Senin, 04 Juni 2012

Jendela Ilmu





            Ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang sangat berharga. Sangat berharga dibandingkan dengan harta kekayaan sebanyak berapapun itu. Orang kaya ilmu lebih bernilai daripada orang kaya harta. Karena orang kaya ilmu sampai kapanpun tidak akan bisa dibohongi. Ditambah lagi kekayaan ilmu yang dimiliki bersifat tahan lama, tidak akan mudah hilang asalkan selalu digunakan apalagi diaplikasikan.
            Seakan sudah mengetahui betapa berharganya ilmu, banyak orang berlomba-lomba memburunya. Salah satunya melalui sarana pendidikan. Sudah menjadi hal yang lumrah jika setiap orang ingin mengenyam pendidikan setinggi mungkin. Walaupun untuk menggapainya bukanlah suatu hal yang mudah.
            Selain melalui sarana pendidikan di sekolah, masih banyak cara untuk mendapatkan ilmu, yaitu dengan mendapatkannya dari sebuah benda yang bernama buku. Buku tanpa disadari turut andil dalam kemajuan peradaban ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu keberadaan buku di tengah-tengah masyarakat sangatlah berperan penting.
            Apabila mencoba menengok ke belakang, melihat sejarah masa silam peradaban manusia sangatlah berkembang pesat. Dimana dulu ketika manusia baru memasuki zaman prasejarah. Zaman prasejarah disaat manusia sama sekali belum mengenal tulisan. Mereka mengetahui suatu ilmu lantas baru sebatas mempraktikkannya. Proses pewarisan ilmu juga demikian. Generasi selanjutnya di zaman prasejarah, manusia mendapatkan warisan ilmu kebudayaan  melalui tradisi nenek moyang yang selalu mentransfer ilmu dengan cara diajarkan secara langsung tanpa ada catatan berupa tulisan.
            Proses pewarisan ilmu yang demikian mengandung banyak kekurangan. Apalagi jika generasi selanjutnya sudah meninggalkan tradisi terdahulu. Pasti tradisi tersebut lambat laun akan menghilang karena sudah tidak adanya pelaku tradisi. Untuk generasi selanjutnya tentu sudah tidak akan menemui lagi tradisi warisan nenek moyang terdahulu karena telah tergantikan oleh tradisi baru.
            Barulah di saat memasuki zaman sejarah, manusia lambat laun mulai mengenal tulisan. Sehingga, di zaman inilah pendokumentasian secara baik dapat dilakukan. Karena ilmu yang telah mereka peroleh dari nenek moyang masih bisa dijumpai sampai kapanpun. Tidak hanya sekadar mengajarkan atau mentransfer ke orang lain, tetapi juga berusaha untuk mengikat ilmu tersebut dengan cara ditulis.
            Banyak keuntungan yang diperoleh terlebih bagi generasi yang akan datang. Karena masih bisa menjumpai tradisi terdahulu tanpa harus bertemu langsung dengan pelaku sejarah. Dengan begitu tradisi yang pernah ada akan terjaga eksistensinya di tengah-tengah masyarakat. Hingga akhirnya tulisan itu berkembang sehingga menjadi berbentuk buku.
            Begitu juga ketika membandingkan zaman orde baru dengan pasca orde baru atau bahasa lainnya zaman reformasi di Indonesia. Perkembangan buku sempat tersendat saat Indonesia memasuki zaman orde baru. Karena di zaman orde baru akses informasi sangatlah dibatasi oleh pemerintah yang berkuasa saat itu. Bisa disimpulkan kebebasan pers dibungkam sedemikian rupa sehingga akses informasi yang ada sangatlah minim.
            Hal itu memang sengaja dilakukan karena memang ada kepentingan politik tertentu yang ingin diberlakukan. Sehingga bisa disimpulkan bahwasannya media informasi dalam hal ini berbentuk buku dapat ditunggangi oleh kepentingan tertentu. Maka dari itu selain sebagai acuan sumber ilmu pengetahuan juga bisa dipakai sebagai sarana yang mengandung tujuan tertentu yang dilakukan oleh oknum tertentu pula.
            Sehingga buku-buku yang diperbolehkan beredar saat itu juga sangat terbatas. Terbatas hanya dalam ruang lingkup pembahasan bab-bab tertentu saja. Bahkan buku yang berisikan saran atau masukan bagi pemerintah saja sudah dianggap menyimpang dan akhirnya dibrendel. Orang yang menerbitkan pun sudah dianggap sebagai pelaku kudeta terhadap pemerintah.
            Sangatlah berbeda ketika zaman orde baru mengalami keruntuhan lalu berganti menjadi zaman reformasi sampai sekarang. Sekarang ini sudah dapat dilihat, buku-buku yang beredar. Entah itu di toko buku atau di pameran buku yang dilaksanakan. Buku-buku yang ada seakan-akan beredar tanpa batas. Topik pembahasannya pun semakin berkembang dan variatif tidak terbatas hanya salah satu topik saja.
            Ini merupakan salah satu pertanda baik bagi kemajuan ilmu pengetahuan baik itu yang telah ada atau pun berkaitan dengan hal-hal yang baru di mana dulu belum pernah muncul. Karena bukanlah hal yang mustahil muncul ilmu-ilmu baru yang memang sebelumnya belum pernah ada.
Sedangkan fungsi keberadaan buku di sini sangatlah mendukung. Karena semakin mempermudah akses ilmu pengetahuan yang semakin tidak terbendung kemajuannya. Hal ini juga menguntungkan semua pihak. Terutama bagi civitas pendidikan. Karena mereka merasa semakin dimudahkan akses ilmu pengetahuannya melalui perantara kehadiran buku.
Bagi mahasiswa kehadiran sumber ilmu berupa buku sangatlah dibutuhkan. Tidak jarang selain untuk menambah wawasan pengetahuan juga untuk menyelesaikan tugas-tugas dari dosen.  Dimana tugas-tugas dosen itu lebih sering terselesaikan dengan mencari materi-materi yang dibutuhkan.
Ditambah lagi sekarang tampilan buku yang ada tidak hanya berbentuk cetak atau media massa. Seiring kemajuan teknologi, tampilan buku yang ada bahkan ada yang berbentuk digital. Jadi semakin praktis saja, manusia tetap bisa menikmati fasilitas buku dalam jumlah banyak tanpa harus menghabiskan banyak biaya. Jadi munculnya buku harus dimanfaatkan sebaik-baik mungkin oleh seluruh masyarakat Indonesia agar Indonesia tidak tertinggal dengan bangsa lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar