Created by Kareen el-Qalamy
Memasuki usia
20n tahun tema mana lagi yang paling asyik dibahas kalau bukan tentang,”Jodoh”.
Mengapa tidak? Karena diusia inilah usia paling ideal untuk membentuk mahligai
RT.
Zaman dahulu dengan sekarang tentu
berbeda. Dahulu adat perjodohan masih menjadi hal yang lumrah. Akan tetapi,
akan sangat berbeda jauh kondisinya jika melihat kondisi sekarang. Menjadi hal
yang aneh jika zaman sekarang masih ada orang tua yang menjodohkan anaknya.
Terkait perjodohan sebenarnya
penulis tidak serta-merta menolak atau tidak sepakat, malahan setuju. Hal ini
dikarenakan orang tua menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Toh pada zaman
Rosulullah pun banyak sahabat yang mencarikan jodoh bagi putrinya.
Bisa dibayangkan jika hal ini
dialami oleh seorang akhwat, aktivis dakwah. Bagaimana jika anti sendiri yang
mengalaminya? Apakah akan menolak atau sebaliknya? Mungkin ini dapat dijadikan
bahan renungan karena bisa saja suatu saat hal yang serupa terjadi pada kita,
kaum hawa.
Ada seorang teman orang tua yang
sering sekali menyinggung-nyinggung masalah perjodohan dengan anaknya. Belum diketahui
kebenarannya, apakah teman orang tua itu bersungguh-sungguh atau hanya
bercanda. Padahal di sisi lain, si akhwat (anak dari orang tua) juga sudah
memasukkan proposal nikah ke murabbiyahnya.
Si akhwat tentu berada dalam kondisi
yang membingungkan. Kalau saja teman dari orang tuanya itu sudah memberikan
kepastian akan niat baiknya itu, terkait proposal nikah bisa ditunda terlebih
dahulu. Kekhawatiran lain juga sering melanda si akhwat, di tengah-tengah
ketidakpastian dari teman orang tuanya jikalau proposal nikahnya di ACC, lalu
dia menerima. Selang kemudian ternyata niatan teman dari orang tuanya ternyata
sungguhan. Apa yang mesti dilakukan?
Di sisi lain, timbul rasa takut pada
si akhwat, takut kalau timbul harapan dalam hatinya akan niatan dari teman
orang tuanya walaupun masih tanda tanya. Kalaupun boleh berharap, si akhwat
akan terus memanjatkan do’a agar dimudahkan untuk dipertemukan dengan anak dari
teman orang tuanya. Namun apa mau dikata, manusia boleh berencana Allah yang
menentukan. Toh sekaligus meminimalisir timbulnya rasa kecewa dan sakit hati
jika kenyataan tidak sesuai dengan harapan.
Sekarang ini, si akhwat hanya bisa
memasrahkan semuanya kepada Allah terutama soal jodoh. Dia yakin bahwa Allah
sudah menetapkan siapakah yang akan menjadi jodohnya. Tinggal menunggu waktu
yang tepat saja untuk dipertemukan. Dalam tiap bait do’a yang ia panjatkan,
Ya
Allah, tumbuhkanlah rasa cinta kepada calon suami hamba, begitu juga sebaliknya
Walaupun
hamba sekarang belum tahu siapakah orangnya.
Walaupun
Engkau belum mempertemukan kami di alam nyata, maka pertemukanlah kami di dalam
do’a.
Tumbuhkanlah
rasa cinta kepada keluarga calon suami hamba, begitu juga sebaliknya.
Aamiin
ya Rabb...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar