Jumat, 22 Februari 2013

Di Jalan Dakwah Anti Menikah


Presented by Kareen el-Qalamy



Di jalan dakwah anti menikah, kalimat itu membuatku merinding setelah membacanya. Sebuah pesan singkat masuk di HPku yang sarat akan makna. Seakan – akan menjadi sebuah pengharapan yang sangat amat mendalam kepada sang Maha Cinta, maha Pemilik Cinta.
            Memang untuk para pemuda yang masih lajang khususnya, tidak ada topik pembicaraan lain yang lebih menarik dibandingkan dengan topik’pernikahan’. Baru sekadar mendengar saja sudah bisa membuat angan-angan  melambung jauh. Membayangkan berjuta keindahan di dalamnya – atau malah tak terhingga jumlahnya – berkaitan dengan pernikahan. Kalau mencari tahu dari segi pemaknaan katanya menyiratkan kesakralan dan kesucian. Karena menikah termasuk salah satu dari sunnah Rosulullah SAW yang harus dijalankan buat mereka yang ngakunya sebagai umat beliau.
            Nah, oleh sebab itu untuk menjalani proses pernikahan baik itu sejak pra sampai pasca tentu harus dilakukan dengan cara-cara atau langkah-langkah yang sakral pula. Alias sesuai dengan syariat yang telah ditentukan. Maka dari itu untuk menuju ke jenjang pernikahan membutuhkan persiapan-persiapan. Untuk awalan meluruskan niat terlebih dahulu. Kira-kira niatan menikah itu untuk apa. Apakah hanya sekadar untuk menyalurkan hasrat biologis semata? Ataukah memiliki niatan dalam rangka untuk beribadah kepada Allah sekaligus menyempurnakan setengah ­dien?
            Kalaupun niatan menikah agar bisa menyalurkan hasrat biologis saja, hal itu menandakan tidak ada bedanya dengan binatang. Namun, alangkah lebih mulianya jika menikah itu diiringi dengan niat yang benar. Setelah itu berusaha melakukannya sesuai dengan tuntunan yang telah disyariatkan (ittiba’Rosul).
            Setelah menentukan niatan awal, perlu menentukan tujuan-tujuan apa saja yang mau diraih saat menikah. Menikah juga harus mempunyai orientasi kira-kira selain bernilai ibadah menikah juga bisa mengandung nilai lebih/nilai-nilai yang lain. Hal tersebut membuat pernikahan menjadi bertambah keberkahannya. Inilah yang menjadikan sebuah pernikahan yang tidak biasa/spesial.
            Salah satu tujuan yang membuat pernikahan yang dilakukan berbeda dengan pernikahan-pernikahan pada umumnya yaitu pernikahan tersebut mengandung orientasi dakwah. Inilah yang disebut deengan menikah di jalan dakwah. Jadi, baik itu dari kedua belah pihak – baik itu dari pihak laki-laki maupun perempuan – yang semasa single menjadi aktivis dakwah, akan sangat disayangkan jika setelah menikah tidak dilanjutkan atau berhenti dari aktivitas dakwahnya.  Oleh sebab itu untuk menuju sebuah pernikahan di jalan dakwah membutuhkan banyak persiapan khusus, baik itu berawal dari proses pencarian pasangan sampai ke akad nikahnya.
            Akan lebih memuluskan lagi orientasi menikah di jalan dakwah apabila mendapatkan atau dipertemukan dengan jodoh yang mempunyai visi dan misi yang sama. Karena keduanya sudah sama-sama paham dan sepakat, tinggal menjalani prosesnya tanpa adanya perdebatan. Maka dari itu kriteria pasangan yang dipilih turut andil juga untuk semakin memudahkan terealisasikannya tujuan yang dimiliki.
            Untuk mendapatkan kriteria calon pasangan yang pas, ada trik-trik yang bisa dilakukan. Salah satunya banyak-banyaklah bergaul dengan orang-orang sholeh. Mengapa demikian? Banyak bergaul dengan orang sholeh membuat kita lebih banyak mengenal dan mempunyai teman-teman sholeh. Bisa jadi jodoh datang dari teman-teman sholeh yang sudah menjadi teman seperjuangan dalam dakwah. Padahal orang-orang sholeh identik dengan hidup berjamaah. Karena dengan hidup berjamaah pulalah orang-orang sholeh tersebut bisa saling menguatkan dan saling mengingatkan satu sama lain.
            Diibaratkan jamaah itu adalah sapu lidi yaang sangat ampuh membersihkan dedaunan yang jatuh ke tanah dibandingkan dengan sebatang lidi. Dakwah akan bergerak masssive jika dilakukan secara berjamaah. Sama halnya menikah, dimana menikah itu tidak hanya mempertemukan dua individu tetapi juga mempertemukan dua keluarga yang mungkin awalnya tidak saling kenal. Bisa dibayangkan jika dua keluarga yang dipersatukan adalah keluarga yang sudah akrab dengan kegiatan dakwah, tentu kekuatan yang diperlukan untuk berkontribusi di jalan dakwah akan semakin besar pula.
            Oleh sebab itu tidak menyangka jika menikah berkorelasi dengan berjamaah, khususnya pernikahan yang berorientasikan dakwah. Hal ini sungguh menjanjikan ladang pahala yang sangat luar biasa. Pesan khusus untuk para muslimah – yang masih single dan tengah berada dalam masa penantiannya – jangan pernah berputus asa untuk merealisasikan tujuan,”Di jalan dakwah anti menikah”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar