Presented by Kareen el-Qalamy
Pasca pemilu
2014 dan terpilihnya pasangan presiden dan wakil presiden, Jokowi dan Jusuf
Kalla harapan akan kondisi bangsa dan masyarakat Indonesia menjadi lebih baik
nampaknya sedikit demi sedikit akan semakin luntur dan hilang. Realitas di
lapangan lambat laun menunjukan hal tersebut. Kebijakan-kebijakan yang
dikeluarkan pun semakin menyengsarakan rakyat.
Naik turunnya harga BBM sekehendak hati tanpa adanya alasan yang jelas,
berhentinya Raskin dan BLT yang diterima rakyat kurang mampu – alih-alih akan
diberi kartu sakti, sampai sekarang buktinya mana?, kenaikan tarif listrik,
kenaikan tarif kereta api, nilai tukar rupiah anjlok, hukum kocar-kacir, kriminalitas
semakin merajalela, mulai dibungkamnya kebebasan pers dan masih banyak lagi
kebijakan-kebijakan yang semakin tidak karuan.
Entah sebagai warga negara saya sangat miris melihat kondisi bangsa
semakin kian terpuruk. Jokowi yang masa kampanye dulu hadir bak pahlawan yang
akan menyelamatkan kondisi bangsa ini dari segala krisis kehidupan, nyatanya
apa, sekarang ketika sudah terpilih seolah-olah menghilang entah kemana,
Indonesia berasa seperti tidak punya presiden. Para menterinya juga
ikut-ikutan, katanya namanya kabinet kerja, tapi apa hasil yang sudah terlihat?
Belum ada. Slogan-slogan dan janji-janji yang dulu pernah diteriakan saat
kampanye nampaknya tinggal omdo alias omong
doang yang entah akan terealisasi
atau tidak.
Itu baru sebatas kebijakan yang memperburuk kondisi bangsa, belum
ditambah dengan kebijakan yang juga merugikan dan melukai hati umat Islam. Beberapa
isu kebijakan kontroversi pernah akan diberlakukan, sebagai contoh penghapusan
kolom agama di KTP, pengaturan doa di sekolah negeri agar takdominan Islam,
pengusulan dedengkot Syiah di Indonesia untuk dijadikan Menteri Agama dan masih
banyak lagi walaupun itu semua akhirnya tidak jadi diberlakukan. Terakhir isu
terkait pemblokiran sejumlah situs Islam yang sekarang ini sedang ramai
diperbincangkan di media massa.
Media elektronik seperti TV nampaknya sudah di-setting sedemikian rupa agar tidak memberitakan fakta-fakta yang
terjadi terkait kondisi perpolitikan dan pemerintahan sekarang. Masyarakat sengaja
disuguhkan dengan tontonan yang melenakan seperti entertaintment, batu akik dll. Hal tersebut mungkin dilakukan agar
pemerintah tidak kelihatan boroknya dan menandakan pemerintah tidak mau dikritik.
Para mahasiswa di berbagai daerah mulai turun ke jalan menyuarakan aspirasi
mereka sengaja tidak diliput sama sekali.
Begitulah kondisi bangsaku dan umat Islam Indonesia sekarang. Ini baru
beberapa yang bisa saya tuliskan. Mungkin masih banyak lagi yang tidak nampak
dan tanpa disadari. Fenomena ini layaknya seperti gunung es di lautan. Masyarakat
dan umat Islam harusnya segera sadar dengan kondisi pemerintahan yang semakin
menampakkan tidak pro rakyat tetapi lebih ke pro kapitalis dan tidak pro Islam
tetapi malah semakin memusuhi Islam dengan berbagai kebijakan
kontroversionalnya. Sadar untuk mulai bersatu menggalang kekuatan untuk bisa
memerangi itu semua. Zaman rezim Orde Baru saja bisa digulingkan apalagi
sekarang. Sebelum kondisi semakin terpuruk dan umat Islam semakin dibatasi
ruang geraknya untuk beribadah dan berdakwah.
Mungkin setelah membaca tulisan ini, ada sebagian kelompok atau rang yang
menertawakan, silakan saja. Toh ini salah satu penyaluran aspirasi, kegundahan
dan keprihatinan dan sebagai bentuk perhatian saya sebagai seorang warga negara
yang ingin kondisi bangsanya berubah menjadi baik melalui tulisan. Harapannya dengan
tulisan ini siapaun yang membaca akan tergerak hatinya, terutama mereka-mereka
yang memiliki kekuasaan. Saya melakukan yang bisa saya lakukan. Semoga menginspirasi
dan menggugah kesadaran masyarakat yang selama ini dininabobokan, padahal tanpa
sadar mereka digiring ke lembah kehancuran. Na’udzubillahi
min dzalik. Maafkan apabila ada yang
tersinggung dan kurang berkenan dengan tulisan saya. Semoga Allah masih berkenan mencurahkan rahmat-Nya untuk bangsa
dan umat ini. Aamiin. Wallahu’alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar