Presented by Kareen el-Qalamy
Nampaknya
tiga kata yang dijadikan judul tulisan ini memang baru ngetrend akhir-akhir ini.
Apalagi hari ini, Kamis 21 Agustus 2014 merupakan hari yang ditunggu-tunggu. Mengapa
tidak? Setiap rakyat Indonesia sangat menantikan jawaban atau hasil keputusan
sidang sengketa pemilu presiden yang akan diumumkan oleh Mahkamah Konstitusi
(MK). Entah apapun hasilnya nanti, harapannya itulah yang terbaik bagi bangsa
Indonesia ke depannya.
Sebagai warga negara yang baik, harus bisa menerima
hasil keputusan tersebut dengan legowo.
Jangan sampai hanya dikarenakan hasil yang diumumkan tidak sesuai dengan
harapan sehingga menimbulkan pertikaian dan perpecahan antar masyarakat. Karena
dengan menerima apapun hasilnya nanti akan membantu proses pendewasaan sebagai
seorang warga negara.
Terlepas dari pembahasan hasil sengketa pilpres. Terstruktur,
sistematis dan masif merupakan tiga kata yang mempunyai definisi menurut
konteksnya. Jika tiga kata tersebut dipakai dalam konteks positif atau
berkaitan dengan hal-hal yang bersifat positif maka tiga kata tersebut
mempunyai definisi yang bagus. Begitu juga sebaliknya jika dipakai untuk
konteks negatif.
Salah satu contoh digunakan dalam konteks negatif
bisa dilihat di dalam fenomena pilpres yang baru saja terjadi. Bagi pihak-pihak
yang menilai bahwasannya terjadinya pilpres disertai dengan banyak kecurangan. Kecurangan-kecurangan
yang terjadi bersifat terstruktur, sistematis dan masif.
Untuk konteks positif, akan mencoba memberikan satu
contoh. Dikaitkan dengan dakwah yang dilakukan oleh da’i atau aktivis dakwah. Terstruktur,
sistematis dan masif sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan dakwah yang
dilakukan baik itu dalam tingkatan individu, keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Q.S As-Shaf (60): 4 yang
artinya,” Sesugguhnya Allah menyukai
orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur, seakan-akan mereka
seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” Sedangkan dakwah yang bersifat
terstruktur, sistematis dan masif ini merupakan salah satu metode dalam
pencapaian agar terbentuk barisan dakwah yang teratur seperti suatu bangunan
yang kokoh.
Terstruktur di sini bisa diartikan dalam kondisi
bersama-sama atau berjamaah. Karena berdakwah dengan berjamaah lebih efektif
dibandingkan dengan mereka yang berdakwah secara sendirian. Diibaratkan seperti
sapu lidi yang terdiri dari banyak lidi lebih efektif untuk membersihkan dari
pada hanya satu lidi. Sedangkan sistematis, dalam jamaah diperlukan formasi
atau diperlukannya susunan kepengurusan. Dalam konteks ini yang paling penting
penentuan ketua atau qiyadah dan
selebihnya sebagai anggota atau jundiyah.
Karena dengan terbentuknya struktur jamaah yang sistematis ini lebih memudahkan
ruang gerak dakwah di dalam proses pemetaan objek dakwah dan penentuan strategi
yang akan digunakan. Kalau masif, ketika sudah muncul jamaah dakwah maka
pergerakannya harus dilakukan secara masif atau menyeluruh. Menyeluruh di sini
dalam artian jamaah dakwah tersebut harus bisa melebarkan sayapnya, ada di
setiap daerah alias berkembang, semakin banyaknya jumlah kader dakwah yang mau
berkontribusi di jalan dakwah dan menginfiltrasi, menyebar di setiap lini atau
setiap bidang kehidupan manusia
Dengan konsepan dakwah yang terstruktur, sistematis
dan masif ini harapannya pergerakan dakwah bisa lebih efektif dan maksimal. Karena
kejahatan yang terorganisir akan dapat mengalahkan kebaikan yang tidak
terorganisir. Maka dari itu jundi-jundi
dakwah tidak boleh kalah dari segi strategi untuk terus melawan kebatilan agar
Islam dapat berjaya kembali di bumi Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar