Presented by Kareen el-Qalamy
Akhir-akhir ini pemberitaan di media massa marak berisikan
terkait kekerasan yang dilakukan oleh pelajar. Banyaknya tawuran yang terjadi
di kalangan pelajar memunculkan pertanyaan,”Ada apa dengan pelajar kita
sekarang?” Pelajar sekarang sangat mudah tersulut emosi hanya dikarenakan hal
sepele, misal saling ejek yang berujung pertikaian bahkan sampai memakan korban
jiwa. Tidak hanya tawuran, oknum kepolisian sering menangkap basah pelajar yang
membawa senjata tajam ke sekolah. Itu kan sangat berbahaya apabila
disalahgunakan.
Hal tersebut
tentu membuat miris khususnya bagi para orang tua. Tidak sedikit nyawa melayang
sia-sia. Padahal pelajar adalah tumpuan sebuah bangsa yang nantinya akan
menjadi pelaku peradaban selanjutnya. Kalau permasalahan sepele saja mereka
menghadapinya dengan kekerasan apalagi menyikapi permasalahan besar kelak jika
menempati posisi-posisi strategis dalam tataran negara. Mau menjadi apa negara
ini?
Lantas
siapa yang patut bertanggung jawab terhadap kondisi demikian? Tidak usah
jauh-jauh deh. Coba kita tengok kondisi keluarga yang ada di sekeliling kita
atau malah keluarga kita sendiri. Budaya kekerasan sering muncul dikarenakan pelajar
- yang berkedudukan sebagai anak di sebuah keluarga - kurang mendapat perhatian dan kasih sayang
dari orang tua sehingga mereka melampiaskan rasa kekurangperhatiannya kepada
hal-hal yang tidak semestinya.
Anak juga membutuhkan belaian kasih
sayang dan perhatian dari orang tuanya. Tidak hanya sekadar pemenuhan kebutuhan
dan fasilitas hidup yang lengkap. Karena kalau hanya seperti itu hanya akan
membentuk anak menjadi pribadi yang tidak mempunyai perasaan. Anak akan
mempunyai rasa cinta, sayang ketika mereka juga bisa merasakannya dari orang
tuanya karena orang yang pertama kali dilihat ketika anak lahir ke dunia adalah
orang tua. Jadi, sudah sepantasnyalah orang tua yang memberikan porsi perhatian
yang lebih besar untuk senantiasa mendidik, mengawasi dan mengerti perasaan
mereka. Berawal dari kondisi keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang
terlahirlah anak-anak yang humanis pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar