Presented by Kareen el-Qalamy
Sungguh sangat beruntung sekali
mengenalmu. Allah anugerahkan dirimu untukku. Anugerah terindah yang pernah
kumiliki. Tidak akan kutemui orang sepertimu. Bak malaikat turun ke bumi.
Mencurahkan segenap kasih sayangmu. Untaian do’a terus mengalir membasahi
bibirmu. Segenap jiwa dan raga engkau pertaruhkan. Siapa lagi kalau bukan ibu.
Sejak dalam kandungan aku telah
menyusahkanmu. Tetapi tiada sedikitpun engkau berkeluh kesah akan keadaanmu.
Malahan senyummu kian hari kian mengembang, seiring dengan bertambah besarnya
janin dalam perutmu. Bahkan ketika jiwa mungil itu terlahir ke dunia. Bertambah
lengkap sudah kebahagiaanmu. Serta-merta beralih tanggung jawabmu menjadi
seseorang yang selalu merawatku ketika diri ini belum berdaya.
Merawat, mengasuh dan mendidik
hingga aku beranjak dewasa. Semuanya engkau lakukan tanpa pamrih. Berbekal
keikhlasan dan kesabaran, engkau lakukan kewajibanmu nyaris tanpa cacat
sedikitpun. Laksana manusia sempurna, hatimu suci nan mulia. Sungguh aku bangga.
Seiring berjalannya waktu. Aku telah
dewasa. Begitu juga dirimu semakin lemah dimakan usia. Walaupun demikian,
semangatmu tidak akan pernah pudar. Semangat yang selalu terpancar dari kedua
matamu. Semangat untuk terus hidup dan melihat kesuksesan anak-anakmu.
Semakin lama, semakin dekat kurasa.
Keakraban denganmu sungguh membuat diri ini nyaman. Nasihatmu selalu
menyejukkan hati ketika dilanda kegundahan. Namun, engkau seperti tidak akan
pernah bosan mendengarkan keluh kesahku. Di tengah-tengah kesibukanmu, masih
engkau sempatkan untukku.
Di momen tertentu hati ini selalu
dibuat trenyuh. Mengapa tidak? Engkau tidak hanya seorang pendidik di rumah
bagi anak-anakmu, tetapi juga pendidik bagi anak orang lain. Demi menjalankan
kewajibanmu, bahkan jarak berapa puluh km engkau tempuh. Tidak memandang cuaca
hujan ataupun panas. Sungguh engkau wanita tangguh di mataku. Tangguh
menjalankan kewajiban sebagai seorang pendidik dengan penuh kesabaran. Semoga
ini menjadi amal jariyah yang melimpah untukmu. Kesehatan, pertolongan dan
perlindungan-Nya selalu menyertaimu kapanpun dan di manapun engkau berada.
Nampaknya ujian akan kesabaran belum
usai menyambangimu. Di saat suasana rumah mulai tidak nyaman. Tidak sedikitpun
muncul ekspresi marah dari raut wajahmu. Ketika apa yang terjadi tidak sesuai
harapan, tidak lantas membuatmu kecewa. Seketika itu juga keputusan terbaik
segera kau ambil untuk mengembalikan
suasana seperti sedia kala.
Oh...ibu.... Sungguh pengorbananmu
tiada tara, tiada pernah tergantikan oleh apapun di dunia ini. Cukup Allah yang
membalas semua kebaikanmu. Memang pantas jika kasihmu sepanjang jalan, yang
tidak akan pernah berhenti sampai akhir waktu.
I love
you Mom....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar