Created by Kareen el-Qalamy
Allah sungguh sangat adil. Menciptakan setiap makhluknya secara berpasang- pasangan agar tidak ada ketimpangan di dalamnya. Sehingga timbul harmonisasi dalam kehidupan ini. Gelap-terang, senang-sedih, hidup-mati, bertemu-berpisah dan masih banyak lagi. Makhluk Allah yang dicipta salah satunya perempuan – pria. Dua makhluk yang sangat unik. Berawal dari diciptanya Adam di syurga, karena merasa kesepian lantas diciptanya Hawa untuk mengisi hari-hari kesendiriannya.
Dicipta dari tulang rusuk bagian kiri dari Adam, Hawa setia mendampinginya. Sampai suatu ketika datanglah iblis merasa iri dengan kenikmatan yang mereka peroleh. Mulailah iblis melancarkan serangan, menggoda dua insan tersebut. Namun mau bagaimana lagi, dimulai dari Hawa yang dengan mudahnya terpengaruh oleh bujuk rayuan sang iblis, lantas membuat Adam termakan juga. Sehingga menyebabkan Allah murka dan menurunkan mereka berdua ke dunia. Bahkan mereka diturunkan dalam keadaan terpisah satu sama lain.
Kisah yang sangat menyentuh. Yang menjadi sorotan di sini adalah Hawa. Hawa, seorang perempuan pertama yang diciptakan oleh Allah. Sungguh unik memang jika kita memperhatikan makhluk yang namanya perempuan. Seperti ada sesuatu yang dahsyat dibalik keelokan rupanya. Dibalik kelemahlembutannya, dibalik sifat dan karakter khas seorang perempuan. Diibaratkan layaknya dua mata uang yang saling berkebalikan.
Memang sudah kodratnya manusia diberikan dua pilihan untuk menentukan jalan hidupnya. Apakah mau memilih menapaki hidup berada dalam jalan petunjuk-Nya. Ataukah malah sebaliknya, lebih memilih hidup tanpa menghiraukan kaidah dan syariat agama. Begitu pula seorang perempuan.
Memilih untuk menjadi seorang baik-baik atau sebaliknya. “Baik-baik” di sini adalah menjadi seorang muslimah yang taat. Karena dibalik setiap pilihan ada tanggung jawab masing-masing. Apakah kita siap menanggung segala konsekuensinya atau tidak. Hal tersebut tentu mempengaruhi sikap dan perilaku keseharian. Kalau memilih untuk menjadi perempuan baik maka ia akan berusaha untuk berbuat yang baik pula. Sikap yang ditunjukkan akan menggambarkan karakter dan kepribadian yang dimiliki.
Begitu pula ketika berinteraksi dengan orang lain. Orang lain akan memberikan respon sesuai dengan apa yang kita sampaikan. Jadi semuanya kembali ke diri pribadi masing-masing. Apa-apa yang dilakukan efeknya akan kembali ke pelakunya sendiri. Jika bergaul denghan orang lain secara baik, dengan menghormati, menghargai, tidak menggangu hak-hak pribadi, maka suasana harmoni akan tercipta.
Namun akhir-akhir perlakuan terhadap perempuan cenderung negatif. Walaupun kedudukan perempuan sekarang ini sejajar dengan pria. Tetapi ada sesuatu yang aneh di sini, justru tingkat kejahatan dan kekerasan yang dialami perempuan semakin meningkat. Lihat saja banyak kasus atau tindak kriminal terjadi setiap saat dan dapat dijumpai dimanapun. Sekarang ini tindak kriminal yang paling rawan dialami oleh perempuan adalah pelecehan seksual. Kejadian tersebut terjadi di mana-mana bahkan kasus perkosaan pun terjadi di dalam angkot.
Sungguh fenomena yang sangat mengerikan. Bagaimana tidak, hal tersebut menandakan sudah sedemikian parahnya degradasi moral masyarakat. Dan yang paling dirugikan dalam masalah ini tentu perempuan. Lantas tidak serta merta menyalahkan pihak-pihak tertentu karena semuanya bertanggung jawab atas kasuss ini.
Walaupun perempuan menjadi korbannya, tidak menutup kemungkinan perempuan sendiri juga ikut bertanggung jawab. Karena kalau perempuan tidak memancing terlebih dahulu tentu terjadinya hal tersebut akan dapat diminimalisir. Dapat dilihat dari segi tren berbusana sekarang sudah sangat jauh mengalami pergeseran jika dibandingkan dengan zaman dulu. Tren berbusana sekarang lebih berani memperlihatkan aurat perempuan yang seharusnya tertutup rapat.
Tidak mengherankan dengan terbukanya aurat di sana-sini, nafsu birahi akan mudah terpancing khusunya bagi kaum pria. Karena mereka disuguhkan dengan pemandangan yang seharusnya tidak mereka lihat sehingga nafsu tersebut sulit untuk dikontrol maka aksi pemerkosaan sangat mudah terjadi dimanapun dan kapanpun itu. Bagi mereka yang sudah mempunyai pasangan hidup, nafsu yang muncul bisa segera disalurkan secara halal tentunya. Namun bagi mereka yang masih single hal tersebut tentu sangatlah menyiksa karena mereka harus menahan sekuat tenaga untuk tidak melakukan perbuatan bejat tersebut.
Upaya yang bisa dilakukan baik itu pria dan perempuan adalah dengan menundukkan pandangan dari hal-hal yang berbau porno. Dan yang menjadi kunci utama di sini adalah perempuan itu sendiri. Apabila perempuan bisa menjaga perhiasan yang seharusnya tidak mereka perlihatkan, dalam konteks di sini adalah pandai menjaga dan menutup aurat agar tidak sembarang orang bisa melihatnya kecuali mahramnya maka angka tindak pelecehan seksual akan bisa ditekan bahkan bisa menurun kuantitasnya. Dan secara otomatis derajat kemuliaan pereempuan dijunjung tinggi.
Diibaratkan laksana intan berlian yang kilaunya terus terpancar, tinggi nilainya karena dijaga dan disimpan rapi di tempat yang aman. Sungguh beruntung perempuan yang penampilan dan tingkah lakunya seperti intan berlian tersebut. Namun akan sangat berbeda jika diibaratkan seperti buah-buahan yang terbuka dijual di pinggir jalan. Sembarang orang bisa memegangnya secara leluasa. Buah-buahan tersebut tidak akan tahan lama dan akhirnya membusuk. Oleh sebab itu jangan mau menjadi buah, berusahalah untuk menjadi intan berlian sehingga hanya orang-orang pilihan yang bisa melihat keelokannya.
Minggu, 29 Januari 2012
Minggu, 22 Januari 2012
Potret Pemimpin Ideal
Presented by Kareen el-Qalamy
“Sungguh beruntung sekali jika negeri ini memiliki seorang pemimpin layakny Umar bin Khattab”,pikirku setelah melihat film Umar bin Khattab. Subhanallah, sungguh kepribadian yang mencerminkan sesosok pemimpin yang ideal. Mengapa tidak, beliau sang Amirul Mukminin sangatlah tidak rela jika masih ada rakyatnya yang menderita, hidup di bawah garis kemiskinan. Oleh karena itu hampir tiap malam dengan ditemani seorang sahabat, beliau berkeliling melihat kondisi masyarakatnya. Apakah ada yang masih memerlukan bantuan ataukah tidak.
Sampailah beliau di salah satu rumah seorang warga. Dikarenakan terkejut mendengar suara tangisan anak dari luar, akhirnya Umar bin Khattab memutuskan untuk singgah sejenak di rumah tersebut. Setelah dibukakan pintu, munculah seorang wanita paruh baya ditemani dengan dua orang anaknya. Sang anak sudah tertidur pulas sedangkan ibu terlihat sedang memasak. Akan tetapi masakannya tersebut tidak akan pernah matang, karena ternyata yang dimasak adalah batu. Ibu melakukan itu agar menenangkan hati buah hatinya supaya tidak terus-menerus merengek minta makan dan akhirnya tertidur dengan sendirinya dikarenakan terlalu lama menunggu masakannya matang
Dengan meluapkan kekesalannya, ibu tersebut menyalahkan sang Khalifahlah yang membuat keadaan perekonomian keluarganya seperti sekarang ini. Ibu tersebut beranggapan sebagai seorang pemimpin, Umar sudah selayaknya melayani masyarakat yaang masih sangat membutuhkan bantuan. Sang ibu tidak tahu bahwasannya seseorang yang ada dihadapannya tersebut adalah Umar bin Khatab. Timbullah rasa bersalah dibenak sang Khalifah, beliau lantas segera berpamitan untuk kembali. Disertai langkah cepat beliau menuju lumbung tempat penyimpanan persediaan bahan makanan. Sang Khalifah takut kalau tidak segera memberi bantuan kepada warganya, tidak ada yang bisa menjamin bahwasannya beliau masih hidup sampai besok pagi. Bisa saja Allah mencabut nyawanya kapanpun. Sungguh kepribadian yang sangat menakjubkan, segera menyelesaikan urusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak khususnya bagi warganya tanpa sedikitpun ada niatan untuk menunda-nunda.
Tidak tanggung-tanggung, Umar dengan tangannya sendiri memasukkan gandum ke dalam karung dan beberapa bahan makanan yang lain. Setelah itu beliau sendiri juga yang mengantarkan karung yang sudah penuh dengan bahan makanan tersebut menuju rumah sang ibu. Sesampainya di sana, alangkah bahagianya sang ibu. Tidak hanya sampai di situ pelayanan yang diberikan oleh sesosok pemimpin kepada rakyatnya. Bahkan beliau sendiri yang memasak bahan makanan yang dibawanya tadi agar segera dapat dinikmati. Akhirnya anak-anak dan ibu tersebut dapat menghilangkaan rasa lapar yang sedari tadi sudah sangat mendera. Sang ibu mengucapkan banyak terima kasih tanpa mengetahui bahwasannya Umar bin Khattab yang telah memberi bantuan adalah pemimpinnya selama ini.
Kisah yang sangat luar biasa. Cocok sekali untuk cerminan dan bahan renungkan tentang sosok pemimpin ideal itu seperti apa. Apabila kita bandingkan dengan mereka-mereka yang duduk di kursi pemerintahan, bagaimana pendapatnya? Pasti sudah bisa menafsirkan sendiri. Seperti yang telah dikatakan di awal paragraf pertama, berandai-andai sejenak jika negeri ini mempunyai pemimpin seperti Umar, kondisi yang dialamipun pasti sangat berbeda. Tentu tidak ada rakyat yang menderita dengan alasan tidak bisa tercukupinya kebutuhan sehari-hari.
Memang kondisinya sangatlah berbeda. Jika mengamati tingkah polah para pemimpim negeri ini sangatlah membuat pusing tujuh keliling. Mengapa tidak? Sebagai contoh di tengah-tengah keadaan perekonomian carut marut seperti sekarang, masih sempat-sempatnya para anggota dewan melakukaan hal yang tidak penting, yaitu merenovasi ruang sidang hingga menelan biaya yang sangat tidak sedikit. Padahal di luar sana masih banyak permasalahan di masyarakat yang harus diprioritaskan untuk diselesaikan.
Kira-kira di mana kepekaan para pemimpin terhadap permasalahan yang dialami oleh rakyat sehingga mereka bisa mengambil keputusan yang seharusnya memihak rakyat. Infrastruktur, fasilitas, sarana dan prasarana umum yang mestinya diprioritaskan. Jalan-jalan rusak, jembatan putus, gedung-gedung sekolah tidak layak pakai dan lain-lain, banyak dijumpai bahkan hampir di setiap daerah tidak segera diperbaiki. Anggaran yang ada seharusnya bisa dialokasikan untuk memperbaiki apa-apa yang secara langsung bisa dinikmati oleh rakyat malah dipakai untuk memenuhi kebutuhan pribadi para pemimpim tanpa memperhatikan bagaimana nasib rakyat kecil.
Tidak mengherankan karena sudah terlalu jengkel dengan ulah para pemimpin tersebut, bahkan ada yang rela melakukan aksi bakar diri di depan istana kepresidenan demi menuntut hak-hak rakyat yang sudah semestinya mereka dapatkan. Hal tersebut menandakan apakah kepekaan pemimpin terhadap penderitaan rakyat semakin berkurang atau malah para pemimpin sudah tidak lagi memiliki perasaan sehingga mereka seenaknya melakukan apa saja sesuka hati mereka tanpa memperhatikan nasib hajat hidup orang banyak?
Entah rakyat sendiri harus berbuat seperti apa lagi untuk menyadarkan pemimpin mereka. Salah satunya dengan do’a yang dipanjatkan oleh seluruh rakyat agar para pemimpin segera sadar kembali ke jalan yang benar dan dapat memimpim secara bijak.
“Sungguh beruntung sekali jika negeri ini memiliki seorang pemimpin layakny Umar bin Khattab”,pikirku setelah melihat film Umar bin Khattab. Subhanallah, sungguh kepribadian yang mencerminkan sesosok pemimpin yang ideal. Mengapa tidak, beliau sang Amirul Mukminin sangatlah tidak rela jika masih ada rakyatnya yang menderita, hidup di bawah garis kemiskinan. Oleh karena itu hampir tiap malam dengan ditemani seorang sahabat, beliau berkeliling melihat kondisi masyarakatnya. Apakah ada yang masih memerlukan bantuan ataukah tidak.
Sampailah beliau di salah satu rumah seorang warga. Dikarenakan terkejut mendengar suara tangisan anak dari luar, akhirnya Umar bin Khattab memutuskan untuk singgah sejenak di rumah tersebut. Setelah dibukakan pintu, munculah seorang wanita paruh baya ditemani dengan dua orang anaknya. Sang anak sudah tertidur pulas sedangkan ibu terlihat sedang memasak. Akan tetapi masakannya tersebut tidak akan pernah matang, karena ternyata yang dimasak adalah batu. Ibu melakukan itu agar menenangkan hati buah hatinya supaya tidak terus-menerus merengek minta makan dan akhirnya tertidur dengan sendirinya dikarenakan terlalu lama menunggu masakannya matang
Dengan meluapkan kekesalannya, ibu tersebut menyalahkan sang Khalifahlah yang membuat keadaan perekonomian keluarganya seperti sekarang ini. Ibu tersebut beranggapan sebagai seorang pemimpin, Umar sudah selayaknya melayani masyarakat yaang masih sangat membutuhkan bantuan. Sang ibu tidak tahu bahwasannya seseorang yang ada dihadapannya tersebut adalah Umar bin Khatab. Timbullah rasa bersalah dibenak sang Khalifah, beliau lantas segera berpamitan untuk kembali. Disertai langkah cepat beliau menuju lumbung tempat penyimpanan persediaan bahan makanan. Sang Khalifah takut kalau tidak segera memberi bantuan kepada warganya, tidak ada yang bisa menjamin bahwasannya beliau masih hidup sampai besok pagi. Bisa saja Allah mencabut nyawanya kapanpun. Sungguh kepribadian yang sangat menakjubkan, segera menyelesaikan urusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak khususnya bagi warganya tanpa sedikitpun ada niatan untuk menunda-nunda.
Tidak tanggung-tanggung, Umar dengan tangannya sendiri memasukkan gandum ke dalam karung dan beberapa bahan makanan yang lain. Setelah itu beliau sendiri juga yang mengantarkan karung yang sudah penuh dengan bahan makanan tersebut menuju rumah sang ibu. Sesampainya di sana, alangkah bahagianya sang ibu. Tidak hanya sampai di situ pelayanan yang diberikan oleh sesosok pemimpin kepada rakyatnya. Bahkan beliau sendiri yang memasak bahan makanan yang dibawanya tadi agar segera dapat dinikmati. Akhirnya anak-anak dan ibu tersebut dapat menghilangkaan rasa lapar yang sedari tadi sudah sangat mendera. Sang ibu mengucapkan banyak terima kasih tanpa mengetahui bahwasannya Umar bin Khattab yang telah memberi bantuan adalah pemimpinnya selama ini.
Kisah yang sangat luar biasa. Cocok sekali untuk cerminan dan bahan renungkan tentang sosok pemimpin ideal itu seperti apa. Apabila kita bandingkan dengan mereka-mereka yang duduk di kursi pemerintahan, bagaimana pendapatnya? Pasti sudah bisa menafsirkan sendiri. Seperti yang telah dikatakan di awal paragraf pertama, berandai-andai sejenak jika negeri ini mempunyai pemimpin seperti Umar, kondisi yang dialamipun pasti sangat berbeda. Tentu tidak ada rakyat yang menderita dengan alasan tidak bisa tercukupinya kebutuhan sehari-hari.
Memang kondisinya sangatlah berbeda. Jika mengamati tingkah polah para pemimpim negeri ini sangatlah membuat pusing tujuh keliling. Mengapa tidak? Sebagai contoh di tengah-tengah keadaan perekonomian carut marut seperti sekarang, masih sempat-sempatnya para anggota dewan melakukaan hal yang tidak penting, yaitu merenovasi ruang sidang hingga menelan biaya yang sangat tidak sedikit. Padahal di luar sana masih banyak permasalahan di masyarakat yang harus diprioritaskan untuk diselesaikan.
Kira-kira di mana kepekaan para pemimpin terhadap permasalahan yang dialami oleh rakyat sehingga mereka bisa mengambil keputusan yang seharusnya memihak rakyat. Infrastruktur, fasilitas, sarana dan prasarana umum yang mestinya diprioritaskan. Jalan-jalan rusak, jembatan putus, gedung-gedung sekolah tidak layak pakai dan lain-lain, banyak dijumpai bahkan hampir di setiap daerah tidak segera diperbaiki. Anggaran yang ada seharusnya bisa dialokasikan untuk memperbaiki apa-apa yang secara langsung bisa dinikmati oleh rakyat malah dipakai untuk memenuhi kebutuhan pribadi para pemimpim tanpa memperhatikan bagaimana nasib rakyat kecil.
Tidak mengherankan karena sudah terlalu jengkel dengan ulah para pemimpin tersebut, bahkan ada yang rela melakukan aksi bakar diri di depan istana kepresidenan demi menuntut hak-hak rakyat yang sudah semestinya mereka dapatkan. Hal tersebut menandakan apakah kepekaan pemimpin terhadap penderitaan rakyat semakin berkurang atau malah para pemimpin sudah tidak lagi memiliki perasaan sehingga mereka seenaknya melakukan apa saja sesuka hati mereka tanpa memperhatikan nasib hajat hidup orang banyak?
Entah rakyat sendiri harus berbuat seperti apa lagi untuk menyadarkan pemimpin mereka. Salah satunya dengan do’a yang dipanjatkan oleh seluruh rakyat agar para pemimpin segera sadar kembali ke jalan yang benar dan dapat memimpim secara bijak.
Jumat, 06 Januari 2012
Urgensi Kaderisasi
Created by Kareen el-Qalamy
Manusia selain makhluk individual juga sekaligus makhluk sosial. Dimana manusia sangatlah memerlukan interaksi antara satu orang dengan orang yang lain. Tanpa adanya interaksi maka tidak adanya hubungan antara manusia. Karena mereka tidak bisa menjalin hubungan tanpa adanya interaksi.
Namun kalau diperhatikan tidak sedikit orang yang merasa kesultan untuk menjalin interaksi dan bersosialisasi di sana. Terkadang menyendiri dari komunitas yang sebenarnya mengharuskan yang bersangkutan untuk terjun dan berkontribusi di sana. Maka timbulah rasa individualisme antar personal yang tentunya sangat tidak baik apabila dipraktikkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Bisa dilihat dampak dari gaya hidup individualisme yang sudah menjangkiti kehidupan masyarakat perkotaan. Mereka sangat bersikap acuh tak acuh dengan tetangga sebelah rumahnya. Tidak mau tahu dengan kondisi tetangganya, menyibukkan diri dengan aktivitasnya masing-masing karena yang terpenting adalah kebutuhan hidupnya tercukupi.
Padahal sesuai fitrahnya manusia adalah makhluk sosial. Tidak bisa hidup sendiri tanpa adanya bantuan orang lain. Oleh sebab itu diperlukan suatu komunitas yang berfungsi untuk membangun kedekatan personal dan mempermudah untuk merealisasikan apabila antar anggota komunitas tersebut memiliki visi, misi dan tujuan yang sama. Dan komunitas tersebut tentunya bersifat sesuai dengan bakat atau bidangnya masing-masing.
Biasanya komunitas tersebut sering dinamakan organisasi. Organisasi adalah sebuah perkumpulan dimana orang-orang yang tergabung di dalamnya memiliki semangat untuk merealisasikan tujuan yang sama dan bersifat terstruktur, tersistematis. Karena dengan dibentuknya komunitas tersebut semakin mempermudah dan mempercepat tujuan segera tercapai. Suatu tujuan atau visi,misi yang diinginkan akan segera tercapai apabila dikerjakan secara bersama-sama. Itulah gunanya bergabung dalam suatu organisasi.
Ada banyak hal yang menunjang dan mendukung eksistensi dari suatu organisasi. Terutama mengenai jumlah anggota yang aktif berperan di dalamnya sangatlah berpengaruh. Tidak seikit organisasi yang memang dari sisi kuantitas naggota yang tergabung di dalamnya tidak sedikit tetapi kalau dilihat realitasnya yang aktif berperan serta ternyata sangatlah sedikit dan terbatas jumlahnya. Walaupun secara kuantitas bisa dikatakan bagus tetapi secara kualitas ternyata sangatlah berbanding terbalik.
Sebenarnya yang dipentingkan tidaklah banyaknya kuantitas tetapi kualitasnya yang diutamakan. Namun bukan berarti perekrutan anggota dalam nominal besar tidak perlu dilakukan. Keduanya harus seimbang karena suatu organisasi dapat berjalan dinamis jika dari segi kualitas dan kuantitas anggotanya seimbang.
Sedangkan ada bagian tersendiri yang bertugas untuk menangani terkait perekrutan anggota dan mengenai proses pembinaan anggota. Pada awalnya anggota yang baru tergabung dalam organisasi tersebut dinamakan sebagai anggota baru misalnya, setelah itu ada serangkaian prosesi yang harus dijalani oleh anggota baru tersebut yang secara otomatis mengantarkannya untuk persiapan menjadi calon pengurus.
Kalau dalam organisasi yang menjadikan dakwah sebagai tujuan utamanya bagian tersendiri tersebut dinamakan proses kaderisasi atau alur kaderisasi. Dimana melalui alur kaderisasi tersebut hidup mati suatu organisasi dipertaruhkan. Karena di kaderisasi inilah disebut-sebut sebagai jantungnya suatu organisasi dakwah. Kalau jantungnya sudah berhenti berdetak itu tandanya organisasi tersebut telah mati alias bubar. Bubarnya suatu organisasi apalagi suatu organisasi dakwah sangatlah berbahaya karena langsung bersinggungan dengan kondisi umat pada umumnya.
Oleh karena itu alur dan proses kaderisasi harus senantiasa dilakukan. Tanpa mengenal lelah mencetak kader yang sesuai dengan indikator atau kriteria yang telah ditetapkan oleh organisasi tersebut. Sehingga terbentuklah kepribadian-kepribadian yang unggul dan bisa membawa organisasi tersebut kepada masa depan yang lebih baik. Selain itu dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
Manusia selain makhluk individual juga sekaligus makhluk sosial. Dimana manusia sangatlah memerlukan interaksi antara satu orang dengan orang yang lain. Tanpa adanya interaksi maka tidak adanya hubungan antara manusia. Karena mereka tidak bisa menjalin hubungan tanpa adanya interaksi.
Namun kalau diperhatikan tidak sedikit orang yang merasa kesultan untuk menjalin interaksi dan bersosialisasi di sana. Terkadang menyendiri dari komunitas yang sebenarnya mengharuskan yang bersangkutan untuk terjun dan berkontribusi di sana. Maka timbulah rasa individualisme antar personal yang tentunya sangat tidak baik apabila dipraktikkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Bisa dilihat dampak dari gaya hidup individualisme yang sudah menjangkiti kehidupan masyarakat perkotaan. Mereka sangat bersikap acuh tak acuh dengan tetangga sebelah rumahnya. Tidak mau tahu dengan kondisi tetangganya, menyibukkan diri dengan aktivitasnya masing-masing karena yang terpenting adalah kebutuhan hidupnya tercukupi.
Padahal sesuai fitrahnya manusia adalah makhluk sosial. Tidak bisa hidup sendiri tanpa adanya bantuan orang lain. Oleh sebab itu diperlukan suatu komunitas yang berfungsi untuk membangun kedekatan personal dan mempermudah untuk merealisasikan apabila antar anggota komunitas tersebut memiliki visi, misi dan tujuan yang sama. Dan komunitas tersebut tentunya bersifat sesuai dengan bakat atau bidangnya masing-masing.
Biasanya komunitas tersebut sering dinamakan organisasi. Organisasi adalah sebuah perkumpulan dimana orang-orang yang tergabung di dalamnya memiliki semangat untuk merealisasikan tujuan yang sama dan bersifat terstruktur, tersistematis. Karena dengan dibentuknya komunitas tersebut semakin mempermudah dan mempercepat tujuan segera tercapai. Suatu tujuan atau visi,misi yang diinginkan akan segera tercapai apabila dikerjakan secara bersama-sama. Itulah gunanya bergabung dalam suatu organisasi.
Ada banyak hal yang menunjang dan mendukung eksistensi dari suatu organisasi. Terutama mengenai jumlah anggota yang aktif berperan di dalamnya sangatlah berpengaruh. Tidak seikit organisasi yang memang dari sisi kuantitas naggota yang tergabung di dalamnya tidak sedikit tetapi kalau dilihat realitasnya yang aktif berperan serta ternyata sangatlah sedikit dan terbatas jumlahnya. Walaupun secara kuantitas bisa dikatakan bagus tetapi secara kualitas ternyata sangatlah berbanding terbalik.
Sebenarnya yang dipentingkan tidaklah banyaknya kuantitas tetapi kualitasnya yang diutamakan. Namun bukan berarti perekrutan anggota dalam nominal besar tidak perlu dilakukan. Keduanya harus seimbang karena suatu organisasi dapat berjalan dinamis jika dari segi kualitas dan kuantitas anggotanya seimbang.
Sedangkan ada bagian tersendiri yang bertugas untuk menangani terkait perekrutan anggota dan mengenai proses pembinaan anggota. Pada awalnya anggota yang baru tergabung dalam organisasi tersebut dinamakan sebagai anggota baru misalnya, setelah itu ada serangkaian prosesi yang harus dijalani oleh anggota baru tersebut yang secara otomatis mengantarkannya untuk persiapan menjadi calon pengurus.
Kalau dalam organisasi yang menjadikan dakwah sebagai tujuan utamanya bagian tersendiri tersebut dinamakan proses kaderisasi atau alur kaderisasi. Dimana melalui alur kaderisasi tersebut hidup mati suatu organisasi dipertaruhkan. Karena di kaderisasi inilah disebut-sebut sebagai jantungnya suatu organisasi dakwah. Kalau jantungnya sudah berhenti berdetak itu tandanya organisasi tersebut telah mati alias bubar. Bubarnya suatu organisasi apalagi suatu organisasi dakwah sangatlah berbahaya karena langsung bersinggungan dengan kondisi umat pada umumnya.
Oleh karena itu alur dan proses kaderisasi harus senantiasa dilakukan. Tanpa mengenal lelah mencetak kader yang sesuai dengan indikator atau kriteria yang telah ditetapkan oleh organisasi tersebut. Sehingga terbentuklah kepribadian-kepribadian yang unggul dan bisa membawa organisasi tersebut kepada masa depan yang lebih baik. Selain itu dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
Minggu, 01 Januari 2012
Artis vs Ilmuwan
Created by Kareen el-Qalamy
Siapa yang tidak mau menjadi orang pandai? Bahasa kerennya orang intelek. Merupakan hal yang lumrah apabila manusia berlomba-lomba mengenyam pendidikan Pendidikan pun sekarang sudah menjadi kebutuhan primer, jadi tidak hanya sebatas kebutuhan akan sandang, pangan dan papan saja. Oleh sebab itu wajar jika para orang tua berlomba-lomba menyekolahkan anaknya setinggi mungkin.
Begitu urgennya pendidikan sampai-sampai pemerintah juga tidak bisa lepas tangan akan hal ini. Bahkan sebesar 20% dari APBN dialokasikan seluruhnya di bidang pendidikan. Sungguh jumlah nominal yang tidak tanggung-tanggung. Harapannya ke depan bangsa Indonesia dapat unggul di bidang pendidikan sehingga tidak jauh tertinggal dibandingkan dengan bangsa lain. Karena sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-empat,”Mencerdaskan kehidupan bangsa”. Tidak sebatas pemerintah namun semua elemen masyarakat juga harus turut serta mewujudkannya.
Tidak hanya pendidikan, salah satu yang menjadi kebutuhan primer yang lain adalah mengenai hiburan. Iya, hiburan karena dengan hiburan manusia dapat melepas semua kepenatan dan kejenuhan yang ada setelah berinteraksi dengan segudang aktivitas rutin sehari-hari. Jadi tidak heran jika di akhir minggu di hari Minggu misalnya tempat-tempat rekreasi penuh sesak oleh pengunjung entah itu wisatawan domestik maupun wisatwan asing.
Ada banyak sekali jenis-jenis hiburan yang ditawarkan. Bahkan tidak sedikit diantaranya yang menjanjikan kehidupnya akan terjamin apabila terjun di dunia hiburan. Sebagai contoh bisa ditengok kehidupan para artis. Para artis yang biasa disebut sebagai entertainer ini memang dilihat secara sekilas kehidupannya bergelimang harta. Tidak hanya tercukupinya kebutuhan harian bahkan lebih. Mereka bisa membeli apa-apa yang mereka mau dan mereka inginkan. Tidak hanya sebatas membeli apa-apa yang mereka butuhkan.
Fenomena-fenomena seperti inilah yang sering dijadikan cerminan khususnya bagi masyarakat yang berada di kalangan menengah ke bawah. Mulai dari berandai-andai ingin menjadi selebritis sampai ingin menjadi orang terkenal. Maka dari itu sekarang ini banyak sekali bermunculan artis dadakan hanya karena video unik mereka diupload lewat situs YouTube sehingga memungkinkan semua orang dapat mengaksesnya.
Hal tersebut didukung pula dengan maraknya media pertelevisian yang secara langsung memfasilitasi semakin mudahnya jika ingin menjadi artis terkenal. Lihat saja berbagai audisi ramai digelar. Audisi yang sedang digandrungi dimana sasarannya adalah kaum ABG tersebut salah satunya audisi boyband dan girlband. Karena apabila dilihat memang cukup menjanjikan apalagi bagi penyelenggara audisi tersebut. Sungguh bisnis yang bisa mendatangkan keuntungan yang tidak tanggung-tanggung banyaknya.
Hal tersebut berdampak pada semakin bermunculannya kelompok-kelompok boyband dan girlband seperti halnya jamur di musim penghujan. Dengan iming-iming kepopuleran dan honor yang tidak sedikit, ternyata sangatlah ampuh menyedot perhatian remaja saat ini. Sehingga mereka hanya bermodalkan penampilan menarik, suara baguspun tidak menjadi prioritas utama karena semuanya dapat disetting sedemikian rupa.
Menjadi sosok yang digemari, mempunyai banyak fans dan digandrungi semua orang siapa yang tidak tergiur. Hal tersebut juga berimbas pada industri hiburan di tanah air yang berlomba-lomba menampilkan acara semacam itu demi menyedot perhatian pemirsa. Secara otomatis mesin pencetak uang pun bisa mereka miliki. Sehingga tidak salah jika acara-acara tersebut menempati rating teratas dengan jumlah pemirsa paling banyak.
Sangatlah berbeda jika tayangan yang disajikan oleh insan pertelevisian tersebut adalah acara-acara yang berbau pendidikan. Padahal efek yang ditimbulkan pun sangatlah berbeda. Hal tersebut secara tidak langsung menganaktirikan hal-hal yang berbau nonhiburan. Bisa dilihat dengan sangat terbatasnya acara-acara yaang menyajikan unsur pendidikan di situ.
Image yang ditimbulkan pun juga berubah terlebih bagi masyarakat awam. Beranggapan bahwasannya mengapa harus bersusah payah bersekolah setinggi mungkin jika dengan bermodal penampilan menarik, harta melimpah bisa diraih yaitu dengan menjadi seorang artis. Hal tersebut berdampak adanya kesenjangan antara kedua profesi yang sangat berbeda. Profesi sebagai artis yang sangat dielu-elukan oleh sebagian besar masyarakat daripada ilmuwan atau orang-orang pandai.
Banyak sekali contohnya ilmuwan yang lebih memilih mengabdikan diri di luar negeri daripada di dalam negeri. Pak BJ. Habibie yang notabene orang dengan IQ tertinggi di Indonesia lebih memilih tinggal di Jerman dan mengaplikasikan ilmunya di sana daripada di Indonesia. Nampaknya pemerintah kurang memberikan apresiasi atau semacam penghargaan untuk mereka yang memiliki segudang prestasi di bidang akademik Karena orang-orang ahli dan cakap di bidangnya lebih dibutuhkan terutama untuk mengatasi problem-problem yang sedang dihadapi oleh bangsa ini.
Siapa yang tidak mau menjadi orang pandai? Bahasa kerennya orang intelek. Merupakan hal yang lumrah apabila manusia berlomba-lomba mengenyam pendidikan Pendidikan pun sekarang sudah menjadi kebutuhan primer, jadi tidak hanya sebatas kebutuhan akan sandang, pangan dan papan saja. Oleh sebab itu wajar jika para orang tua berlomba-lomba menyekolahkan anaknya setinggi mungkin.
Begitu urgennya pendidikan sampai-sampai pemerintah juga tidak bisa lepas tangan akan hal ini. Bahkan sebesar 20% dari APBN dialokasikan seluruhnya di bidang pendidikan. Sungguh jumlah nominal yang tidak tanggung-tanggung. Harapannya ke depan bangsa Indonesia dapat unggul di bidang pendidikan sehingga tidak jauh tertinggal dibandingkan dengan bangsa lain. Karena sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-empat,”Mencerdaskan kehidupan bangsa”. Tidak sebatas pemerintah namun semua elemen masyarakat juga harus turut serta mewujudkannya.
Tidak hanya pendidikan, salah satu yang menjadi kebutuhan primer yang lain adalah mengenai hiburan. Iya, hiburan karena dengan hiburan manusia dapat melepas semua kepenatan dan kejenuhan yang ada setelah berinteraksi dengan segudang aktivitas rutin sehari-hari. Jadi tidak heran jika di akhir minggu di hari Minggu misalnya tempat-tempat rekreasi penuh sesak oleh pengunjung entah itu wisatawan domestik maupun wisatwan asing.
Ada banyak sekali jenis-jenis hiburan yang ditawarkan. Bahkan tidak sedikit diantaranya yang menjanjikan kehidupnya akan terjamin apabila terjun di dunia hiburan. Sebagai contoh bisa ditengok kehidupan para artis. Para artis yang biasa disebut sebagai entertainer ini memang dilihat secara sekilas kehidupannya bergelimang harta. Tidak hanya tercukupinya kebutuhan harian bahkan lebih. Mereka bisa membeli apa-apa yang mereka mau dan mereka inginkan. Tidak hanya sebatas membeli apa-apa yang mereka butuhkan.
Fenomena-fenomena seperti inilah yang sering dijadikan cerminan khususnya bagi masyarakat yang berada di kalangan menengah ke bawah. Mulai dari berandai-andai ingin menjadi selebritis sampai ingin menjadi orang terkenal. Maka dari itu sekarang ini banyak sekali bermunculan artis dadakan hanya karena video unik mereka diupload lewat situs YouTube sehingga memungkinkan semua orang dapat mengaksesnya.
Hal tersebut didukung pula dengan maraknya media pertelevisian yang secara langsung memfasilitasi semakin mudahnya jika ingin menjadi artis terkenal. Lihat saja berbagai audisi ramai digelar. Audisi yang sedang digandrungi dimana sasarannya adalah kaum ABG tersebut salah satunya audisi boyband dan girlband. Karena apabila dilihat memang cukup menjanjikan apalagi bagi penyelenggara audisi tersebut. Sungguh bisnis yang bisa mendatangkan keuntungan yang tidak tanggung-tanggung banyaknya.
Hal tersebut berdampak pada semakin bermunculannya kelompok-kelompok boyband dan girlband seperti halnya jamur di musim penghujan. Dengan iming-iming kepopuleran dan honor yang tidak sedikit, ternyata sangatlah ampuh menyedot perhatian remaja saat ini. Sehingga mereka hanya bermodalkan penampilan menarik, suara baguspun tidak menjadi prioritas utama karena semuanya dapat disetting sedemikian rupa.
Menjadi sosok yang digemari, mempunyai banyak fans dan digandrungi semua orang siapa yang tidak tergiur. Hal tersebut juga berimbas pada industri hiburan di tanah air yang berlomba-lomba menampilkan acara semacam itu demi menyedot perhatian pemirsa. Secara otomatis mesin pencetak uang pun bisa mereka miliki. Sehingga tidak salah jika acara-acara tersebut menempati rating teratas dengan jumlah pemirsa paling banyak.
Sangatlah berbeda jika tayangan yang disajikan oleh insan pertelevisian tersebut adalah acara-acara yang berbau pendidikan. Padahal efek yang ditimbulkan pun sangatlah berbeda. Hal tersebut secara tidak langsung menganaktirikan hal-hal yang berbau nonhiburan. Bisa dilihat dengan sangat terbatasnya acara-acara yaang menyajikan unsur pendidikan di situ.
Image yang ditimbulkan pun juga berubah terlebih bagi masyarakat awam. Beranggapan bahwasannya mengapa harus bersusah payah bersekolah setinggi mungkin jika dengan bermodal penampilan menarik, harta melimpah bisa diraih yaitu dengan menjadi seorang artis. Hal tersebut berdampak adanya kesenjangan antara kedua profesi yang sangat berbeda. Profesi sebagai artis yang sangat dielu-elukan oleh sebagian besar masyarakat daripada ilmuwan atau orang-orang pandai.
Banyak sekali contohnya ilmuwan yang lebih memilih mengabdikan diri di luar negeri daripada di dalam negeri. Pak BJ. Habibie yang notabene orang dengan IQ tertinggi di Indonesia lebih memilih tinggal di Jerman dan mengaplikasikan ilmunya di sana daripada di Indonesia. Nampaknya pemerintah kurang memberikan apresiasi atau semacam penghargaan untuk mereka yang memiliki segudang prestasi di bidang akademik Karena orang-orang ahli dan cakap di bidangnya lebih dibutuhkan terutama untuk mengatasi problem-problem yang sedang dihadapi oleh bangsa ini.
Langganan:
Postingan (Atom)