Presented by Kareen el-Qalamy
Hari-hari
yang dilalui setiap manusia tidak bisa ditebak. Ada saja yang terjadi dan itu
sering kali membuat surprise. Bagi
mereka yang berprasangka baik, akan senantiasa menjalani lika-liku kehidupan
dengan penuh keikhlasan. Sehingga, tidak adanya rasa dongkol yang muncul
walaupun apa yang terjadi tidak sesuai dengan harapan.
Kehidupan banyak sekali menyimpan
pelajaran hidup yang tidak akan pernah habis untuk dijadikan sebagai cermina
bahkan bahan muhasabah diri. Apalagi dengan sadar mau mencari sendiri ilmu
kehidupan. Ilmu kehidupan tidak hanya sebatas di dunia saja, tetapi juga
kehidupan di akhirat.
Ilmu kehidupan di akhirat dapat
dicari salah satunya dengan mendatangi majelis-majelis ilmu. Toh sekarang majelis-majelis ilmu dapat
kita temui dengan mudahnya. Kalaupun begitu kenyataannya, tinggal faktor
internal pribadi yang harus ditata. Baik itu dari segi niat dan motivasi yang
dimiliki. Kira-kira dengan niat apa mendatangi suatu majelis ilmu? Apakah sudah
sesuai atau belum? Bagaimana motivasi yang dimiliki ketika adanya
majelis-majelis tersebut?
Majelis ilmu sangat luas
cangkupannya. Apalagi yang berkenaan dengan ilmu agama/kafaah Keislaman. Tentu harus selalu diasah. Seperti halnya sebuah
majelis ilmu yang ada di salah satu kota besar di Indonesia. Suatu hari
membahas tentang tafsir Q.S Al-Mursalat. Namun sayang dikarenakan datang
terlambat, tidak bisa mengikuti materi dari awal. Dari sini bisa diambil hikmah
akan pentingnya menghargai waktu.
Materi dari majelis ilmu tersebut
dapat dikaitkan juga dengan sirah Rosulullah SAW. salah satu peristiwa yang
memang benar-benar mengena yaitu terkait peristiwa Fathul Makah. Di situlah
dicerminkan keluhuran budi pekerti dan akhlak yang ditunjukkan oleh Rosulullah.
Betapa beratnya perjuangan beliau demi tegaknya kalimat tauhid. Seluruh
pengorbanan telah beliau lakukan, bahkan sampai nyawa menjadi taruhannya.
Namun ketika kemenangan telah di depan mata, tidak
adanya sedikit pun rasa atau keinginan untuk balas dendam. Padahal ketika
Fathul Makkah, jika Rosulullah ingin membalas apa saja yang telah diperbuat
oleh kaum kafir kepada beliau. Sungguh kesempatan itu sangatlah terbuka lebar.
Namun, di sinilah letak kemuliaan Rosulullah. Tidak ada sedikitpun terbersit
keinginan untuk balas dendam.
Subhanallah,
seandainya sikap yang Rosulullah miliki dapat kita aplikasikan secara langsung
di masyarakat. Tentu, tawuran yang selama ini dialami oleh kebanyakan pelajar
dan alasannya hanya perkara sepele akan dapat diminimalisir. Tidak hanya
tawuran pelajar, tetapi juga pertikaian, pertengkaran atau perkelahian yang
semuanya itu dapat mengganggu keamanan masyarakat. Diambil point penting
bahwasannya manusia sekarang bisa disebut kurang bisa mengontrol emosi. Sekecl
apapun masalahnya, emosi yang ada mudah tersulut. Pada akhirnya sesuatu hal
yang tidak diinginkan terjadi....
Ini baru sekelumit perjalanan hidup dari Rosulullah
yang apabila dapat diterapkan dengan sungguh-sungguh akan sangat berdampak bagi
perubahan di masyarakat. Apalagi jika kita dapat menjadikan beliau sebagai suri
tauladan dari segala aspek kehidupan beliau. Bisa dibayangkan pengaruh apa,
seperti apa yang akan terjadi di tengah-tengah masyarakat yang memang sedang
mengalami krisis tokoh panutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar