Presented by Kareen el-Qalamy
Tidak
terasa kehidupan ini sudah berada dalam era demokrasi. Era dimana arti
‘kebebasan’dijunjung tinggi. Salah satunya adalah mengenai kebebasan
berpendapat. Mengapa? Sekarang banyak sekali kita jumpai fenomena kebebasan
berpendapat melalui penyampaian aspirasi kepada pemerintah.
Kondisi seperti ini sangat jauh
berbeda jika dibandingkan dengan zaman orde baru. Sejarah telah mencatat
bagaimana situasi pemerintahan di era orde baru. Era saat itu memang terkenal
akan pembatasan hak asasi manusia oleh kekuasaan. Peemerintah yang berkuasa
saat itu memang sangat membatasi khususnya hak berpendapat. Ibaratnya ada
sistem pembungkaman secara paksa bagi siapa saja yang ingin menyalurkan
aspirasinya. Apalagi menyalurkan aspirasi berkaitan dengan kritikan yang
ditujukan kepada pemerintah, pasti langsung dibinasakan.
Di era orde baru juga mengenal
sistem mono partai atau partai tunggal. Jadi hanya ada satu partai yang
mendominasi jalannya roda pemerintahan. Tidak seperti sekarang bermunculan
banyak partai atau multi partai. Satu partai menandakan kekuasaaan mutlak
(kediktatoran), hanya ada satu kekuatan yang bisa berkuasa. Seolah-olah tidak
ada kekuatan lain yang bisa merebut kekuasaan tersebut. Sehingga, terjadilah
pemegang kekuasaan yang sangat lama sampai berpuluh-puluh tahun. Hal ini
berefek munculnya rasa jenuh oleh masyarakat. Rasa jenuh tersebut berakumulasi
mengakibatkan munculnya gelombang demonstrasi besar-besaran karena
ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi pemerintahan yang semakin tidak
memihak kepada rakyat.
Oleh sebab itu munculah gerakan-gerakan reformasi
yang saat itu diusung oleh mahasiswa untuk menggulingkan pemerintahan yang ada.
Akhirnya rezim yang bercokol sekian lama di negara ini runtuh menandakan
memasuki era baru, era reformasi. Terjadi perubahan besar-besaran terutama di
struktur pemerintahan. Hal ini terlihat sangat jelas ketika memasuki pemilihan
umum perdana yang bernuansakan demokrasi. Baru pertama kalinya Indonesia
menyelenggarakan pemilihan kepala negara secara langsung. Itu menjadi
pencapaian luar biasa yang dialami oleh Indonesia. Pengekangan akan hak asasi
hilang sudah.
Kebebasan
berpendapat menyuarakan aspirasi tumbuh subur seiring dengan mulai
bermunculannya beraneka ragam partai politik. Mengapa tidak? Penyampaian
aspirasi lebih manjur jika penyampaiannya disalurkan melalui partai politik.
Hal inilah yang menjadi peranan suatu partai. Dari sekian macam partai
mempunyai perbedaan masing-masing. Ada yang mengusung semangat nasionalisme,
ada yang menjunjung slogan demokrasi, bahkan ada juga yang berasaskan Islam
(memperjuangkan syariat Islam untuk bisa diaplikasikan dalam bernegara)
Dari sekian banyak partai, sepertinya partai yang
berasaskan Islam mempunyai keunikan tersendiri. Sebenarnya gerakan-gerakan
Islam saat orde baru sudah ada. Namun, karena adanya kebijakan yang diambil
pemerintah berkaitan dengan pemberlakuan asas Pancasila sebagai asas tunggal.
Sehingga, gerakan-gerakan yang tidak berasaskan Pancasila menjadi ilegal dan
harus dihilangkan. Oleh sebab itu M. Natsir yang memang salah satu tokoh
gerakan Islam saat itu merubah haluan gerakan Islam yang bergerak di bidang
politik menjadi gerakan sosial keagamaan. Maka munculah DDII (Dewan Dakwah
Islam Indonesia)
Era reformasi seolah-olah membawa angin segar bagi
gerakan Islam. Hal ini ditandai dengan munculnya partai politik Islam sebagai
representasinya seiring dengan sudah tidak diberlakukannya lagi asas Pancasila
sebagai asas satu-satunya oleh BJ. Habibie. Beliau memang memberikan kebebasan
kepada masyarakat untuk mendirikan perkumpulan-perkumpulan. Partai politik
Islam yang muncul memang tidak hanya satu, banyak malah. Hal ini tidak
memungkiri adanya perpecahan dari gerakan Islam terdahulu sehingga
mengakibatkan munculnya banyak partai.
Salah satu partai Islam yang layak mendapat sorotan
adalah PKS (Partai Keadilan Sejahtera) yang dulunya bernama Partai Keadilan.
Terbukti bahwasannya PKS memang sudah layak disejajarkan dengan partai politik
lainnya. Hal ini ditunjukan dengan perolehan suara di pemilu (pemilihan umum)
di tahun 2004 tidak main-main yaitu sebesar 7,34% suara sehingga bisa
menempatkan 45 kadernya di kursi DPR. Rasa percaya diri dan semakin solidnya
PKS berakibat semakin naiknya prestasi yang diraih. Hal ini ditunjukkan dengan
meningkatnya perolehan suara di pemilu 2009 yaitu sebesar 8% menandakan semakin
banyak pula kader yang menempati kursi DPR yaitu sebanyak 57 kursi. Sungguh
prestai yang tiak bisa dianggap remeh.
Tidak terasa kurang beberapa tahun lagi perhelatan
akbar, pesta demokrasi akan diselenggarakan lagi. Berbagai persiapan tentunya
mulai dilaksanakan oleh PKS. Mengatur kembali strategi agar hasil yang diraih
semakin baik lagi. Itulah salah satu harapan yang ingin dicapai. Pendaftaran
keikutsertaan PKS di pemilu 2009 menempatkan posisi PKS diurutan nomor delapan.
Dan sekarang PKS mendapat nomor urut tiga. Semoga ini menjadi salah satu
pertanda baik akan keberhasilan yang akan diperoleh PKS sendiri. Angka tiga
termasuk angka istimewa karena angka ganjil setelah angka satu. Rosulullah
junjungan pun sangat menyukai angka ganjil.
Tidak ada salahnya mempunyai pengharapan semoga PKS
untuk pemilu ke depan bisa menempati posisi tiga besar – sesuai dengan nomor
urut partainya – jika dilihat dari
perolehan suaranya. Karena kalau PKS bisa menempati posisi tiga besar dalam
perolehan jumlah suara maka dampak yang ditimbulkan sangatlah besar. Tidak
hanya peningkatan jumlah kursi DPR tetapi juga jalan menuju orbit selanjutnya
yaitu orbit mihwar daulah akan semakin terbuka lebar. Termasuk salah satu tolak
ukur kesiapan akan menuju ke tingkatan mihwar daulah adalah sudah berhasil
menunaikan pekerjaan-pekerjaan besar pada tiga mihwar sebelumnya. Sedangkan
adanya partai politik berada di mihwar mu’assasi (sebelum mihwar daulah)
Oleh sebab itu diperlukan kerja keras untuk bisa
mewujudkan impian menuju tiga besar mengingat mashlahat yang ditimbulkan pun
sangatlah menjanjikan yaitu menuju mihwar daulah. Sehingga proses memperbaiki
pemerintahan akan lebih massive dan dapat memainkan perannya sebagai pelayan
serta pekerja umat demi kemashlahatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar