Presented by Kareen el-Qalamy
Nampaknya berita
yang sekarang lagi panas-panasnya yaitu tentang kenaikan harga BBM. Takpelak
lagi, kenaikkan harga BBM yang memang digadang oleh pemerintah menuai
kontroversi. Ada yang pro, tidak sedikit pula yang kontra. Memang, dari dulu
sampai sekarang kenaikkan harga BBM menjadi hal yang sangat sensitif. Tahu sendiri,
BBM pangkalnya semua harga. Jika harga BBM naik, secara otomatis harga-harga
kebutuhan pokok seperti sembako juga ikut-ikutan naik.
Bagi mereka yang pro dengan alasan
kenaikkan harga BBM akibat dicabutnya subsidi BBM. Sedangkan subsidi BBM
nantinya akan dialokasikan kepada mereka yang pantas menerimanya – khususnya bagi
masyarakat kurang mampu – sehingga tepat sasaran. Menurut fraksi partai atau
sebagian pemerintah yang pro beranggapan bahwa penyaluran subsidi BBM selama
ini hanya dinikmati oleh kalangan menengah ke atas – terutama mereka-mereka
pemilik mobil mewah – sehingga salah sasaran.
Penyaluran
subsidi BBM ke depannya untuk memajukan sektor lain, diantaranya sektor
pendidikan, sektor pemberdayaan masyarakat, dll. Oleh sebab itu subsidi BBM
menjadi lebih bermanfaat bagi yang layak menerimanya dan tidak terbuang sia-sia
alias mubadzir.
Berbeda
lagi bagi mereka yang kontra terhadap kenaikkan BBM. Mereka yakin bahwasannya
kenaikkan BBM akan semakin menyengsarakan rakyat. Itu terjadi karena naiknya
harga BBM akan berimbas pada naiknya sejumlah barang-barang kebutuhan pokok. Ditambah
lagi moment kenaikkan BBM kurang pas waktunya. Alasannya kenaikkan BBM
bertepatan menjelang Ramadhan (BBM tidak
naik saja harga kebutuhan pangan di bulan Ramadhan dari tahun-ke tahun pasti
naik, apalagi BBM naik. Bisa dibayangkan harga kebutuhan pangan akan mengalami
kenaikan berapa kali lipat ya).
Selain
bertepatan menjelang bulan Ramadhan juga bertepatan dengan menjelang tahun
ajaran baru. Bagi para orang tua yang masih mempunyai tanggungan anak sekolah
tentu akan semakin terhimpit, memikirkan bagaimana caranya membiayai anak
sekolah di tengah-tengah kenaikkan BBM. Rakyat boleh dibilang mengalami
kesengsaraan yang berlipat-lipat akibat naiknya harga BBM.
Terlepas
dari statement baik itu pro maupun kontra, kalaupun menginginkan penyaluran
subsidi BBM yang tepat sasaran tentu harus dipersiapkan segalanya dengan baik
pula. Entah itu sistem atau konsepannya maupun teknis di lapangannya. Jangan sampai
terjadi kesalahan dan ketidaksiapan di dalam tataran konsep atau teknisnya. Juga
diperlukan adanya transparansi di dalamnya. Asal tahu saja tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah mengalami penurunan sebagai akibat kasus korupsi
yang sudah membudaya di negeri ini. Transparansi diperlukan agar masyarakat
percaya apakah pengalihan subsidi BBM dapat tepat sasaran atau malah salah
alamat alias dikorupsi oleh tikus-tikus berdasi.
Sebagai
masyarakat sudah seharusnya selalu mendo’akan para pemimpin kita agar dapat
mengemban amanah berupa jabatan pemerintahan dengan baik. Jangan sampai
menyalahgunakan, karena itu semua akan dimintai pertanggungjawaban di mahkamah
Allah. Dimana disanalah uang sudah tidak berdaya untuk dijadikan sebagai
penyumbat mulut dan semuanya pasti akan terbongkar sekecil apapun itu kasusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar