Selasa, 09 Oktober 2012

Kenalan Yuk dg Sekolah Inklusif




Dinamika pendidikan di tanah air semakin menarik saja kalau disimak lebih lanjut. Apalagi di hadapkan dengan perkembangan zaman. Perkembangan zaman yang mengharuskan sistem pendidikan yang ada harus bisa mengakomodir apa-apa yang dibutuhkan oleh peserta didik.
            Kalau melihat dari segi kondisi peserta didik, tidak semua peserta didik memiliki kondisi baik itu fisik dan psikis yang sama. Tidak menjadi halangan jika apa yang dihadapi adalah peserta didik yang mempunyai kesehatan jasmani dan ruhani yang sehat dan normal. Namun akan menjadi tantangan tersendiri jika apa yang dihadapi adalah peserta didik yang lain dari pada yang lain. Lain daripada yang lain yang dimaksudkan di sini adalah peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus.
            Anak Kebutuhan Khusus (ABK) di sini adalah peserta didik yang mengalami kondisi abnormal. Mempunyai perbedaan dibandingkan dengan kondisi peserta didik pada umumnya, entah dilihat dari kesehatan jasmani atau kesehatan emosionalnya. Misal peserta didik yang memiliki cacat fisik, cacat mental atau bahkan kecerdasan yang melebihi standar.
Karena tidak semua kebutuhan khusus ini mengarah ke hal-hal yang bersifat cacat atau kekurangan. Anak yang hiperaktif juga bisa digolongkan menjadi ABK. Salah satunya adalah dengan mengubah sistem yang ada disesuaikan dengan kondisi mereka. Bukannya malah mereka yang harus mmenyesuaikan dengan sistem yang ada, karena itu sangatlah mustahil
            Oleh sebab itu ini menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan, bagaimana caranya bisa mengakomodir mereke secara keseluruhan. Sehingga sekarang ini munculah istilah sekolah inklusif yang memang dikhusukan bagi mereka agar tetap isa membaur dengan peserta didik yang normal. Pembahasan selanjutnya mencoba menjelaskan terkait tentang pendidikan inklusif.


A.    Pentingnya Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif sangat penting demi menunjang kemajuan pendidikan bagi siswa berkebutuhan khusus. Pendidikan inklusif sebagai upaya pemerintah untuk memfasilitasi siswa berkebutuhan khusus agar mampu menyesuaikan pembelajaran seperti pada siswa normal.
B.     Landasan Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif
Aturan dari dinas pendidikan nasional kepada sekolah- sekolah dalam hal ini masih terbatas pada sekolah tertentu yang mampu untuk memfasilitasi pelayanan pendidikan bagi siswa inklusi.
C.     Perkembangan Pendidikan Inklusi Di Dunia Dan Indonesia
Seperti diketahui bersama, pendidikan inklusi di Indonesia masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan pendidikan inklusi di Negara maju. Hal ini karena keterbatasan perhatian pemerintah terhadap siswa berkebutuhan khusus dari psikologi dan kognitif.
Di Indonesia, siswa dibebankan dengan kurikulum yang sangat memberatkan terhadap siswa karena mereka dituntut untuk memahami dan wajib lulus ujian mata pelajaran yang kemungkinan besar tidak sesuai dengan bidang yang diminatinya. Sementara itu, di Negara maju siswa dibebaskan memilih bbidang yang diminatinya sehingga siswa tersebut sudah diarahkan sejak awal agar mampu menyerap ilmu secara maksimal.
Untuk pendidikan inklusi di Negara maju siswa telah difasililtasi dengan berbagai macam sarana dan prasarana yang mendukung berlangsungnya pendidikan inklusi. Sedangkan di Indonesia pendidikan inklusi masih memiliki banyak kendala. Seperti kurikulum yang belum sesuai, system pendidikan inklusi, tenaga pengajar serta fasilitas pendukung pendidikan inklusi yang belum memadai.
D.    Urgensi Pendidikan Matematika Inklusi
Pendidikan matematika inklusif sangat penting dalam mamaksimalkan potensi anak berkebutuhkan khusus dalam hal ini pada pembelajaran matematika. Pendidikan matematika inklusif juga berperan dalam pemberian porsi yang sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa.
E.     Perbedaan Pembelajaran Matematika Biasa dengan Pembelajaran Matematika Inklusif
Dalam pembelajaran matematika biasa, guru cenderung manganggap sama kemampuan masing- masing siswa sehingga untuk siswa berkebutuhan khusus (dalam hal ini siswa slow learner) dan siswa dengan kemampuan diatas rata- rata kurang mendapatkan perhatian. Sedangkan dalam pembelajaran matematika inklusif, pembelajaran dilakukan dengan memberikan pendekatan khusus dalam pembelajarannya.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di MAN Maguwoharjo, pembelajaran matematika inklusif dilakukan dengan pendekatan terhadap siswa secara langsung. Guru memberikan perhatikan lebih kepada siswa berkebutuhan khusus. Alat peraga digunakan dalam memudahkan pembelajaran, mengingat siswa berkebutuhan khusus di MAN Maguwohajo adalah siswa tunanetra.
F.      Perubahan Yang Diperlukan Untuk Menjadi Pendidikan Matematika Inklusif
Dari segi fasilitas, sarana dan prasarana pendidikan inklusif. Tenaga pengajar siswa berkebutuhan khusus diambil dari mata pelajaran matematika (normal). Namun demikian disediakan pula tenaga ahli yang menangani siswa berkebutuhan khusus tersebut. Misalnya pada saat ujian, siswa berkebutuhan khusus mendapatkan fasilitas penunjang berupa pembacaan soal oleh guru pendamping serta guru khusus yang bertugas dalam mengoreksi jawaban ujian. Selain itu, sekolah menyediakan tanda khusus berupa lantai dengan model khusus untuk mempermudah siswa berkebutuhan khusus mengetahui ruangan yang ada didekatnya.
G.    Hambatan dan Tantangan Pendidikan Matematika Inklusif
1.      Hambatan Penyelenggaraan Pendidikan Matematika Inklusif di MAN Maguwoharjo
a.       Sarana dan prasarana yang masih terbatas.
b.      Tenaga pendidik umumnya berasal dari guru mata pelajaran (secara umum) sehingga kurang berkompeten dalam menangani siswa berkebutuhan khusus.
c.       System pendidikan inklusif yang belum sesuai sebagaimana model sekolah inklusif.
d.      Penyelenggaraan ujian siswa berkebutuhan khusus sebagian telah dikelompokkan, namun demikian ada pula siswa berkebutuhan khusus yang mengikuti ujian bersama dengan siswa normal.
e.       Soal antara siswa berkebutuhan khusus disamakan dengan soal untuk siswa normal sehingga menyulitkan bagi siswa slow learner.
2.      Tantangan pendidikan matematika inklusif
a.       Guru mata pelajaran (normal) dituntut untuk bisa mengajar siswa normal dan siswa berkebutuhan khusus secara bersamaan.
b.      Guru dituntut agar mampu memahami kondisi psikologi siswa secara keseluruhan (baik dari siswa normal maupun siswa berkebutuhan khusus).








 Dinamika pendidikan di tanah air semakin menarik saja kalau disimak lebih lanjut. Apalagi di hadapkan dengan perkembangan zaman. Perkembangan zaman yang mengharuskan sistem pendidikan yang ada harus bisa mengakomodir apa-apa yang dibutuhkan oleh peserta didik.
            Kalau melihat dari segi kondisi peserta didik, tidak semua peserta didik memiliki kondisi baik itu fisik dan psikis yang sama. Tidak menjadi halangan jika apa yang dihadapi adalah peserta didik yang mempunyai kesehatan jasmani dan ruhani yang sehat dan normal. Namun akan menjadi tantangan tersendiri jika apa yang dihadapi adalah peserta didik yang lain dari pada yang lain. Lain daripada yang lain yang dimaksudkan di sini adalah peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus.
            Anak Kebutuhan Khusus (ABK) di sini adalah peserta didik yang mengalami kondisi abnormal. Mempunyai perbedaan dibandingkan dengan kondisi peserta didik pada umumnya, entah dilihat dari kesehatan jasmani atau kesehatan emosionalnya. Misal peserta didik yang memiliki cacat fisik, cacat mental atau bahkan kecerdasan yang melebihi standar.
Karena tidak semua kebutuhan khusus ini mengarah ke hal-hal yang bersifat cacat atau kekurangan. Anak yang hiperaktif juga bisa digolongkan menjadi ABK. Salah satunya adalah dengan mengubah sistem yang ada disesuaikan dengan kondisi mereka. Bukannya malah mereka yang harus mmenyesuaikan dengan sistem yang ada, karena itu sangatlah mustahil
            Oleh sebab itu ini menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan, bagaimana caranya bisa mengakomodir mereke secara keseluruhan. Sehingga sekarang ini munculah istilah sekolah inklusif yang memang dikhusukan bagi mereka agar tetap isa membaur dengan peserta didik yang normal. Pembahasan selanjutnya mencoba menjelaskan terkait tentang pendidikan inklusif.


