Jumat, 14 Desember 2012

Tampil Cantik di Mata Allah

Created by Kareen el-Qalamy


Seorang muslimah terasa ada yag kurang jika tidak mengenakan jilbab. Jilbab memang sudah melekat sebagai identitas wajib bagi seorang wanita Islam. Bagi mereka yang sudah sadar betul akan perintah mengenakan hijab ini tentu dengan penuh kesadaran akan memegang teguh perintah tersebut.
            Seperti halnya dengan apa yang kualami berkaitan dengan jilbab. Pengalaman pertamaku saat mengenakan jilbab dimulai saat aku duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VIII. Sebenarnya keinginan berjilbab sudah muncul saat aku kelas VII. Namun keinginan tersebut masih bisa goyah hanya karena dalam satu kelas teman putri yang mengenakan jilbab hanya satu orang. Sehingga aku merasa tidak percaya diri ketika mengenakan jilbab.
            Satu tahun pun berlalu. Ada rasa penyesalan mengapa aku tidak mengenakan jilbab sejak awal masuk sekolah hanya karena rasa kurang percaya diri. Akhirnya untuk membuang rasa penyesalanku, niatan untuk berjilbab pun tumbuh semakin kuat di dalam hatiku. Perubahan besar kulakukan ketika menginjak kelas VIII SMP. Awalnya timbul keraguan apakah orang tua mengizinkan atau tidak. Tetapi ternyata Allah memberi kemudahan melalui perantara orang tua yang mengizinkanku untuk mengenakan jilbab.
            Hidayah mengenakan jilbab Allah berikan kepadaku bukan karena tanpa usaha. Teringat saat Ramadhan ketika aku kelas VI Sekolah Dasar (SD). Aku mengisi kegiatan Ramadhan dengan mengikuti serangkaian agenda yang dilakukan oleh masyarakat di desaku. Mulai dari pengajian, tadarus Al-Qur’an, TPA, buka bersama dan masih banyak lagi. Ketika suatu malam aku mengikuti pengajian, diisi oleh salah seorang ustadz yang memang sudah menimbulkan kesan tersendiri di hati para jamaah masjid.
            Materi yang beliau sampaikan sungguh sarat akan makna berkenaan dengan jilbab. Dan itulah yang membuka hatiku untuk segera mengenakan jilbab. Akhirnya aku bisa merealisasikan di saat aku menginjak kelas VIII SMP. Itupun tidak berjalan mulus, banyak sekali godaan yang mengujiku. Terutama dari keluargaku sendiri. Walaupun orang tua memberikan izin bagiku untuk berjilbab, namun di tengah perjalanan beliau sering mengejekku. Berkomentar dengan gaya berpakaianku.
            Memang gaya berpakaianku apabila dilihat oleh orang yang belum paham akan aturan menutup aurat tentu memandang aneh. Keluar rumah harus memakai kaos kaki, jilbab yang dikenakanpun lebar dan besar, seperti tren berpakaian jadul saja. Namun aku berusaha untuk tetap tegar, berusaha untuk tidak mendengarkaan ejekan atau komentar sinis yang orang lain berikan. Lantas aku mengimbangi dengan semakin memperbaiki sikapku agar mereka tidak tersinggung. Sekaligus ingin membuktikan bahwa seorang muslimah tetap bisa bergerak cekatan ketika bertindak walaupun mereka harus menutup auratnya. Tidak lupa juga mempersembahkan prestasi terbaik sehingga menimbulkan kesan bahwa seorang muslimah juga bisa berprestasi.
            Awalan pertama dianggap lumrah jika memakai jilbab dirasa sangat ribet dan repot. Keluar rumah harus berganti pakaian panjang dan memakai jilbab. Itupun belum ditambah koleksian jilbab dan baju panjang yang masih sedikit. Tentu membutuhkan proses dan modal berupa materi untuk mempersiapkan itu semua.
            Tumpukan baju kotor juga menggunung tinggi dengan cepat. Dulu baju kotor yang dicuci bisa dibilang sedikit, sekarang sekali mencuci walaupun satu atau dua setel baju terlihat banyak. Maklum satu setel baju seorang muslimah itu tidak hanya sepasang pakaian atas dan bawah tetapi masih ada tambahan lain contohnya seperti kaos kaki,dalaman jilbab. Bahkan jilbab yang dipakai tidak hanya satu kalau memakai rangkapan jilbab.
            Namun itu semua akan terasa enjoy ketika kita ikhlas menjalankan apa yang memang sudah menjadi fitrah seorang muslimah yaitu menutup auratnya. Karena apa yang aku rasakan antara sebelum dan setelah memakai jilbab sangatlah berbeda. Serasa hati ini lebih nyaman ketika memakai jilbab. Mengapa tidak? Nyaman dan aman dari segala macam gangguan. Baik itu gangguan dari sesama manusia ataupun dari benda tak hidup.
Gangguan dari segi manusia contohnya aman dari godaan dan rayuan gombal laki-laki. Sering kali ketika di suatu tempat ada saja laki-laki yang usil meenggoda. Entah itu dengan siulan atau memanggil-manggil mencari perhatian. Memakai jilbab bisa meminimalisir akan hal itu. Wanita berjilbab jarang digoda laki-laki nakal daripada wanita yang tidak memakai jilbab. Karena saya pernah mengalami sendiri saat berjalan dengan teman yang tidak memakai jilbab.
Godaan yang berupa benda tak hidup, seorang muslimah aman dari gangguan cuaca yang tidak bersahabat. Karena secara otomatis rambut akan terlindung dari sengatan sinar matahari misalnya. Sekaligus aman dari terpaan debu dan polusi udara yang sering membuat rambut tidak sehat. Dengan memakai jilbab kesehatan pun akan terjaga.
Setelah memakai jilbab aku merasa benteng untuk melakukan maksiat semakin kuat saja. karena dengan memakai jilbab seseorang akan malu jika melakukan perbuatan dosa. Mereka akan berpikir berulang kali, berjilbab kok melakukan perbuatan negatif. Tentu mereka tidak rela mengotori akan kesan positif tentang jilbab.
Kalaupun akhir-akhir ini pelaku kejahatan juga tidak terlepas dari wanita berjilbab. Itu bukan berarti menyalahkan fungsi atau urgensi jilbab. Namun memang pelakunyalah yang belum bisa memaknai akan fungsi jilbab itu. Mereka menganggap jilbab hanya sebatas tren atau mode berpakaian saja. Padahal dengan berjilbab bisa sekaligus memperbaiki perilaku keseharian kita.
Dulu sebelum berjilbab aku sempat ingin berpacaran. Namun setelah memakai jilbab niatan itu kubuang jauh-jauh karena aku tidak mau jilbab yang aku kenakan terkotori. Terkotori perbuatanku yang tidak tahu malu. Jadi jilbab bisa sekaligus menjaga harkat, martabat dan kemuliaan seorang wanita juga.
Sekarang sudah hampir tujuh tahun jilbab menjadi identitas wajibku. Semua perasaan bercampur menjadi satu mengiringi langkahku memakai jilbab. Semuanya bahagia, tidak ada yang menyedihkan buatku. Karena aku memakai jilbab atas dasar kesadaran sendiri tanpa paksaan dari orang lain. Sehingga, aku bisa menjalani semuanya dengan penuh rasa sukacita dan keikhlasan. Walaupun orang lain terlihat memandangiku dengan aneh ketika memakai jilbab tetapi aku tidak ambil pusing. Karena aku ingin tampil cantik dihadapan Allah, tidak hanya sebatas cantik di hadapan makhluknya saja. Karena cantik dihadapan makhluk hanyalah semu. Allahlah tempat bermuara segalanya.
Oleh sebab itu teruntuk muslimah yang sudah mengambil keputusan besar dalam hidupnya untuk berjilbab jangan pernah menyesal dan tetap istiqomah menjaga kemuliaanmu. Sedangkan bagi yang belum tidak ada salahnya mencoba untuk menjadi pribadi yang lebih baik dengancara memakai jilbab. Karena dengan memakai jilbab bisa dijadikan perantara hidayah oleh Allah untuk merubah seseorang menjadi lebih baik.

2 komentar:

  1. Aku bertanya-tanya waktu KKN, betapa ribetnya seorang cewek berjilbab ya?? Tapi aku baru mengerti jawabannya sekarang...hehe, trkadang aku mendukung penuh pndapat Ridwan mengenai kamu namun sekarang setidaknya aku bisa membandingkan,,salut!!

    BalasHapus