutnya mencoba menjelaskan terkait tentang pendidikan inklusif.


A.    Pentingnya Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif sangat penting demi menunjang kemajuan pendidikan bagi siswa berkebutuhan khusus. Pendidikan inklusif sebagai upaya pemerintah untuk memfasilitasi siswa berkebutuhan khusus agar mampu menyesuaikan pembelajaran seperti pada siswa normal.
B.     Landasan Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif
Aturan dari dinas pendidikan nasional kepada sekolah- sekolah dalam hal ini masih terbatas pada sekolah tertentu yang mampu untuk memfasilitasi pelayanan pendidikan bagi siswa inklusi.
C.     Perkembangan Pendidikan Inklusi Di Dunia Dan Indonesia
Seperti diketahui bersama, pendidikan inklusi di Indonesia masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan pendidikan inklusi di Negara maju. Hal ini karena keterbatasan perhatian pemerintah terhadap siswa berkebutuhan khusus dari psikologi dan kognitif.
Di Indonesia, siswa dibebankan dengan kurikulum yang sangat memberatkan terhadap siswa karena mereka dituntut untuk memahami dan wajib lulus ujian mata pelajaran yang kemungkinan besar tidak sesuai dengan bidang yang diminatinya. Sementara itu, di Negara maju siswa dibebaskan memilih bbidang yang diminatinya sehingga siswa tersebut sudah diarahkan sejak awal agar mampu menyerap ilmu secara maksimal.
Untuk pendidikan inklusi di Negara maju siswa telah difasililtasi dengan berbagai macam sarana dan prasarana yang mendukung berlangsungnya pendidikan inklusi. Sedangkan di Indonesia pendidikan inklusi masih memiliki banyak kendala. Seperti kurikulum yang belum sesuai, system pendidikan inklusi, tenaga pengajar serta fasilitas pendukung pendidikan inklusi yang belum memadai.
D.    Urgensi Pendidikan Matematika Inklusi
Pendidikan matematika inklusif sangat penting dalam mamaksimalkan potensi anak berkebutuhkan khusus dalam hal ini pada pembelajaran matematika. Pendidikan matematika inklusif juga berperan dalam pemberian porsi yang sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa.
E.     Perbedaan Pembelajaran Matematika Biasa dengan Pembelajaran Matematika Inklusif
Dalam pembelajaran matematika biasa, guru cenderung manganggap sama kemampuan masing- masing siswa sehingga untuk siswa berkebutuhan khusus (dalam hal ini siswa slow learner) dan siswa dengan kemampuan diatas rata- rata kurang mendapatkan perhatian. Sedangkan dalam pembelajaran matematika inklusif, pembelajaran dilakukan dengan memberikan pendekatan khusus dalam pembelajarannya.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di MAN Maguwoharjo, pembelajaran matematika inklusif dilakukan dengan pendekatan terhadap siswa secara langsung. Guru memberikan perhatikan lebih kepada siswa berkebutuhan khusus. Alat peraga digunakan dalam memudahkan pembelajaran, mengingat siswa berkebutuhan khusus di MAN Maguwohajo adalah siswa tunanetra.
F.      Perubahan Yang Diperlukan Untuk Menjadi Pendidikan Matematika Inklusif
Dari segi fasilitas, sarana dan prasarana pendidikan inklusif. Tenaga pengajar siswa berkebutuhan khusus diambil dari mata pelajaran matematika (normal). Namun demikian disediakan pula tenaga ahli yang menangani siswa berkebutuhan khusus tersebut. Misalnya pada saat ujian, siswa berkebutuhan khusus mendapatkan fasilitas penunjang berupa pembacaan soal oleh guru pendamping serta guru khusus yang bertugas dalam mengoreksi jawaban ujian. Selain itu, sekolah menyediakan tanda khusus berupa lantai dengan model khusus untuk mempermudah siswa berkebutuhan khusus mengetahui ruangan yang ada didekatnya.
G.    Hambatan dan Tantangan Pendidikan Matematika Inklusif
1.      Hambatan Penyelenggaraan Pendidikan Matematika Inklusif di MAN Maguwoharjo
a.       Sarana dan prasarana yang masih terbatas.
b.      Tenaga pendidik umumnya berasal dari guru mata pelajaran (secara umum) sehingga kurang berkompeten dalam menangani siswa berkebutuhan khusus.
c.       System pendidikan inklusif yang belum sesuai sebagaimana model sekolah inklusif.
d.      Penyelenggaraan ujian siswa berkebutuhan khusus sebagian telah dikelompokkan, namun demikian ada pula siswa berkebutuhan khusus yang mengikuti ujian bersama dengan siswa normal.
e.       Soal antara siswa berkebutuhan khusus disamakan dengan soal untuk siswa normal sehingga menyulitkan bagi siswa slow learner.
2.      Tantangan pendidikan matematika inklusif
a.       Guru mata pelajaran (normal) dituntut untuk bisa mengajar siswa normal dan siswa berkebutuhan khusus secara bersamaan.
b.      Guru dituntut agar mampu memahami kondisi psikologi siswa secara keseluruhan (baik dari siswa normal maupun siswa berkebutuhan khusus).








 Dinamika pendidikan di tanah air semakin menarik saja kalau disimak lebih lanjut. Apalagi di hadapkan dengan perkembangan zaman. Perkembangan zaman yang mengharuskan sistem pendidikan yang ada harus bisa mengakomodir apa-apa yang dibutuhkan oleh peserta didik.
            Kalau melihat dari segi kondisi peserta didik, tidak semua peserta didik memiliki kondisi baik itu fisik dan psikis yang sama. Tidak menjadi halangan jika apa yang dihadapi adalah peserta didik yang mempunyai kesehatan jasmani dan ruhani yang sehat dan normal. Namun akan menjadi tantangan tersendiri jika apa yang dihadapi adalah peserta didik yang lain dari pada yang lain. Lain daripada yang lain yang dimaksudkan di sini adalah peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus.
            Anak Kebutuhan Khusus (ABK) di sini adalah peserta didik yang mengalami kondisi abnormal. Mempunyai perbedaan dibandingkan dengan kondisi peserta didik pada umumnya, entah dilihat dari kesehatan jasmani atau kesehatan emosionalnya. Misal peserta didik yang memiliki cacat fisik, cacat mental atau bahkan kecerdasan yang melebihi standar.
Karena tidak semua kebutuhan khusus ini mengarah ke hal-hal yang bersifat cacat atau kekurangan. Anak yang hiperaktif juga bisa digolongkan menjadi ABK. Salah satunya adalah dengan mengubah sistem yang ada disesuaikan dengan kondisi mereka. Bukannya malah mereka yang harus mmenyesuaikan dengan sistem yang ada, karena itu sangatlah mustahil
            Oleh sebab itu ini menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan, bagaimana caranya bisa mengakomodir mereke secara keseluruhan. Sehingga sekarang ini munculah istilah sekolah inklusif yang memang dikhusukan bagi mereka agar tetap isa membaur dengan peserta didik yang normal. Pembahasan selanjutnya mencoba menjelaskan terkait tentang pendidikan inklusif.


A.    Pentingnya Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif sangat penting demi menunjang kemajuan pendidikan bagi siswa berkebutuhan khusus. Pendidikan inklusif sebagai upaya pemerintah untuk memfasilitasi siswa berkebutuhan khusus agar mampu menyesuaikan pembelajaran seperti pada siswa normal.
B.     Landasan Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif
Aturan dari dinas pendidikan nasional kepada sekolah- sekolah dalam hal ini masih terbatas pada sekolah tertentu yang mampu untuk memfasilitasi pelayanan pendidikan bagi siswa inklusi.
C.     Perkembangan Pendidikan Inklusi Di Dunia Dan Indonesia
Seperti diketahui bersama, pendidikan inklusi di Indonesia masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan pendidikan inklusi di Negara maju. Hal ini karena keterbatasan perhatian pemerintah terhadap siswa berkebutuhan khusus dari psikologi dan kognitif.
Di Indonesia, siswa dibebankan dengan kurikulum yang sangat memberatkan terhadap siswa karena mereka dituntut untuk memahami dan wajib lulus ujian mata pelajaran yang kemungkinan besar tidak sesuai dengan bidang yang diminatinya. Sementara itu, di Negara maju siswa dibebaskan memilih bbidang yang diminatinya sehingga siswa tersebut sudah diarahkan sejak awal agar mampu menyerap ilmu secara maksimal.
Untuk pendidikan inklusi di Negara maju siswa telah difasililtasi dengan berbagai macam sarana dan prasarana yang mendukung berlangsungnya pendidikan inklusi. Sedangkan di Indonesia pendidikan inklusi masih memiliki banyak kendala. Seperti kurikulum yang belum sesuai, system pendidikan inklusi, tenaga pengajar serta fasilitas pendukung pendidikan inklusi yang belum memadai.
D.    Urgensi Pendidikan Matematika Inklusi
Pendidikan matematika inklusif sangat penting dalam mamaksimalkan potensi anak berkebutuhkan khusus dalam hal ini pada pembelajaran matematika. Pendidikan matematika inklusif juga berperan dalam pemberian porsi yang sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa.
E.     Perbedaan Pembelajaran Matematika Biasa dengan Pembelajaran Matematika Inklusif
Dalam pembelajaran matematika biasa, guru cenderung manganggap sama kemampuan masing- masing siswa sehingga untuk siswa berkebutuhan khusus (dalam hal ini siswa slow learner) dan siswa dengan kemampuan diatas rata- rata kurang mendapatkan perhatian. Sedangkan dalam pembelajaran matematika inklusif, pembelajaran dilakukan dengan memberikan pendekatan khusus dalam pembelajarannya.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di MAN Maguwoharjo, pembelajaran matematika inklusif dilakukan dengan pendekatan terhadap siswa secara langsung. Guru memberikan perhatikan lebih kepada siswa berkebutuhan khusus. Alat peraga digunakan dalam memudahkan pembelajaran, mengingat siswa berkebutuhan khusus di MAN Maguwohajo adalah siswa tunanetra.
F.      Perubahan Yang Diperlukan Untuk Menjadi Pendidikan Matematika Inklusif
Dari segi fasilitas, sarana dan prasarana pendidikan inklusif. Tenaga pengajar siswa berkebutuhan khusus diambil dari mata pelajaran matematika (normal). Namun demikian disediakan pula tenaga ahli yang menangani siswa berkebutuhan khusus tersebut. Misalnya pada saat ujian, siswa berkebutuhan khusus mendapatkan fasilitas penunjang berupa pembacaan soal oleh guru pendamping serta guru khusus yang bertugas dalam mengoreksi jawaban ujian. Selain itu, sekolah menyediakan tanda khusus berupa lantai dengan model khusus untuk mempermudah siswa berkebutuhan khusus mengetahui ruangan yang ada didekatnya.
G.    Hambatan dan Tantangan Pendidikan Matematika Inklusif
1.      Hambatan Penyelenggaraan Pendidikan Matematika Inklusif di MAN Maguwoharjo
a.       Sarana dan prasarana yang masih terbatas.
b.      Tenaga pendidik umumnya berasal dari guru mata pelajaran (secara umum) sehingga kurang berkompeten dalam menangani siswa berkebutuhan khusus.
c.       System pendidikan inklusif yang belum sesuai sebagaimana model sekolah inklusif.
d.      Penyelenggaraan ujian siswa berkebutuhan khusus sebagian telah dikelompokkan, namun demikian ada pula siswa berkebutuhan khusus yang mengikuti ujian bersama dengan siswa normal.
e.       Soal antara siswa berkebutuhan khusus disamakan dengan soal untuk siswa normal sehingga menyulitkan bagi siswa slow learner.
2.      Tantangan pendidikan matematika inklusif
a.       Guru mata pelajaran (normal) dituntut untuk bisa mengajar siswa normal dan siswa berkebutuhan khusus secara bersamaan.
b.      Guru dituntut agar mampu memahami kondisi psikologi siswa secara keseluruhan (baik dari siswa normal maupun siswa berkebutuhan khusus).


            Dari pemaparan di atas, telah diketahui seluk beluk sekolah inklusif. Mulai dari perkembangannya sampai hambatan dan rintangan yang dihadapi. Perkembangan sekolah inklusif yang memang dipelopori di luar negeri hingga akhirnya merambah ke Indonesia. Sampai sekarang pun masih perlu banyak perbaikan dari segala sisi. Entah itu dari kurikulum yang diberlakukan sampai sarana dan prasarana yang dibutuhkan apa saja.
            Persiapan untuk menuju sekolah inklusif memang banyak hal yang perlu dipersiapkan. Harapannya setelah diketahui hambatan dan tantangan yang dihadapi oleh sekolah inklusif, bisa segera dicari penyelesaian terbaik khususnya dalam pembelajaran matematika.
Memang dibutuhkan perhatian khusus kepada siswa ABK ketika belajar matematika. Semoga pemerintah dapat mengambil kebijakan terbaik demi terselenggaranya pendidikan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.