Jumat, 27 Juni 2014

Kasihmu Sepanjang Jalan





Presented by Kareen el-Qalamy




            Sungguh sangat beruntung sekali mengenalmu. Allah anugerahkan dirimu untukku. Anugerah terindah yang pernah kumiliki. Tidak akan kutemui orang sepertimu. Bak malaikat turun ke bumi. Mencurahkan segenap kasih sayangmu. Untaian do’a terus mengalir membasahi bibirmu. Segenap jiwa dan raga engkau pertaruhkan. Siapa lagi kalau bukan ibu.
            Sejak dalam kandungan aku telah menyusahkanmu. Tetapi tiada sedikitpun engkau berkeluh kesah akan keadaanmu. Malahan senyummu kian hari kian mengembang, seiring dengan bertambah besarnya janin dalam perutmu. Bahkan ketika jiwa mungil itu terlahir ke dunia. Bertambah lengkap sudah kebahagiaanmu. Serta-merta beralih tanggung jawabmu menjadi seseorang yang selalu merawatku ketika diri ini belum berdaya.
            Merawat, mengasuh dan mendidik hingga aku beranjak dewasa. Semuanya engkau lakukan tanpa pamrih. Berbekal keikhlasan dan kesabaran, engkau lakukan kewajibanmu nyaris tanpa cacat sedikitpun. Laksana manusia sempurna, hatimu suci nan mulia. Sungguh aku bangga.
            Seiring berjalannya waktu. Aku telah dewasa. Begitu juga dirimu semakin lemah dimakan usia. Walaupun demikian, semangatmu tidak akan pernah pudar. Semangat yang selalu terpancar dari kedua matamu. Semangat untuk terus hidup dan melihat kesuksesan anak-anakmu.
            Semakin lama, semakin dekat kurasa. Keakraban denganmu sungguh membuat diri ini nyaman. Nasihatmu selalu menyejukkan hati ketika dilanda kegundahan. Namun, engkau seperti tidak akan pernah bosan mendengarkan keluh kesahku. Di tengah-tengah kesibukanmu, masih engkau sempatkan untukku.
            Di momen tertentu hati ini selalu dibuat trenyuh. Mengapa tidak? Engkau tidak hanya seorang pendidik di rumah bagi anak-anakmu, tetapi juga pendidik bagi anak orang lain. Demi menjalankan kewajibanmu, bahkan jarak berapa puluh km engkau tempuh. Tidak memandang cuaca hujan ataupun panas. Sungguh engkau wanita tangguh di mataku. Tangguh menjalankan kewajiban sebagai seorang pendidik dengan penuh kesabaran. Semoga ini menjadi amal jariyah yang melimpah untukmu. Kesehatan, pertolongan dan perlindungan-Nya selalu menyertaimu kapanpun dan di manapun engkau berada.
            Nampaknya ujian akan kesabaran belum usai menyambangimu. Di saat suasana rumah mulai tidak nyaman. Tidak sedikitpun muncul ekspresi marah dari raut wajahmu. Ketika apa yang terjadi tidak sesuai harapan, tidak lantas membuatmu kecewa. Seketika itu juga keputusan terbaik segera kau ambil untuk  mengembalikan suasana seperti sedia kala.
            Oh...ibu.... Sungguh pengorbananmu tiada tara, tiada pernah tergantikan oleh apapun di dunia ini. Cukup Allah yang membalas semua kebaikanmu. Memang pantas jika kasihmu sepanjang jalan, yang tidak akan pernah berhenti sampai akhir waktu.
I love you Mom....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar