Seorang
muslimah terasa ada yag kurang jika tidak mengenakan jilbab. Jilbab memang
sudah melekat sebagai identitas wajib bagi seorang wanita Islam. Bagi mereka
yang sudah sadar betul akan perintah mengenakan hijab ini tentu dengan penuh
kesadaran akan memegang teguh perintah tersebut.
Seperti halnya dengan apa yang
kualami berkaitan dengan jilbab. Pengalaman pertamaku saat mengenakan jilbab
dimulai saat aku duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VIII.
Sebenarnya keinginan berjilbab sudah muncul saat aku kelas VII. Namun keinginan
tersebut masih bisa goyah hanya karena dalam satu kelas teman putri yang
mengenakan jilbab hanya satu orang. Sehingga aku merasa tidak percaya diri
ketika mengenakan jilbab.
Satu tahun pun berlalu. Ada rasa
penyesalan mengapa aku tidak mengenakan jilbab sejak awal masuk sekolah hanya
karena rasa kurang percaya diri. Akhirnya untuk membuang rasa penyesalanku,
niatan untuk berjilbab pun tumbuh semakin kuat di dalam hatiku. Perubahan besar
kulakukan ketika menginjak kelas VIII SMP. Awalnya timbul keraguan apakah orang
tua mengizinkan atau tidak. Tetapi ternyata Allah memberi kemudahan melalui
perantara orang tua yang mengizinkanku untuk mengenakan jilbab.
Hidayah mengenakan jilbab Allah
berikan kepadaku bukan karena tanpa usaha. Teringat saat Ramadhan ketika aku
kelas VI Sekolah Dasar (SD). Aku mengisi kegiatan Ramadhan dengan mengikuti
serangkaian agenda yang dilakukan oleh masyarakat di desaku. Mulai dari
pengajian, tadarus Al-Qur’an, TPA, buka bersama dan masih banyak lagi. Ketika suatu
malam aku mengikuti pengajian, diisi oleh salah seorang ustadz yang memang
sudah menimbulkan kesan tersendiri di hati para jamaah masjid.
Materi yang beliau sampaikan sungguh
sarat akan makna berkenaan dengan jilbab. Dan itulah yang membuka hatiku untuk
segera mengenakan jilbab. Akhirnya aku bisa merealisasikan di saat aku
menginjak kelas VIII SMP. Itupun tidak berjalan mulus, banyak sekali godaan
yang mengujiku. Terutama dari keluargaku sendiri. Walaupun orang tua memberikan
izin bagiku untuk berjilbab, namun di tengah perjalanan beliau sering
mengejekku. Berkomentar dengan gaya berpakaianku.
Memang gaya berpakaianku apabila
dilihat oleh orang yang belum paham akan aturan menutup aurat tentu memandang
aneh. Keluar rumah harus memakai kaos kaki, jilbab yang dikenakanpun lebar dan
besar, seperti tren berpakaian jadul saja. Namun aku berusaha untuk tetap
tegar, berusaha untuk tidak mendengarkaan ejekan atau komentar sinis yang orang
lain berikan. Lantas aku mengimbangi dengan semakin memperbaiki sikapku agar
mereka tidak tersinggung. Sekaligus ingin membuktikan bahwa seorang muslimah
tetap bisa bergerak cekatan ketika bertindak walaupun mereka harus menutup
auratnya. Tidak lupa juga mempersembahkan prestasi terbaik sehingga menimbulkan
kesan bahwa seorang muslimah juga bisa berprestasi.
Awalan pertama dianggap lumrah jika
memakai jilbab dirasa sangat ribet dan repot. Keluar rumah harus berganti
pakaian panjang dan memakai jilbab. Itupun belum ditambah koleksian jilbab dan
baju panjang yang masih sedikit. Tentu membutuhkan proses dan modal berupa
materi untuk mempersiapkan itu semua.
Tumpukan baju kotor juga menggunung
tinggi dengan cepat. Dulu baju kotor yang dicuci bisa dibilang sedikit,
sekarang sekali mencuci walaupun satu atau dua setel baju terlihat banyak.
Maklum satu setel baju seorang muslimah itu tidak hanya sepasang pakaian atas
dan bawah tetapi masih ada tambahan lain contohnya seperti kaos kaki,dalaman
jilbab. Bahkan jilbab yang dipakai tidak hanya satu kalau memakai rangkapan
jilbab.
Namun itu semua akan terasa enjoy ketika kita ikhlas menjalankan apa
yang memang sudah menjadi fitrah seorang muslimah yaitu menutup auratnya.
Karena apa yang aku rasakan antara sebelum dan setelah memakai jilbab sangatlah
berbeda. Serasa hati ini lebih nyaman ketika memakai jilbab. Mengapa tidak?
Nyaman dan aman dari segala macam gangguan. Baik itu gangguan dari sesama
manusia ataupun dari benda tak hidup.
Gangguan dari segi manusia contohnya aman dari
godaan dan rayuan gombal laki-laki. Sering kali ketika di suatu tempat ada saja
laki-laki yang usil meenggoda. Entah itu dengan siulan atau memanggil-manggil
mencari perhatian. Memakai jilbab bisa meminimalisir akan hal itu. Wanita
berjilbab jarang digoda laki-laki nakal daripada wanita yang tidak memakai
jilbab. Karena saya pernah mengalami sendiri saat berjalan dengan teman yang
tidak memakai jilbab.
Godaan yang berupa benda tak hidup, seorang muslimah
aman dari gangguan cuaca yang tidak bersahabat. Karena secara otomatis rambut
akan terlindung dari sengatan sinar matahari misalnya. Sekaligus aman dari
terpaan debu dan polusi udara yang sering membuat rambut tidak sehat. Dengan
memakai jilbab kesehatan pun akan terjaga.
Setelah memakai jilbab aku merasa benteng untuk
melakukan maksiat semakin kuat saja. karena dengan memakai jilbab seseorang
akan malu jika melakukan perbuatan dosa. Mereka akan berpikir berulang kali, berjilbab kok melakukan perbuatan negatif.
Tentu mereka tidak rela mengotori akan kesan positif tentang jilbab.
Kalaupun akhir-akhir ini pelaku kejahatan juga tidak
terlepas dari wanita berjilbab. Itu bukan berarti menyalahkan fungsi atau
urgensi jilbab. Namun memang pelakunyalah yang belum bisa memaknai akan fungsi
jilbab itu. Mereka menganggap jilbab hanya sebatas tren atau mode berpakaian
saja. Padahal dengan berjilbab bisa sekaligus memperbaiki perilaku keseharian
kita.
Dulu sebelum berjilbab aku sempat ingin berpacaran.
Namun setelah memakai jilbab niatan itu kubuang jauh-jauh karena aku tidak mau
jilbab yang aku kenakan terkotori. Terkotori perbuatanku yang tidak tahu malu.
Jadi jilbab bisa sekaligus menjaga harkat, martabat dan kemuliaan seorang
wanita juga.
Sekarang sudah hampir tujuh tahun jilbab menjadi
identitas wajibku. Semua perasaan bercampur menjadi satu mengiringi langkahku
memakai jilbab. Semuanya bahagia, tidak ada yang menyedihkan buatku. Karena aku
memakai jilbab atas dasar kesadaran sendiri tanpa paksaan dari orang lain.
Sehingga, aku bisa menjalani semuanya dengan penuh rasa sukacita dan
keikhlasan. Walaupun orang lain terlihat memandangiku dengan aneh ketika
memakai jilbab tetapi aku tidak ambil pusing. Karena aku ingin tampil cantik
dihadapan Allah, tidak hanya sebatas cantik di hadapan makhluknya saja. Karena
cantik dihadapan makhluk hanyalah semu. Allahlah tempat bermuara segalanya.
Oleh sebab itu teruntuk muslimah yang sudah
mengambil keputusan besar dalam hidupnya untuk berjilbab jangan pernah menyesal
dan tetap istiqomah menjaga kemuliaanmu. Sedangkan bagi yang belum tidak ada
salahnya mencoba untuk menjadi pribadi yang lebih baik dengancara memakai
jilbab. Karena dengan memakai jilbab bisa dijadikan perantara hidayah oleh
Allah untuk merubah seseorang menjadi lebih baik.
Aku bertanya-tanya waktu KKN, betapa ribetnya seorang cewek berjilbab ya?? Tapi aku baru mengerti jawabannya sekarang...hehe, trkadang aku mendukung penuh pndapat Ridwan mengenai kamu namun sekarang setidaknya aku bisa membandingkan,,salut!!
BalasHapusOK Rio...syukron
Hapus