A.    Pentingnya Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif sangat penting demi menunjang kemajuan pendidikan bagi siswa berkebutuhan khusus. Pendidikan inklusif sebagai upaya pemerintah untuk memfasilitasi siswa berkebutuhan khusus agar mampu menyesuaikan pembelajaran seperti pada siswa normal.
B.     Landasan Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif
Aturan dari dinas pendidikan nasional kepada sekolah- sekolah dalam hal ini masih terbatas pada sekolah tertentu yang mampu untuk memfasilitasi pelayanan pendidikan bagi siswa inklusi.
C.     Perkembangan Pendidikan Inklusi Di Dunia Dan Indonesia
Seperti diketahui bersama, pendidikan inklusi di Indonesia masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan pendidikan inklusi di Negara maju. Hal ini karena keterbatasan perhatian pemerintah terhadap siswa berkebutuhan khusus dari psikologi dan kognitif.
Di Indonesia, siswa dibebankan dengan kurikulum yang sangat memberatkan terhadap siswa karena mereka dituntut untuk memahami dan wajib lulus ujian mata pelajaran yang kemungkinan besar tidak sesuai dengan bidang yang diminatinya. Sementara itu, di Negara maju siswa dibebaskan memilih bbidang yang diminatinya sehingga siswa tersebut sudah diarahkan sejak awal agar mampu menyerap ilmu secara maksimal.
Untuk pendidikan inklusi di Negara maju siswa telah difasililtasi dengan berbagai macam sarana dan prasarana yang mendukung berlangsungnya pendidikan inklusi. Sedangkan di Indonesia pendidikan inklusi masih memiliki banyak kendala. Seperti kurikulum yang belum sesuai, system pendidikan inklusi, tenaga pengajar serta fasilitas pendukung pendidikan inklusi yang belum memadai.
D.    Urgensi Pendidikan Matematika Inklusi
Pendidikan matematika inklusif sangat penting dalam mamaksimalkan potensi anak berkebutuhkan khusus dalam hal ini pada pembelajaran matematika. Pendidikan matematika inklusif juga berperan dalam pemberian porsi yang sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa.
E.     Perbedaan Pembelajaran Matematika Biasa dengan Pembelajaran Matematika Inklusif
Dalam pembelajaran matematika biasa, guru cenderung manganggap sama kemampuan masing- masing siswa sehingga untuk siswa berkebutuhan khusus (dalam hal ini siswa slow learner) dan siswa dengan kemampuan diatas rata- rata kurang mendapatkan perhatian. Sedangkan dalam pembelajaran matematika inklusif, pembelajaran dilakukan dengan memberikan pendekatan khusus dalam pembelajarannya.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di MAN Maguwoharjo, pembelajaran matematika inklusif dilakukan dengan pendekatan terhadap siswa secara langsung. Guru memberikan perhatikan lebih kepada siswa berkebutuhan khusus. Alat peraga digunakan dalam memudahkan pembelajaran, mengingat siswa berkebutuhan khusus di MAN Maguwohajo adalah siswa tunanetra.
F.      Perubahan Yang Diperlukan Untuk Menjadi Pendidikan Matematika Inklusif
Dari segi fasilitas, sarana dan prasarana pendidikan inklusif. Tenaga pengajar siswa berkebutuhan khusus diambil dari mata pelajaran matematika (normal). Namun demikian disediakan pula tenaga ahli yang menangani siswa berkebutuhan khusus tersebut. Misalnya pada saat ujian, siswa berkebutuhan khusus mendapatkan fasilitas penunjang berupa pembacaan soal oleh guru pendamping serta guru khusus yang bertugas dalam mengoreksi jawaban ujian. Selain itu, sekolah menyediakan tanda khusus berupa lantai dengan model khusus untuk mempermudah siswa berkebutuhan khusus mengetahui ruangan yang ada didekatnya.
G.    Hambatan dan Tantangan Pendidikan Matematika Inklusif
1.      Hambatan Penyelenggaraan Pendidikan Matematika Inklusif di MAN Maguwoharjo
a.       Sarana dan prasarana yang masih terbatas.
b.      Tenaga pendidik umumnya berasal dari guru mata pelajaran (secara umum) sehingga kurang berkompeten dalam menangani siswa berkebutuhan khusus.
c.       System pendidikan inklusif yang belum sesuai sebagaimana model sekolah inklusif.
d.      Penyelenggaraan ujian siswa berkebutuhan khusus sebagian telah dikelompokkan, namun demikian ada pula siswa berkebutuhan khusus yang mengikuti ujian bersama dengan siswa normal.
e.       Soal antara siswa berkebutuhan khusus disamakan dengan soal untuk siswa normal sehingga menyulitkan bagi siswa slow learner.
2.      Tantangan pendidikan matematika inklusif
a.       Guru mata pelajaran (normal) dituntut untuk bisa mengajar siswa normal dan siswa berkebutuhan khusus secara bersamaan.
b.      Guru dituntut agar mampu memahami kondisi psikologi siswa secara keseluruhan (baik dari siswa normal maupun siswa berkebutuhan khusus).


            Dari pemaparan di atas, telah diketahui seluk beluk sekolah inklusif. Mulai dari perkembangannya sampai hambatan dan rintangan yang dihadapi. Perkembangan sekolah inklusif yang memang dipelopori di luar negeri hingga akhirnya merambah ke Indonesia. Sampai sekarang pun masih perlu banyak perbaikan dari segala sisi. Entah itu dari kurikulum yang diberlakukan sampai sarana dan prasarana yang dibutuhkan apa saja.
            Persiapan untuk menuju sekolah inklusif memang banyak hal yang perlu dipersiapkan. Harapannya setelah diketahui hambatan dan tantangan yang dihadapi oleh sekolah inklusif, bisa segera dicari penyelesaian terbaik khususnya dalam pembelajaran matematika.
Memang dibutuhkan perhatian khusus kepada siswa ABK ketika belajar matematika. Semoga pemerintah dapat mengambil kebijakan terbaik demi terselenggaranya pendidikan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar