Presented by Kareen el-Qalamy
Apakah kita sudah benar-benar merdeka?
Pertanyaan di
atas menggelitik untuk dikaji apalagi bertepatan memasuki bulan Agustus
(Ups...sorry kalau Agustusnya dah mo habis). Memang, setiap tahun di tanggal 17
Agustus kita pasti tidak pernah melewatkan moment bersejarah bangsa Indonesia. Ketika
68 tahun yang lalu bangsa ini bisa melepaskan diri dari cengkeraman penjajah selama
3,5 abad.
Sebagai seorang
warga negara kita patut bersyukur atas nikmat kemerdekaan yang telah kita
rasakan sekarang. Lantas bagaimana sih yang dimaksud dengan merdeka itu? Apakah
hanya sekadar lepas dari cengkeraman penjajah saja atau bagaimana? Sudah 68
tahun bangsa ini merdeka namun apa yang sudah diperoleh atau pencapaian apa
sajakah yang telah diraih bangsa ini?
Berbagai pertanyaan
muncul berkaitan dengan hari kemerdekaan bangsa Indonesia tercinta. Namun apakah
benar bangsa ini telah benar-benar merdeka seutuhnya?
Merdeka dari penjajahan segi militer
dan fisik sih iya, namun segi budaya, pemikiran, ekonomi, pendidikan dll apakah
sudah merdeka? Sepertinya belum. Dari segi budaya, lihat saja remaja kita sekarang
lebih menyukai budaya luar negeri – terlebih Korean holic – dari pada budaya
kita sendiri. Segi pemikiran, lagi-lagi remaja kita yang menjadi sasaran. Mereka
dicekoki dengan pemikiran-pemikiran Barat yang berujung pada kerusakan moral. Di
bidang ekonomi dan industri apalagi, bangsa kita hampir dibanjiri produk impor
sehingga kepercayaan masyarakat terhadap produk dalam negeri menurun. Masyarakat
kita lebih bangga jika bisa membeli produk luar negeri dengan harga yang sangat
mahal daripada produk dalam negeri.
Itu baru sebagian kecil fenomena-fenomena
yang terjadi. Lantas apa yang bisa kita lakukan? Kita bisa lakukan aksi
walaupun dinilai kecil yakni dengan mengisi kemerdekaan. Melakukan aksi sesuai
dengan profesi kita masing-masing dan seprofesional mungkin. Salah satunya
dengan gerakan,”Bangga dan Cintai Produk dalam Negeri”, “Bangga dan Cintai
Kebudayaan dalam Negeri”, semoga bisa mengantarkan Indonesia kepada makna
kemerdekaan sesungguhnya.