Presented by Kareen el - Qalamy
Seiring berjalannya waktu, cepat
atau lambat, terasa atau tidak terasa. Terutama bagi mereka yang menyandang
gelar sebagai mahasiswa tidak lama lagi akan segera berakhir. Bisa dikatakan
begitu. Apakah selamanya akan menjadi mahasiswa? Tentu tidak. Semua itu akan
ada waktu deadlinenya.
Lebih mengerucut lagi, salah satu
unsur masyarakat kampus, yaitu mahasiswa. Mahasiswa yang dibahas di sini
bukanlah sembarang mahasiswa. Selain menyandang gelar sebagai mahasiswa juga
sekaligus sebagai aktivis dakwah kampus (ADK). Nampaknya terlihat keren ya. Memang,
di tangan aktivis dakwah kampus inilah yang nantinya akan melanjutkan risalah
Rosulullah. Bahasa kerenya sebagai penyambung lidah Rosul.
Gelar ADK ini bukanlah main-main. Hanya mereka yang
mempunyai komitmen tinggi terhadap nasib dakwah Islam ke depan yang pantas
menyandang gelar itu. Oleh sebab itu bagi mereka yang masih setengah-setengah
jangan harap bisa bertahan. Hanya orang-orang yang mempunyai loyalitas dan
totalitas yang mampu bertahan hingga surga menantinya.
Menjadi seorang ADK bukannya sepi dari tantangan dan
godaan. Justru dengan adanya cobaan dan godaan yang datang, akan semakin
bertambah tinggi derajat keimanan dan ketakwaan. Asalkan para ADK ini mampu
melewati semua itu dengan penuh kesabaran, keikhlasan dan kesyukuran. Tapi kalau
sebaliknya bisa berabe lho.
Cobaan dan ujian yang menghadang sangatlah
bervariatif. Akan semakin bertambah kuat cobaan dan ujian yang datang ketika
ADK sudah menyelesaikan masa studinya di kampus. Ada yang memilih untuk kembali
ke daerahnya masing-masing atau malah menetap di kota tempatnya dulu ia belajar
di kampus.
Oleh sebab itu hal ini sangatlah perlu dipikirkan
masak-masak oleh ADK yang memang sudah mau selesai masa studinya. Jangan sampai
aktivitas dakwah yang pernah dilakukan di kampus menjadi terhenti hanya karena
lulus alias berguguran di jalan dakwah. Hal ini perlu diwaspadai karena dalam
keenyataannya memang seperti itu. ADK yang dulunya notabene kader yang militan,
qowy, haroki dll yang menempati jabatan strategis di dakwah kampus, menjadi
orang yang zero amanah setelah kembali ke masyarakat. Fenomena seperti itu
sangatlah disayangkan.
Jika setelah lulus masih ingin berkontribusi di
dunia dakwah, alangkah baiknya setelah lulus kuliah melanjutkan estafet dakwah
di lingkungan masyarakat. Singkatannya sama ADK tapi kepanjangannya Aktivis
Dakwah Kampung. Masyarakatlah lahan dakwah yang sesungguhnya. Apabila dibandingkan
dengan kampus, problematika yang ada belumlah sekompleks jika berdakwah di
masyarakat. Dakwah masyarakat ini bisa dikatakan juga dakwah pasca kampus.
Tidaklah mudah memang karena dakwah pasca kampus
juga memiliki karakteristik tersendiri. Namun walaupun lebih sulit dan berat
saat menjalaninya, mau tidak mau harus menyongsongnya agar tidak mendapatkan
gelar sebagai veteran dakwah. Salah satu caranya dengan memiliki keahlian
khusus dimana dengan keahlian tersebut dengan mudah bisa mempengaruhi orang
lain untuk memuluskan dalam menyampaikan kebenaran. Dengan keahlian yang
dimiliki orang lain akan segan untuk mendengarkan apa yang kita sampaikan.
Oleh sebab itu bagi aktivis dakwah
kampus sebelum terlanjur menceburkan diri di dakwah masyarakat, mumpung masih
ada kesempatan. Kesempatan untuk selalu mengupgrade kafaah diri agar memiliki
bekal ketika nantinya harus kembali ke masyarakat. Asal tahu saja bahwa masyarakat
membutuhkan kontribusi dari para aktivis dakwah pasca kampus. So, menjadi
veteran dakwah, sorrylah yaw...
Lanjutkan...kunjungan petang....
BalasHapusIt salah satu materi dr sarasehan kmrn lho..
BalasHapussatu yang penting yang sering dilupakan, dakwah harus ditegakkan di atas ilmu bukan hanya dengan semangat saja. berapa banyak yang ingin merubah masyarakat namun hanya berbekal hamasah semangat saja akibatnya bukannya kemaslahatan yang timbul namun hanya berujung kepada kehizbiyan bukan kepada persatuan di atas Al Quran dan As Sunnah.
BalasHapusumar bin abdul aziz berkata
من عبد الله بغير كان ما يفسده أكثر مما يصلح
barang siapa beribadah kepada Allah (dakwah termasuk ibadah lo) tanpa ilmu, maka kerusakan yang dia timbulkan lebih banyak daripada kemanfaatan yang dihasilkannya. maka sebagaimana Imam Bukhari membuat bab di dalam kitab Ilmu dalam bukunya As Shahih al Jami' (shahih Bukhari) bab
العلم قبل القول و العمل
(ilmu sebelum perkata dan beramal) yang mengisyaratkan kepada kaum muslimin semua bahwa mereka harus mendasari yang dia kerjakan dan katakan dengan ilmu ,dalil jika dia meniatkan perbuatannya itu adalah sebagai bagian dari agama ataupun dari ibadah
Sepakat...
HapusD alinea terakhir kn dh dijelaskan jg..