Ilmu pengetahuan merupakan sesuatu
yang sangat berharga. Sangat berharga dibandingkan dengan harta kekayaan
sebanyak berapapun itu. Orang kaya ilmu lebih bernilai daripada orang kaya
harta. Karena orang kaya ilmu sampai kapanpun tidak akan bisa dibohongi.
Ditambah lagi kekayaan ilmu yang dimiliki bersifat tahan lama, tidak akan mudah
hilang asalkan selalu digunakan apalagi diaplikasikan.
Seakan sudah mengetahui betapa
berharganya ilmu, banyak orang berlomba-lomba memburunya. Salah satunya melalui
sarana pendidikan. Sudah menjadi hal yang lumrah jika setiap orang ingin
mengenyam pendidikan setinggi mungkin. Walaupun untuk menggapainya bukanlah
suatu hal yang mudah.
Selain melalui sarana pendidikan di
sekolah, masih banyak cara untuk mendapatkan ilmu, yaitu dengan mendapatkannya
dari sebuah benda yang bernama buku. Buku tanpa disadari turut andil dalam
kemajuan peradaban ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu keberadaan buku di tengah-tengah
masyarakat sangatlah berperan penting.
Apabila mencoba menengok ke
belakang, melihat sejarah masa silam peradaban manusia sangatlah berkembang
pesat. Dimana dulu ketika manusia baru memasuki zaman prasejarah. Zaman
prasejarah disaat manusia sama sekali belum mengenal tulisan. Mereka mengetahui
suatu ilmu lantas baru sebatas mempraktikkannya. Proses pewarisan ilmu juga
demikian. Generasi selanjutnya di zaman prasejarah, manusia mendapatkan warisan
ilmu kebudayaan melalui tradisi nenek
moyang yang selalu mentransfer ilmu dengan cara diajarkan secara langsung tanpa
ada catatan berupa tulisan.
Proses pewarisan ilmu yang demikian
mengandung banyak kekurangan. Apalagi jika generasi selanjutnya sudah
meninggalkan tradisi terdahulu. Pasti tradisi tersebut lambat laun akan
menghilang karena sudah tidak adanya pelaku tradisi. Untuk generasi selanjutnya
tentu sudah tidak akan menemui lagi tradisi warisan nenek moyang terdahulu
karena telah tergantikan oleh tradisi baru.
Barulah di saat memasuki zaman
sejarah, manusia lambat laun mulai mengenal tulisan. Sehingga, di zaman inilah
pendokumentasian secara baik dapat dilakukan. Karena ilmu yang telah mereka
peroleh dari nenek moyang masih bisa dijumpai sampai kapanpun. Tidak hanya
sekadar mengajarkan atau mentransfer ke orang lain, tetapi juga berusaha untuk
mengikat ilmu tersebut dengan cara ditulis.
Banyak keuntungan yang diperoleh
terlebih bagi generasi yang akan datang. Karena masih bisa menjumpai tradisi
terdahulu tanpa harus bertemu langsung dengan pelaku sejarah. Dengan begitu
tradisi yang pernah ada akan terjaga eksistensinya di tengah-tengah masyarakat.
Hingga akhirnya tulisan itu berkembang sehingga menjadi berbentuk buku.
Begitu juga ketika membandingkan
zaman orde baru dengan pasca orde baru atau bahasa lainnya zaman reformasi di
Indonesia. Perkembangan buku sempat tersendat saat Indonesia memasuki zaman
orde baru. Karena di zaman orde baru akses informasi sangatlah dibatasi oleh
pemerintah yang berkuasa saat itu. Bisa disimpulkan kebebasan pers dibungkam
sedemikian rupa sehingga akses informasi yang ada sangatlah minim.
Hal itu memang sengaja dilakukan
karena memang ada kepentingan politik tertentu yang ingin diberlakukan.
Sehingga bisa disimpulkan bahwasannya media informasi dalam hal ini berbentuk
buku dapat ditunggangi oleh kepentingan tertentu. Maka dari itu selain sebagai
acuan sumber ilmu pengetahuan juga bisa dipakai sebagai sarana yang mengandung
tujuan tertentu yang dilakukan oleh oknum tertentu pula.
Sehingga buku-buku yang
diperbolehkan beredar saat itu juga sangat terbatas. Terbatas hanya dalam ruang
lingkup pembahasan bab-bab tertentu saja. Bahkan buku yang berisikan saran atau
masukan bagi pemerintah saja sudah dianggap menyimpang dan akhirnya dibrendel.
Orang yang menerbitkan pun sudah dianggap sebagai pelaku kudeta terhadap
pemerintah.
Sangatlah berbeda ketika zaman orde
baru mengalami keruntuhan lalu berganti menjadi zaman reformasi sampai
sekarang. Sekarang ini sudah dapat dilihat, buku-buku yang beredar. Entah itu
di toko buku atau di pameran buku yang dilaksanakan. Buku-buku yang ada seakan-akan
beredar tanpa batas. Topik pembahasannya pun semakin berkembang dan variatif
tidak terbatas hanya salah satu topik saja.
Ini merupakan salah satu pertanda
baik bagi kemajuan ilmu pengetahuan baik itu yang telah ada atau pun berkaitan
dengan hal-hal yang baru di mana dulu belum pernah muncul. Karena bukanlah hal
yang mustahil muncul ilmu-ilmu baru yang memang sebelumnya belum pernah ada.
Sedangkan fungsi keberadaan buku di sini sangatlah mendukung. Karena
semakin mempermudah akses ilmu pengetahuan yang semakin tidak terbendung
kemajuannya. Hal ini juga menguntungkan semua pihak. Terutama bagi civitas
pendidikan. Karena mereka merasa semakin dimudahkan akses ilmu pengetahuannya
melalui perantara kehadiran buku.
Bagi mahasiswa kehadiran sumber ilmu berupa buku sangatlah dibutuhkan.
Tidak jarang selain untuk menambah wawasan pengetahuan juga untuk menyelesaikan
tugas-tugas dari dosen. Dimana
tugas-tugas dosen itu lebih sering terselesaikan dengan mencari materi-materi
yang dibutuhkan.
Ditambah lagi sekarang tampilan buku yang ada tidak hanya berbentuk cetak
atau media massa. Seiring kemajuan teknologi, tampilan buku yang ada bahkan ada
yang berbentuk digital. Jadi semakin praktis saja, manusia tetap bisa menikmati
fasilitas buku dalam jumlah banyak tanpa harus menghabiskan banyak biaya. Jadi
munculnya buku harus dimanfaatkan sebaik-baik mungkin oleh seluruh masyarakat
Indonesia agar Indonesia tidak tertinggal dengan bangsa lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar